Chapter 11 - Masih Normal

300 35 2
                                    

——  ✿‌◌  ۫     𝅄  —  𝅄     ۫  ◌‌✿   ——

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——  ✿‌◌  ۫     𝅄  —  𝅄     ۫  ◌‌✿   ——

Esoknya, mereka sudah latihan seperti biasa dan saling bertanding satu sama lain. Nishinoya dan Asahi mencoba trik yang dilakukan Aoba Johsai tempo hari antara setter dan spiker.

Machida duduk dengan anteng di kursi karena kakinya terkilir sambil mengamati permainan sekolah lain. Ia senang mempelajarinya. Machida tertawa dalam hati ketika melihat rambut Bokuto yang mulai turun.

Kuroo yang menjadi lawannya tertawa terbahak-bahak karena berhasil mem-block semua pukulan Bokuto. Kuroo yang merasa diperhatikan Machida memandang ke arah Machida sambil membuat pose kucing menjilati tangannya.

Machida tertawa dan membalas membuat pose kucing tangan dinaikkan dan membuka mulutnya menunjukkan taringnya dengan tangan 1 nya, "Grawrrr." bisik Machida

. . .

Seketika tim dari dua sekolah tersebut (Nekoma dan Fukurodani) terdiam dan mematung. Machida memiringkan kepalanya bingung, apakah ia melakukan sesuatu yang salah.

"MACHI LUCU BANGETTT, LAKUKAN SEKALI LAGI DONGG," pinta Yukie, manajer Fukurodani 

"Ngga dulu, aku lebih memperhatikan keselamatan teman-temanku" jawab Machida dengan canggung yang menunjuk anggota kedua tim mulai mimisan.

Apalagi yang dari tim kucing. Mungkin karena rambut Machida yang mulai memanjang dan ia lupa memakai wig saat itu

"Wanjir, ga pakai aba-aba ni bocah." - Kuroo

"Gabisa berkata-kata. Terlalu lucu." -Kenma

"Sadar sadar, itu anaknya Sugawara. Lucu banget tapi, apa aku culik ke Nekoma aja ya." -Yaku

"Ku bawa pulang ke Rusia bisa kali ya." -Lev

"Buset, gemes banget. Padahal rambutnya belum terlalu panjang dan masih terlihat kayak cowok." -Akaashi

"HEY HEY HEYY, AKU AKAN MEMENANGKAN SET INI UNTUKMU MACHI!" -Bokuto

"Lebih baik menangkan untuk tim mu, Kak Bokuto," jawab Machida 

Akaashi mengacungkan jempolnya pada Machida saat Mood Bokuto sudah kembali dan mencetak angka dengan pukulan lurus kebanggaannya. Machida tersenyum miring masih bingung.

Serangan cepat baru Hinata dan Kageyama sudah mulai berjalan walau masih gagal aewaktu waktu. Jadi tidak setiap saat dapat digunakan apalagi pukulannya belum  sempurna.

"Kerja bagus semuanya," kata Machida saat mereka sudah menyelesaikan latih tanding mereka. Saat mereka sudah bubar, Kageyama menghampiri Machida lagi. Ia berlutut dan menyentuh kaki Machida.

"Apa masih sakit ketika digerakkan?" Tanya Kageyama

"Yap, tapi tidak sesakit tadi. Terimakasih Kageyama," balas Machida

୨ ♡ ୧ Swakarya ; Haikyuu And ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang