[7] Diajak ke rumah

323 59 1
                                    

Don't forget to vote, coment, share this story and save to your library or your reading list.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ngel" panggil Rayyan saat kelas mereka sudah berakhir. Kebetulan Angel dan Rayyan satu kelas di fakultas yang sama, yaitu fakultas kedokteran. Angel yang merasa terpanggil pun langsung menoleh pada sumber suara.

"Iya, kenapa Bi?"

Rayyan tersenyum canggung. Ia sedikit ragu untuk menyampaikan maksudnya.

"Kenapa?" tanya Angel lagi.

"Eumm" gumam Rayyan gugup. "Pulang dari kampus, kamu ada acara gak?"

Angel berpikir sejenak. "Gak ada sih kayaknya. Paling juga main sepatu roda doang"

"Begitu ya"

Angel mengangguk. "Kenapa emang?"

"Tadinya saya mau ngajak kamu ke rumah. Eh" ucap Rayyan kemudian menutup mulutnya dengan satu tangan.

Angel hanya memincingkan matanya. Maksud Rayyan itu apa?

"Maksudnya?" bingung Angel. Namun jantungnya sudah berpacu cepat sedari tadi saat Rayyan memanggilnya.

"Aduh gimana ya" Rayyan menggaruk tengkuknya. "Saya mau ajak kamu ke rumah" ucap Rayyan pelan. Pipi lelaki itu kini sudah memerah menahan malu.

"Ngapain?"

Rayyan semakin canggung. Antara malu juga sesuatu yang berdesir di dadanya.
"Eumm itu. A-anu" Rayyan jadi gelagapan.

Angel berdecak. Ia memutar bola matanya malas. Ia agak kesal pada Rayyan. Kenapa ia harus menjeda-jeda kalimatnya.

"Bi, kalo lo gak jelas gini, gue pulang duluan ya"

"Eee jangan dong" tahan Rayyan. Seketika ia langsung panik. "Saya mau ngenalin kamu sama orang tua saya" ucap Rayyan dengan satu tarikan nafas.

"Hah?"

"Hah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
DIFFERENT seamin tak seiman [completed]✓ Where stories live. Discover now