Epilogue

269 13 0
                                    

Perpisahan adalah suatu hal yang pasti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perpisahan adalah suatu hal yang pasti. Antara aku atau kamu yang pergi. Hubungan ini memang tidak bisa dipertahankan lagi, bukan karna kamu atau aku tidak saling mencintai namun dari awal kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini.

Jauhku dan jauhmu bukan tentang jarak, bukan juga tentang perasaan namun tentang bagaimana aku membuka telapak tangan dan kamu menggengam tanganmu. Tentang bagaimana aku bersyahadat dan kamu bersyafaat. Tentang bagaimana aku solat subuh dan kamu do’a pagi. Tentang aku memegang tasbih dan kamu menggenggam rosario. Tentang.... sudah cukup, aku lelah menyebutkannya, terlalu banyak perbedaan diantara kita sampai-sampai aku bingung bagaimana aku mendeskripsikan tentang ‘kita’.

Tuhan, salahkah aku mencintai seseorang seperti dia? Seseorang yang begitu sangat-sangat aku cintai. Aku dan dia sudah saling mencintai Tuhan, sudah saling mengenal satu sama lain.

Tapi ternyata aku sadar, perbedaan yang paling berat dan tidak mungkin untuk bersatu bukan lagi perbedaan perasaan, perbedaan jarak ataupun perbedaan usia namun adalah perbedaan tentang dua Tuhan kita.

Tuhan... mengapa Engkau harus mempertemukan aku dengan dia?? Dia yang pernah ku peluk, dia yang pernah ku elus rambutnya, dia yang pernah aku kecup keningnya. Pada akhirnya aku dan dia harus saling melepaskan tangan yang di genggam bersama ini agar tidak terlalu sakit kedepannya.

Selamat tinggal. Terima kasih sudah hadir di dalam hidupku dan memberikan banyak warna yang sangat indah, walau pada akhirnya kita harus saling melepaskan karna perbedaan yang sangat besar di antara kita. Aku tidak akan pernah lupa bahwa kamu adalah bagian terindah dari hidupku, dan aku akan menyimpan kenangan bersama mu ini dengan rapat dan erat didalam jiwa ku.

Pada kisah ini aku menemukan pelajaran baru bahwa mencintai adalah seni meremukkan sekaligus membentuk diri pada saat yang bersamaan.

Begitupun mencintai diri sendiri. Untuk tumbuh harus ada bagian bagian yang gugur, patah, terkelupas, dan hancur untuk menumbuhkan kedewasaan baru dalam diri.

“Hari ini bukan hanya restu, agama, kasta, atau usia yang menjadi penghalang kita. Melainkan dunia sudah memisahkan kita di dua alam berbeda. Aku masih di alam fana sedangkan kamu sudah ada di alam baqa.”

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DIFFERENT seamin tak seiman [completed]✓ Where stories live. Discover now