11. Pergerakan Bawah Tanah Jayden

81 31 0
                                    

Hello, genss!!! Jumpa lagi!!!

Jangan lupa tekan bintang sebelum baca, yaaa....

____________

"BAGAIMANA BISA ADA BERITA SEPERTI ITU? TAKE DOWN SEMUA. BUNGKAM SELURUH MEDIA! SAYA TIDAK MAU TAHU!"

Tangannya mencengkram kuat dasi, lalu menarik guna menghirup udara lebih dingin.

Suara benda berjatuhan menyusul setelah melepas ikatan mencekat di leher. Tidak perduli apa saja yang ada di atas meja, semua jatuh ke lantai. Menyisakan laptop yang terbuka.

Tak selang lama pintu terbuka dengan kasar menampilkan sosok sesepuh berdiri dengan wajah mengeras. Guratan menahan amaran jelas tercetak di wajah keriputnya.

Sang pemilik ruangan berdiri mempersilahkan duduk tamu. Meski sama-sama menahan marah, keduanya tetap mengontrol diri agar tidak lepas kendali.

"Apa maksud ini semua? Bahkan pantatku belum duduk di tempat, berita sialan itu sudan menjadi topik hangat."

Menahan dengan rematan jemari, "bukan hanya anda, ketua. Saya pun cukup terkejut. Siapa yang berani bermain-main dengan kita?"

"Kampanye akan segera kita lakukan, kenapa berita murahan seperti itu bisa terbit? Apa uangmu tidak cukup untuk memberi makan mereka? Adinata, Saya lebih memilih anda dibanding anak Saya, karena semua orang tahu kehebatanmu! Jadi sebelum aku berubah pikiran bersihkan nama baik yang telah tercoreng!!" Kemudian tanpa pamit sang ketua pergi dengan rasa kesal yang membuncah.

"Sialan!! Siapapun yang bermain-main denganku tidak akan ada ampun! Arrrgg!" Di akhiri dengan memukul pegangan sofa.

Apa sebenarnya yang terjadi pada Papi Jayden? Mari kita kupas bersama.

Saat Tuan Adinata baru sampai di kantor dan mendapat hidangan secangkir kopi dari sekretaris . Baru juga Tuan Adinata meneguk kopi pahitnya, dia menyemburkan dengan mata melotot.

Salah seorang tangan kanannya membisikkan sesuatu yang membuat seluruh darah mendidih di atas kepala. Mata melotot galak.

Dia melihat tablet yang todongkan sang bawahan, kemudian membaca sekilas tulisan. Tanpa pikir panjang melempar tablet seolah benda kotak itu tidak memiliki harga dan bisa dibeli layaknya permen.

Lalu berteriak pada bawahnya untuk mentake down berita yang isinya perihal laporan penggelapan dana atau biasa disebut korupsi.

Rahangnya mengeras. "Cari siapa yang berani mengirim berita murahan itu!" Perintahnya pada sang bawahan.


  /\__/\
{   °=°    }
\ \🧋/ /
[] _|_ []


Mayuna menguap beberapa kali. Meskipun begitu, tak sedikitpun mata ngantuknya mengalihkan perhatian pada teman satu kelas yang sedang melakukan presentasi di depan kelas. Karena merasa tidak mampu lagi menahan kantuk, Mayuna berjalan ke depan guna meminta izin pada dosen untuk mencuci muka.

Setelahnya dia keluar dan beruntung kamar mandi hanya berjarak dua kelas dari tempatnya. Sehingga tidak perlu berjalan jauh. Lorong gedung fakultas sepi, karena memang masih jam pembelajaran dan pergantian kelas juga masih cukup lama. Sehingga tidak ada satupun mahasiswa yang berseliweran di lorong. Kantin bahkan lebih nyaman dibanding duduk termenung di kursi lorong.

Tidak butuh lama gadis Larasati di kamar mandi. Hanya membasahi wajah dan mengelap, sudah. Dia hendak melanjutkan langkah ke kelas, tapi ponselnya berdering.

"Bang Juan?" Gumamnya setelah melihat nama tertera di layar.

"Kenapa, Bang?"

"......"

Skandal ||•Jung Jaehyun Where stories live. Discover now