05 | Cute Girl Dua

971 136 14
                                    

H A I !👋

─ H A P P Y R E A D I N G ─

⚝⚝⚝

INI BUAT KAMU YANG SECARA SUKARELA MAU VOTE DAN KOMENT!💐

***

Kepulangan yang ditunggu-tunggu telah tiba, Xia Mei ditemani Jeno dan Jagat─jangan tanya kemana Jaysen, yang jelas, pemuda itu masih takut menampakan batang hidungnya didepan Mei Yin, jadi jalan amannya, dia hanya melakukan panggilan video di ponsel Jagat sebagai bentuk, ikut mengantar Xia Mei pulang. Lucu sekali persahabatan mereka.

Selama diperjalanan pun, Xia Mei hanya diam, sesekali menatap Jeno yang sibuk menyetir atau menatap Jagat yang sedang berdebat bersama Jaysen melalui ponsel. Xia Mei termenung, "Kedua Gege apakah manusia fana?"

Pertanyaan aneh kembali terlontar dari mulut Xia Mei, membuat Jeno menatap spion, bersitatap dengan Jagat dikursi tengah. "Iya lah, lo kira, lo apaan? Dugong? Duyung? Atau jin yang hidupnya abadi?"

Niat Jagat ingin bercanda ditambah mengejek, tapi jawaban Xia Mei malah membuatnya terdiam membisu. "Xia memang jin, tepatnya jin pendamping."

"L-Lo... Lo kerasukan jin, hah?!"

Ckittt!

Jeno terlalu kaget mendengar ucapan Jagat, membuatnya tanpa sengaja, menginjak pedal rem secara tiba-tiba. "Jagat! Jaga ucapan lo!"

Sontak, Jagat menutup rapat bibirnya. "Xia bukan kerasukan, Xia memang jin pendamping! Qarīn!"

Pembahasan semakin melenceng, membuat Jeno memutuskan untuk menepi sejenak. "Nama lo itu Xavi, bukan Xia dan lo itu manusia sama kayak kita-kita! Lo bukan jin," ucap Jeno sembari memusatkan pandangannya kepada Xia Mei.

Tapi gadis mungil itu menggeleng cepat, "Tidak Gege. Xia adalah qarīn yang abadi, tidak akan mati, itu kata Paman Malaikat."

"Enggak ada qarīn didunia ini!"

Kening Xia Mei berkerut tanda tidak setuju, "Ada, Ge. Qarīn adalah jin pendamping manusia yang wujudnya menyerupai manusia yang sudah meninggal, mereka lah yang mungkin pernah dilihat manusia fana dengan mata. Begitu kata Paman Malaikat,"

"Terus lo siapa?! Dimana Xavi?!" Jagat mengangguki ucapan Jeno, dia memilih untuk menjadi pendengar saja.

Xia Mei menunjuk dirinya sendiri dengan wajah lugu, "Ini Xia. Xia Mei! Humm... Xavi? Siapa itu Xavi?"

Jeno siap membuka suara kembali, namun denting ponsel nya berbunyi, mengganggu niatnya. Yang ternyata, itu pesan dari Mei Yin yang berkata, jika Jeno harus lekas mengantarkan Xia Mei pulang. Karena Mei Yin dan Changyi sudah lebih dahulu menunggu disana.

Akhirnya, Jeno terpaksa mengurungkan niatnya bertanya. Membiarkan semakin banyak asumsi dibenaknya juga benak Jagat. Lalu setibanya di pekarangan rumah keluarga Xavi, Jeno dan Jagat diminta Mei Yin untuk diam di mobil tanpa menurunkan barang-barang Xia Mei.

Keduanya hanya patuh tanpa tahu, jika kedatangan Xia Mei dirumah itu, langsung disambut dengan terdengar nya suara tawa lepas yang membahagiakan bagi setiap telinga mendengar. Kening Xia Mei berkerut samar, dia mengangkat bahunya tak acuh. Kata Jeno, ini rumahnya, entah rumah siapa karena Xia Mei tak memiliki rumah selain istana di surga sana.

"Papah, itu Kak Xavi pulang!"

Mendengar suara itu, semua pandangan langsung berpusat pada Xia Mei yang kini memiringkan kepalanya dengan wajah bingung. "Apakah kalian juga bisa melihat Xia?"

Mengapa semakin banyak yang bisa melihat Xia? Dunia ini benar-benar aneh, bukan hanya manusia nya yang aneh. Batin Xia Mei seraya mengaruk pipinya yang tak gatal, dia hanya tengah dilanda kebingungan.

Reaksi Xavi yang tak biasa, membuat mereka semua menatap aneh Xia Mei. Biasanya, ketika pulang, Xavi akan langsung duduk si sofa tunggal lalu sibuk dengan game online nya. Meniru kebiasaan Kakak laki-laki nya dengan harapan, agar Xavi juga mendapatkan teguran dari Ayahnya.

Tapi apa yang dia dapat? Jangan kan teguran, dilirik saja tidak. Xavi benar-benar tak dianggap keberadaan nya dirumah yang besar ini. "Kak Xavi, sini duduk!"

Disofa, yang duduk ditengah antara dua orang paruh baya, terdapat seorang perempuan berwajah cantik. Dia yang sejak tadi memanggil Xia Mei sengan sebutan 'Kak Xavi' dan Xia Mei yang tak merasa dipanggil, hanya diam ditempatnya dengan wajah polos─lebih ke bodoh, karena tidak tahu harus apa.

"Lo udah tuli sekarang, hah?!" pemuda berwajah tampan itu menatap sinis Xia Mei.

Xia Mei mengerjab, "Gege bicara dengan Xia?"

Prangg!

Langkah Xia Mei mundur beberapa kali, menatap pecahan gelas yang berserakan lalu beralih menatap kakinya. "Xia memiliki kaki?"

Dia malah tak memperdulikan lemparan gelas itu, dia jauh lebih memikirkan tentang kakinya yang bisa menapak. "Sejak kapan Xia bisa jalan seperti manusia─"

Brukk!

Secara tiba-tiba, Xia Mei jatuh terduduk. "Aduh, Xia lupa caranya berjalan!"

Hehe, Xia kan memang tak pernah berjalan, hanya suka melayang! Batin Xia Mei seraya menyengir, menatap lucu kedua kakinya sendiri.

Diambang pintu, Mei Yin dan Changyi hampir saja menerobos masuk ketika melihat lemparan gelas yang terarah pada Xia Mei, tapi melihat reaksi Xia Mei yang diluar nalar, membuat keduanya terkekeh pelan. "Kang, aku benar-benar akan mengadopsi Xavi!"

"Lakukan lah, sayang."

Mei Yin tersenyum lebar, wanita itu berlari mendekati Xia Mei. Membiarkan Changyi menggendong Xia Mei ala koala, karena Xia Mei yang terus mengeluh, lupa caranya berjalan bagaimana. Entahlah, Mei Yin niatnya ingin sok angkuh, tapi melihat tingkah Xia Mei, dia malah ingin tertawa gemas terus.

Changyi berdehem, "Jika kalian menolak kehadiran nya. Biarkan kami yang merawatnya, menjadikan nya sang Princess dengan semua kesempurnaan dan kebahagiaan nya!"

Ketiganya pergi meninggalkan rumah mewah itu yang hening tanpa suara, membuat Xia Mei yang digendong Changyi, menepuk-nepuk rahang tegas Changyi. "Apakah... Emm, Xia harus memanggil dengan sebutan apa ya?"

"Eh tunggu deh, wajah kalian seperti tidak asing," Xia Mei berusaha berpikir keras, yang malah membuat Changyi dan Mei Yin, terkekeh gemas.

Mereka memilih diam, membiarkan Xia Mei yang terus berceloteh. Ketika sudah mendapatkan apa yang dia pikirkan, Xia Mei tersenyum lebar, menatap kedua orang itu dengan penuh binar. "Woah! Appa! Eomma!"

Changyi dan Mei Yin terpaku ditempatnya, menatap Xia Mei dengan sorot rumit. Ah ya, sebelumnya, Xia Mei belum pernah bertemu Changyi dan Mei Yin dalam raga Xavi ini. Karena setiap kali mereka datang ke rumah sakit, Xia Mei selalu tidur dan hari ini, adalah perdana, Xia Mei bertemu dengan Changyi dan Mei Yin secara langsung.

Yang jelas, Xia Mei mengenal Changyi dan Mei Yin sebagai wujud qarīn yang muncul ketika Mei Yin memohon pada Tuhan agar dipertemukan dengan anaknya yang telah pergi. Mengenai itu, Mei Yin dan Changyi memang pernah hampir dikaruniai anak namun ketika sedang mengandung, Mei Yin harus keguguran.

Membuatnya sampai sekarang, kesulitan mengandung kembali. Dan karena doa Mei Yin yang begitu tulus, Xia Mei jadi lebih sering muncul dalam mimpi atau sekelebat mata Mei Yin memandang. Membuat Xia Mei telah terbiasa, menyebut Appa dan Eomma, seperti yang pernah dia dengar dari film yang ditonton beberapa orang yang tak sengaja ditemui nya.

Niat ingin mengejutkan orang-orang itu, tapi Xia Mei malah mendapatkan kata-kata baru yang menurutnya aneh tapi lucu.

***

Next?!?!

YOK SPAM KOMENT!!!

Couple Intuitive [Hiatus]Where stories live. Discover now