[17] Curiga

161 23 0
                                    


Sesampainya di kantin, Angel dan Hanna di buat saling menatap heran. Pasalnya mereka mendapati kantin yang dipadati para mahasiswa/mahasiswi yang  mengantri pesanan makanan begitu panjang dan ricuh.

“Mereka kenapa ya?” Angel menatap ke arah keramaian itu.

Hanna hanya mengangkat kedua bahu. “Mungkin lagi ada diskonan kali” tebak Hanna asal.

“Bisa jadi sih” gumam Angel menanggapi. “Tapi masa sampe desakan gitu sih!?”

Angel mengangkat alisnya kembali menatap Hanna. Sedangkan gadis di sampingnya itu hanya menghela napas kasar.

“Yakin mau makan di sini?”

Hanna meringis. “Kayanya kurang yakin deh gue, Ngel.” Ucap Hanna sambil memperhatikan kantin kampus yang begitu ramai. “Tuh liat, mana bisa kita makan kalo rame kek gini,” ujarnya.

Angel hanya menghela napas dan mengangguk paham.

“Laper tapi ya.” Decak Hanna sambil mengerucutkan bibirnya. Tangannya memegang perut dan terasa sebuah getaran dan suara keroncongan.

Angel segera mengedarkan pandangannya. Barangkali masih ada celah untuk bisa mendapatkan makanan.

“Hemm gimana ya?” gumamnya.

Kedua gadis itu hanya berdiri di pojokan luar. Karena di dalam benar-benar sangat ramai mahasiswa yang berdesakan.
“Mereka kayak anak SD aja tau gak. Padahal bisa antri yang tertib dan gak usah pake teriak-teriak segala” cibir Angel.

“Namanya juga orang lagi laper, Ngel.”

“Tapi gak harus gitu juga kali” lanjut Angel sambil mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru kantin. Siapa tau ia mendapat salah satu meja yang kosong dan celah untuk mengantri. Namun pandangnya jatuh pada dua sosok yang tengah makan berdua di pojokan kantin.

Angel semakin menajamkan penglihatannya. Takutnya ia salah lihat dan menepis semua asumsi buruknya. Angel pun menarik tangan Hanna yang masih sibuk mengoceh karena lapar.

“Kenapa dah pake narik-narik segala? Udah dapet tempat lo?”

Angel menggeleng. “Na, itu Rayyan sama Syifa bukan sih?” tanya Angel kurang yakin.
“Mana?” tanya Hanna.

“Itu” Angel menunjuk ke arah pojok kantin. Di sana ada seorang lelaki dan seorang perempuan tengah makan sambil sesekali tertawa bersama.

“Iya tuh kayaknya. Pikiran kita sama gak sih Ngel?”

Angel memincingkan matanya. Dari pada terlalu jauh berasumsi, mereka lebih memilih untuk menghampiri keduanya.

“Lagi pada ngapain hayoo!?” tuduh Hanna mencandai Rayyan dan Syifa. Namun keduanya nampak begitu terkejut dengan kedatangan Syifa dan Angel di hadapannya.

Rayyan langsung berdiri dan menghampiri Angel yang masih diam dan samping Hanna.

“Ay aku bisa jelasin, kamu jangan salah paham dulu” Rayyan menggenggam tangan Angel erat. Ia takut jika gadisnya itu marah dan berpikir yang tidak-tidak tentang Rayyan yang sedang makan berduaan dengan Syifa.

Angel menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap Rayyan heran. “Kenapa aku harus marah?” tanya Angel bingung. “Salah paham? Maksudnya?” lanjut Angel semakin bingung.

Rayyan gelagapan. Ia bingung harus menjawab apa. Tadinya ia takut jika Angel akan marah, tapi justru Angel malah curiga dengan tingkahnya yang seperti itu.

“Itu, maksudnya aku takut kalo kamu salah paham”

Angel tersenyum. “Kok kamu kayak ketakutan gitu sih? Kayak keciduk lagi selingkuh aja” ucap Angel asal sambil tertawa di ikuti oleh Hanna. Sedangkan Rayyan dan Syifa terdiam seribu bahasa.
Kenapa kata-kata yang keluar dari mulut Angel begitu menusuk hati. Walupun Rayyan dan Syifa tidak berselingkuh atau semacamnya. Tapi di sini Rayyan dan Syifa sudah menyembunyikan perihal perjodohan mereka dari Angel.

DIFFERENT seamin tak seiman [completed]✓ Where stories live. Discover now