Chapter 3 - Latihan

435 48 9
                                    

—— ✿‌◌ ۫ 𝅄 — 𝅄 ۫ ◌‌✿ ——

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—— ✿‌◌ ۫ 𝅄 — 𝅄 ۫ ◌‌✿ ——

Hosh hosh, nafas terenggah enggah memenuhi ruangan latihan tersebut. "YASHHHHHH." Banyak juga terdengar suara teriakan trio wek wek yang berhasil melakukan kombinasinya lagi dan lagi. "Bagus sekali Akane, kau sangat bagus jika berada di wing spiker."

"Ehhhh? bukankah itu harus melawan 3 blocker?" Tanya Machida

"HAHAHA, aku yakin kau akan berada di titik tertinggi daripada mereka," kata Daichi yang memukul pelan kepala Machida.

"Terimakasih Daichi senpai," balas nya

Kombinasi 3 wek wek semakin akurat makin hari dan datang lah ketika mereka harus melawan Aoba Johsai. Mereka sudah memastikan penampilan Machida tidak akan ketahuan. Machi membuat kalung choker pengubah suara, ia terinspirasi dari cerita detektif Conan. Karena rambut Machi belum terlalu panjang, ia tidak mengenakan wig yang sudah dibeli.

Hinata sangat ketakutan sampai sampai dia muntah saat di bus. Ketika mereka turun, mereka bertemu dengan kedua teman Kageyama lama. Ternyata mereka saling memprovokasi.

"Oh, liat. Sang raja telah datang," ejek mereka saat Kageyama yang dari belakang menyusul rombongan mereka

"Oh, ya. Arigatou," balas Kageyama

"Eh?" Kageyama menganggap julukan itu menandakan dirinya cukup mahir bermain voli berkat kata kata Machida tempo waktu.

"Nee Kageyama san, nanti ketinggalan loh," seru Machida dan Hinata

"Haikk, Akane," sahut Kageyama yang mengejar ketertinggalan

"Btw Kageyama, lebih baik kau memanggilku Machi saja seperti Hinata. Kita kan trio jadi harus selaras." 

"Baiklah. Machi,"

Kedua anak yang dulunya 1 tim mendengar percakapan Machida dengan Kageyama meski selanjutnya sudah terdengar samar samar. "Apa itu benar sang raja?"

Machida dimainkan sebagai pemain utama sebagai wing spiker. Anak anak Aoba Johsai memandang remeh karena yang berada di garis depan Hinata dan Machida yang tergolong pendek. Awal awal, Aoba Johsai sudah disuguhi serangan cepat tanpa kombinasi dari mereka.

"Haha, lihat wajah mereka. Mereka belum melihat kombinasi yang ditambah Machida," kata Tsuki yang tertawa mengejek khas Tsukishima. "Wajahmu sangat menyebalkan Tsukishima."

"Berisik dasar Yang Mulia."

Hinata sangat gugup sekali pada ronde pertama sehingga mereka kalah walau selisih sedikit. Machida menangkupkan tangannya ke pipi Hinata dan berkata "Hinata san, kamu yang diandalkan di tim ini, jadi jangan pikirkan hal lain. Disini tidak hanya ada kamu Hinata."

୨ ♡ ୧ Swakarya ; Haikyuu And ReaderWhere stories live. Discover now