05. Saling Berbagi Cerita

101 50 1
                                    

Setengah jam berlalu dengan tidak lancar. Mayuna menangis dan Jayden hanya diam sambil mengelus punggung kecil itu. Niat awalnya bertemu dengan Mayuna terpaksa dikesampingkan melihat betapa kacaunya gadis itu. Jayden masih mempunyai hati untuk tidak berempati.

"Udah?" Tanya Jayden melihat Mayuna mengelap sisa air mata.

Mayuna mengangguk sekali. "Thanks."

Tanpa alasan Jayden tersenyum dalam hati. Baru kali ini Jayden merasa bahagia hanya karena menjadi sandaran dadakan. Melihat wajah merah Mayuna, Jayden juga menjadi gemas? seketika! Astaga, apa yang terjadi dengan Jayden?

"Suatu saat lo yang bakal gue jadiin tempat bersandar, Yuna. Karena hari ini lo nyender ke gue."

Sedikit sudut bibir Mayuna menukik, "gue kira gratis." Meski dengan suara parau, tapi nada dan suaranya masih bisa Jayden tangkap dengan jelas.

"Nggak ada yang gratis di zaman sekarang, Yun. Lo tau, kan?"

Mendadak nada bicara Jayden terdengar serius di telinga Mayuna.

"To the point. Tujuan lo ajak gue ketemu apa?" Mayuna mengubah mimik muka menatap intensif mata Jayden.

"Nggak ada tujuan khusus." Bohong Jayden yang kemudian berdiri dari kursi kayu. Berjalan mendekati pembatas kemudian menyenderkan tubuh menghadap Mayuna.

"Gue nggak percaya, Jayden! Hal apa yang pengen lo ketahui tentang gue?"

Tepat sasaran. Jayden tergagap mendengarnya, "gue boleh nanya?" Jayden lebih memilih mengalah dan terbuka. Bisa jadi ini sebagai kartu ASnya.

"Sure, gue udah hapal sama hal-hal yang lo lakuin. Deketin gue buat cari muka? Cari sesuatu yang dapat menguntungkan kalian."

Lagi, Jayden semakin dibuat gugup dengan fakta bahwa Mayuna tahu dan terkejut ternyata dia juga tidak kaget lagi dengan orang-orang yang sengaja mendekatinya untuk memperoleh profit lebih.

Tapi dengan fakta itu, Jayden berpikir pada beberapa hal, "kalau udah tahu mereka deketin lo buat cari keuntungan, kenapa lo nggak nolak atau menghindar?" Alih-alih bertanya pada tujuan awal, Jayden lebih ingin tahu hal ini.

Mayuna berdiri disamping Jayden menatap bawah, "mau gue tolak atau terima, gue bakal tetep jadi patung bernyawa."

"Mayuna──"

"Gue pengen mati, Jayden!" Menolehkan kepala ke arah Jayden.

Bisa Jayden lihat jika mata gadis itu hanya memancarkan rasa putus asa dan menyerah. Tidak ada harapan hidup.

Jika Jayden pernah menyumpah serapahi takdirnya yang buruk, hidup di keluarga toxic, dan hanya menjadi mesin pencetak uang. Maka Jayden kali ini merasa malu, sebab ada orang yang hidupnya lebih parah dari Jayden. Mayuna Larasati.

Kemarin setelah kembali dari rumah sakit, Jayden bercerita pada Bastian dan John mengenai takdir tak terduga yang yang memudahkan Jayden mendekati Mayuna. Jayden bercerita semua pada mereka tanpa tertinggal mengenai hal tidak terduga di ruang Dokter Felis.

Jayden rasa Mayuna bahkan lebih diperlakukan buruk dibanding Jayden. Lalu apa saja kejahatan yang telah dilakukan orang tua gadis itu?

"Gue sekarang minder liat lo, Yuna."

Kekehan kecil tercetak jelas, "karena?"

"Gue pernah bilang ke tuhan buat tukar nasib, gue kira kalau garis takdir gue adalah yang terburuk, tapi ternyata lo yang lebih nggak baik-baik aja dan masih bisa diam menerima? Gue nggak tahu seberapa besar masalah lo, tapi masalah gue yang sebesar ini udah bikin gue gila. Apalagi lo?"

Skandal ||•Jung Jaehyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang