[25] Berakhirnya cerita cinta segitiga

156 12 0
                                    

Walaupun cinta segitiga antara aku, kamu dan Tuhan sudah berakhir, tapi perasaan ini tak akan pernah menemukan akhir. Karena ujung dari perjalanannya akan selalu menyisakan kenangan. Yaitu kenangan pahit dari perpisahan dan kesedihan yang akan selalu melekat sampai kapan pun.
-Garis takdir-

Angel sudah memutuskan untuk tetap berdamai dengan kenyataan. Berdamai dalam artian ia masih menerima kehadiran Rayyan ataupun Syifa dan memaafkan semua hal yang pernah mereka lakukan padanya. Bahkan Angel semakin dekat dengan Syifa dan belajar mengenal tentang  Islam. Siapa tau suatu saat nanti ia di beri hidayah untuk masuk agama Islam. Kedekatannya dengan Rayyan pun  sama seperti masa mereka masih pacaran. Awalnya Angel tak ingin terlalu dekat dengan Rayyan, sebab ia tak enak dengan Syifa yang sudah bertunangan dengan lelaki itu. Tapi karena atas permintaan Syifa dan alibi  ingin menebus semua kesalahannya karena sudah menyembunyikan perihal perjodohan mereka, jadi Angel mengiyakannya saja. Walaupun ia lebih sering menghindar ataupun menolak secara terang-terangan. Angel tak mau terjadi kesalahpahaman nantinya. Walaupun tak ada hubungan lebih di antara keduanya selain sebatas mantan kekasih. Ya walaupun mereka sama-sama tahu, perasaan Rayyan untuk Angel tak akan pernah terhapus oleh waktu. Tapi Angel tak menanggapi itu terlalu berlebihan, sebab menanggapi sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Sama halnya dengan saat ini, selepas melakukan kebaktian dan merayakan hari raya Natal di gereja Katedral, ia bertemu dengan Rayyan yang juga baru saja keluar dari halaman masjid Istiqlal setelah menuntaskan kewajibannya.

Rayyan melambai ke arahnya. Lalu ia terlihat berlari kecil ke arah Angel berdiri.

“Selamat Natal, ya. Semoga damai Natal senantiasa menyertaimu dan keluarga” ucap Rayyan dengan tulus tanpa sedikitpun rasa canggung saat berhadapan dengan Angel.

Angel tersenyum hangat. “Makasih”

Rayyan mengangguk. “Kamu mau langsung pulang atau mau mampir dulu ke suatu tempat?” tanya Rayyan dengan nada ragu.

“Nggak tau” balas Angel bingung. “Tapi kayaknya aku mau duduk dulu di sana deh sambil nyari angin”

“Ya udah aku temenin” tawar Rayyan.

Angel langsung menggeleng. “Gak usah, aku bisa sendiri kok” tolak Angel halus. Ia tak ingin membuat Syifa berpikiran negatif padanya. Maka dari itu ia selalu berusaha untuk menghindar dan menolak secara halus.

“Kamu gak usah khawatir soal Syifa, dia pasti ngerti kok” sambar Rayyan menjawab semua kekhawatirannya.

“Iya” balas Angel sekenanya.

Kini keduanya sudah duduk di sebuah bangku di bawah pohon yang cukup rindang di tepi jalan menuju area parkir utama. Keduanya sama-sama terdiam. Terhanyut dengan pikiran masing-masing.

Angel menoleh ke arah Rayyan yang sedang melamun. “Kamu ngelamun ya?” ucap Angel membuyarkan lamunan Rayyan.

Rayyan terkekeh. “Iya nih. Aku lagi mikirin sesuatu” jujur Rayyan.

“Mikirin apa?” tanya Angel agak penasaran.

“Mikirin kalau menikah nanti, kamu yang login atau aku yang log out.” Rayyan mengatakan penuh dengan candaan.

“Kamu aja yang login, biar kita ke gereja barengan. Gak perlu pisah-pisah biar satu tempat ibadah juga.”

Rayyan menggaruk tengkuknya, “Kamu aja yang login, biar aku yang imamin”

DIFFERENT seamin tak seiman [completed]✓ Where stories live. Discover now