[28] Bahagia yang dinantikan

165 11 0
                                    


J

ika ditanya apa keinginanku saat ini, jawabannya sederhana.
Bahagia, membahagiakan, dan dibahagiakan.
-Agatha Christie Evangelista-

Angel terlihat sangat cantik malam ini. Ia mengenakan dress selutut berwarna hitam dengan bagian punggung yang terbuka yang menampakkan bahu putih dan mulusnya serta leher jenjang yang ia hiasi dengan sebuah kalung dengan bandul salib yang di hiasi dengan permata putih yang sangat cocok di pakai olehnya. Ya tak seperti dulu, ia yang selalu menyembunyikan kalung itu di balik bajunya. Kini ia justru memamerkan pada siapa saja yang nanti dapat melihatnya. Ia tak peduli lagi. Toh, ini memang keyakinannya. Jadi untuk apa harus di tutupi.

Rambut yang ia cepol asal membuat kesan anggun pada dirinya. Ia yang biasanya mengenakan sepatu kets, kini mengenakan heels yang senada dengan dressnya. Ia benar-benar sempurna malam ini. Bahkan mbok Ratmi, Martha, dan Chris sampai berulang-ulang kali memuji parasnya yang begitu jelita serta anggun. Apalagi Dave, ia sampai tak bisa berkata-kata di buatnya.

Angel yang di tatap sedemikian rupa oleh Dave hanya bisa tersenyum kikuk. Entahlah. Ini pertama kalinya bagi Angel menghadiri acara perusahaan orang tuanya sekaligus calon tunangannya. Ia benar-benar gugup. Bahkan pujian yang menyapa dirinya semakin membuat ia tak percaya diri. Apalagi saat mobil yang membawa dirinya dan Dave sudah sampai di sebuah hotel, tempat penyelenggaraan acara, ia semakin gugup dan meminta pada Dave agar di antar pulang saja.

“Dave” panggil Angel saat Dave hendak membuka pintu untuknya.

“Kenapa?” Pergerakan Dave terhenti saat Angel menahan tangannya.

“Gue takut” ucapnya gugup.

Dave tersenyum. Lalu ia mengulurkan tangannya. “Kan ada aku” ucapnya menenangkan. Angel tersenyum kikuk saat kata ‘saya’ yang biasa Dave ucapkan kini berubah menjadi ‘aku’.

Perlahan Angel menerima uluran tangan itu. Dave sangat senang saat uluran tangannya di sambut oleh Angel. Ia pun langsung menggenggam erat tangan gadisnya. Ia tau ini acara pertama yang ia hadiri, jadi Dave harus membuat gadisnya nyaman tanpa rasa gelisah, gugup ataupun takut.

Dave dan Angel berjalan perlahan memasuki tempat acara. Semua mata tertuju pada dua sejoli yang terlihat sangat serasi itu.

Angel yang di perhatikan sana-sini semakin tak percaya diri. Apalagi saat semua orang berbisik-bisik saat ia melewati satu persatu tamu undangan. Tapi entah apa yang mereka bicarakan.

Dave yang merasa Angel semakin gelisah. Ia pun mengelus lembut tangan Angel yang sedang berada dalam genggamannya itu.

“You look perfect tonight” kalimat yang sedari tadi ia pendam, akhirnya lolos terucap dari bibir lelaki tampan itu. Pipi Angel merona saat mendengar kata itu. Ia benar-benar salah tingkah di buatnya. “Kamu tau kenapa dari tadi mereka liatin kamu?”

Eh?

Angel menggeleng.

“Karena seperti yang aku ucapkan tadi. Kamu benar-benar sangat cantik dan tak ada satu pun dari mereka yang mau melewatkan itu” ucap Dave benar-benar membuat Angel salah tingkah. Ia agak heran dengan lelaki itu. Biasanya lelaki itu selalu monoton bagi Angel, tapi tidak dengan malam ini. Dave benar-benar sangat romantis.

Angel hanya menanggapi itu dengan senyuman manisnya. Malam ini benar-benar tak bisa di definisikan oleh Angel. Ia begitu bahagia. Apalagi saat kedua orang tuanya memperkenalkan dirinya pada kolega bisnis mereka, ini adalah momen yang selalu ia impikan sedari ia kecil. Ia ingin menangis, tapi bukan tangisan kesepian lagi. Melainkan tangis haru bahagia. Apalagi saat Angel di perkenalkan sebagai calon tunangan dari CEO muda nan tampan itu, ia merasa sedang bermimpi saja.

Malam ini benar-benar malam paling indah di hidup Angel. Dimana semua orang menganggap ada kehadirannya. Memperlakukannya bak putri kerajaan dan ia tak menyangka, akhirnya kebahagiaan yang ia nantikan selama dua puluh tahun terakhir ini, benar-benar terjadi di hidupnya.

Saking bahagianya Angel, ia sampai tak menyadari bahwa Dave sudah berlutut di hadapannya dengan sebuah cincin yang ia sodorkan, berharap Angel bersedia menerimanya.

“Agatha Christie Evangelista, will you be my partner of life, darl?” ucap Dave begitu manis. Semua mata tertuju pada keduanya. Mereka ikut menyaksikan ketegangan Dave.

Angel hanya bisa menutup mulutnya tak percaya. Apa ia bermimpi? Tapi ia tersadar, ini benar-benar nyata.

“Will you marry me?” ucap Dave sekali lagi. Ia sangat takut jika jawaban dari Angel tak sesuai dengan harapannya.

Angel terlihat menoleh pada sekitar. Banyak sekali mata yang menyaksikan. Lalu ia beralih pada mama dan papanya yang juga tersenyum dan mengangguk padanya, meminta agar Angel mengiyakan dan bersedia menjadi partner hidup Dave.

Angel tersenyum pada Dave yang masih setia berlutut dan menatapnya, perlahan ia mengangguk. “Yes, I will” jawabnya membuat semua tamu yang menyaksikan ikut bahagia. Tanpa aba-aba Dave langsung memasangkan cincin itu di jari manis Angel dan memeluknya.

“Thank you so much for accepting me”

Wah gak kerasa ya udh mau mendekati detik² ending 🤗Jan lupa vote & coment ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wah gak kerasa ya udh mau mendekati detik² ending 🤗
Jan lupa vote & coment ya.

DIFFERENT seamin tak seiman [completed]✓ Where stories live. Discover now