Chapter 10 - Kakek???

322 33 4
                                    

Pingggg ! Handphone Machi berbunyi

"Mau kemana Machi?" Tanya Kenma yang sedang tengkurap sambil bermain game nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana Machi?" Tanya Kenma yang sedang tengkurap sambil bermain game nya

"Mau pergi ama Shoyo, Tobio ama pelatih," jawab Machida yang sudah di depan pintu

"Hati-hati, jangan pulang malam malam," kata Akaashi

"Haikk."

Saat Machida dan Hinata sudah duduk di mobil Pelatih Ukai mengaitkan sabuk pengamannya. Kageyama tidak bisa ikut karena ia sedang di supermarket dan akan menyusul saat sore.

"Lebih baik kau melepaskan wig mu, Machida," kata Pelatih Ukai. Pelatih mengetahui perasaan bingung yang timbul tanpa melihat wajah Machida. "Karena kau akan bertemu dengan kakekmu."

Machida hanya menghela napas pelan dan melepas wignya sambil mobil berjalan menuju rumah kakek Ukai. Saat sampai, ini pertama kalinya ia merasa gugup bertemu keluarganya sendiri. 

Padahal biasanya ia tak peduli apalagi saat kerkumpulan dengan keluarga ayahnya yang sekarang. Ia tak lain adalah anak haram di perkumpulan itu.

Saat masuk pekarangan rumah, Machida melihat sosok yang sudah tak asing lagi. Sosok yang selalu mengajarinya bermain voli saat kecil. Ia sedang menggunting tanamannya, saat melihat mereka datang, matanya langsung terfokus dengan Machida. Guntingnya jatuh...

 Guntingnya jatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pov : Kakek Ukai

Aku heran, mengapa cucuku meneleponku ingin berkunjung dengan membawa anak muridnya untuk belajar voli dariku tch. Tapi, saat dia datang... ia tak hanya membawa sekadar anak didiknya. 

Anak perempuan dengan wajah datar tanpa emosi itu, padahal isinya tidak sedatar itu bahkan rumit sekali. Cucu perempuanku satu satunya, aku telah mencarinya kemana-mana bahkan sampai sosial media pun kutelusuri. Berharap ada berita tentangnya.

"Selamat pagi, kakek (?)." Ia memanggilku dengan nada ragu pada bagian sebutan 'kakek' itu. Suaranya masih sama, hanya saja suaranya lebih tenang daripada suaranya saat ia bergetar mengetahui orang tuanya akan berpisah.

୨ ♡ ୧ Swakarya ; Haikyuu And ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang