12. Hah, Terbongkar?

88 21 2
                                    

"Loh, Bang?" pekik pertama kali Melki saat melihat Jayden duduk santai dengan mengangkat kaki di atas meja ruang tengah.

Sedangkan pelaku hanya cengengesan tanpa dosa sambil nyemil kripik singkong. Sedetik kemudian kembali terfokus pada hiburan televisi.

Mentang-mentang weekend jadi bisa selonjoran bebas. Melupakan fakta kekacauan yang diperbuatnya kemarin pagi.

Omong-omong, semua orang sudah tahu perihal berita kurang mengenakkan yang menyeret nama keluarga Jayden, Mayuna, dan Kalana. Tentu berita seperti itu pasti mudah tersebar dan menjadi hot topik. Mengingat seberapa besarnya nama keluarga Kalana dan Jayden. Apalagi mereka akan melakukan pencalonan diri di tahun depan.

Namun, tak seorang pun tahu jika bad news itu dibuat oleh Jayden, kecuali Mayuna dan pihak Jayden. Bahkan Bastian pun yang notabenenya anak dari Ariya tidak tahun. Jayden benar-benar sudah merencanakan sedemikian rupa agar tidak mudah tercium.

"Mending beresin nama baik keluarga lo daripada rebahan nggak jelas gitu, Bang!" sahut Melki di belakang Jayden.

Niat Melki pada siang ini adalah mengunjungi Johnny yang sedang meminta bantuannya agar difoto dengan kamera. Sebenarnya bisa saja meminta bantuan Jayden atau Juna yang kebetulan juga ada di kontrakan. Tapi dua makhluk itu tidak bisa diajak serius.

Johnny sedang foto untuk mendapaftar kerja. Seharusnya bisa saja meminta bantuan kepada Jayden atau Juna, tapi kedua adik tingkatnya itu tidak bisa diajak kompromi. Yang ada mereka tertawa dan memberikan ide foto gila. Jayden dengan foto jamet ala bapak-bapak atau Juna yang berpose andalan alay layaknya bocah freak.

"Beresin pake apa? Vacum cleaner?" balas Jayden menyahuti Melki. Tidak sedikitpun mengalihkan perhatian dari tayangan televisi yang sedang memperlihatkan adegan sedih. Sedikit informasi saja, Jayden menyukai sinetron yang diproduksi oleh ikan pari. Katanya bisa menghibur dirinya yang tengah stres, kadang kala.

"Anjrot, bisa sesantai itu lo, Ngab? Yang bener aja, deh!" membuat kaget Melki. Memang sih, Jayden tergolong orang yang santai dan tidak mudah grasak-grusuk seperti Juan ataupun Melki. Tapi ini terlalu santai. Di saat semua orang pusing memikirkan perasaan dan mental Jayden, justru orang yang dipikirkan malah lesehan seperti bayi lahir.

Iya, semenjak kemarin handphone Jayden berisik oleh orang-orang yang memberi kata mutiara semangat untuknya. Bahkan sampai masuk ke base kampus. Ada juga salah satu anak radio kampus yang meminta Jayden sebagai bintang tamu. Tapi Jayden adalah Jayden. Tidak mungkin, kan! Jayden yang membuat berita itu, tapi dia juga yang harus mengklarifikasi? Tidak lucu!

"Gue sih santai aja. Nikmatin hidup selagi masih bisa ketawa-ketawa."

"Kan! Otak lo sengklek beneran deh, Ngab!"

Akhirnya Jayden menatap Melki jengkel, "iya, soalnya dikasih makanan haram mulu gue."

"Anjeeng!" Melki hanya mampu mengumpat saja. Berbicara dengan Jayden selalu membuatnya mengabsen semua nama binatang.

Jayden tertawa lebar. Senang melihat reaksi adik tingkatnya. "Hahaha... Lawak juga muka lo. Dah sono ditungguin ntuh sama Bang John!"

"Gue malah curiga sama lo, Bang. Kok ada manusia santai modelan lo. Jangan-jangan yang buat artikel berita kemarin itu, lo?"

"Bisa aja."

"TOLOL! Au, ah!! Gue stres ngomong sama lo. Bikin emosi aja."

Kembali, tawa Jayden menyapa rungu. Melki lebih baik meninggalkan ruang tengah daripada stres terus-terusan berada di sekitar Jayden.

Sepeninggalan Melki dari ruang tengah, Jayden memilih saluran televisi dan mencari acara yang lebih layak dilihat.

Sudah tiga hari lamanya Jayden tidak pulang ke rumah utama. Bahkan ke apartemen pribadi saja sudah lupa kapan terakhir kali tidur di sana. Karena dia lebih memilih menghabiskan seluruh waktu bersama orang-orang gila di kontrakan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Skandal ||•Jung Jaehyun Where stories live. Discover now