Bagian 7

490 66 15
                                    

"Guys, sebelum gue ngasih tahu tugas dari Pak Imron, gue mau review materi bentar."

Semua pasang mata terarah ke depan kelas ketika Nusa tiba-tiba berdiri di sana dan mengambil spidol. Pinka menutup buku kimianya. Turut menumpahkan semua atensi kepada sang ketua kelas yang kini mulai memberi penjelasan menggantikan guru yang tidak dapat hadir.

"Oke, kita throwback dikit jaman SMP, kalau kita nyemplungin kertas lakmus ke larutan asam bakal berubah jadi warna apa?"

"Merah, enggak, sih?" Aris, lelaki yang duduk paling depan menyahut pertanyaan Nusa.

"Biru, deh." Setelah cukup lama mengingat-ingat, salah satu gadis yang duduk di pojok kanan turut bersuara.

"Bukan biru! Merah, Sa. Gue inget banget merah!"

Pinka mengusap telinganya tatkala lelaki yang duduk tepat di belakangnya membantah dengan setengah berteriak. "Kalem aja kalik," desisnya.

"Yep, merah. For reminder, asam itu belakangnya M, makanya kalau doi nempel di kertas lakmus, si kertas bakal berubah jadi merah. Basa itu depannya B, makanya bakal ngerubah lakmus jadi biru."

Beberapa siswa mengangguk-angguk ketika Nusa memberikan sedikit pengingat. Trik pembuka yang cukup menarik untuk menyita perhatian seisi kelas.

"Seperti yang kita tahu, rumus kimia air itu H2O. Di mana dalam satu molekul air akan ada dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang menjadikannya netral. Then, kaitannya sama materi asam-basa di bab ini apaan?

"Mengesampingkan kasus si lakmus tadi, sebuah zat dikatakan asam apabila dia dimasukkan ke dalam air akan menambah ion hidrogen atau H+ dan mengurangi ini ..." Nusa menuliskan huruf OH- di papan tulis, "atau yang biasa kita sebut sebagai ion hidroksida. Dan ketika cek pH-nya, zat tersebut memiliki nilai pH di bawah netral. pH netral berapa, Hanindya Pinka?"

"Ha?" Pinka tergagap tatkala Nusa melempar pertanyaan kepadanya, "Tu-tujuh."

"Yep!"

Tanpa sadar, lengkungan merah timbul di raut Pinka setelah mendapat tanggapan dari Nusa. Dapat diakui jika cara Nusa berdiri di depan kelas membawakan meteri jauh lebih menarik dibanding sang guru.

"Sebaliknya, suatu zat dikatakan basa ketika dimasukkan ke dalam air, dia akan menambah ion hidroksida dan mengurangi ion hidrogen. Dalam hal ini, jumlah ion H+ dan OH- dinyatakan dengan pH atau pOH. Tapi pada umumnya, kita cuma pakai pH untuk menyatakan keasaman atau kebasaan suatu zat. Di mana asam itu ketika suatu zat memiliki nilai pH di bawah 7 dan basa untuk zat yang memiliki nilai pH di atas 7. Teori dasarnya simple, ya? Apakah bisa diterima?"

Sebagian besar penghuni kelas mengangguk.

"Gue bahas dikit tentang konsep pH, pOH, dan pKw sebelum ngasih contoh soal. Tetapan kesetimbangan air atau yang disingkat Kw berupa persamaan di mana Kw ini ...," Nusa menuliskan sebuah persamaan di papan tulis, "berbanding lurus dengan H+ dan OH-. Maka dari itu, dalam air murni, nilai H+ akan sama dengan OH- dan sama dengan akar dari Kw. Rumusnya simpel, tapi penerapan di soalnya kadang emang agak akhlakless."

Pinka menyangga dagu dengan sebelah tangan. Sesekali dirinya memperhatikan raut serius Nusa ketika menjelaskan contoh soal. Lelaki itu memang tak mungkin ia jadikan rival. Pemegang tetap peringkat satu paralel, sukses menjadi ketua OSIS sejak kelas sepuluh, memiliki pembawaan yang menyenangkan dalam public speaking, kemampuan di bidang olahraga melebihi rata-rata, dan tentunya tidak berakhlak minus seperti dirinya. Pinka jelas kalah telak sebelum bertanding.

"Jadi, pH sama dengan -log 7,42 dikali 10 pangkat -7, then ... pH sama dengan 7 – log 7,42, dihitung hasilnya 6,13. Okay, dari sini didapat kalau pH larutan dengan Kw 55 × 10-14 , yaitu pH-nya 6,13." Nusa mengakhiri pemaparan materinya dengan menyelesaikan contoh soal.

Nusa SagaraOnde histórias criam vida. Descubra agora