Bagian 11

382 53 7
                                    

Mama
Semalam bobok jam berapa? Mama lihat sosmed kamu sampai jam dua pagi masih online.

Anda
Ketiduran, Ma. Lupa gk aku tutup dl aplikasinya.
Mama jg malam lg?

Mama
Hayo ... ketiduran apa ketiduran? Mama telfon dalam panggilan lho itu.

Mama
Iya, Mama jaga malam lagi, Sayang.

Anda
Ketiduran.

Bibir Pinka turut mengerucut seolah bercengkerama langsung dengan sang mama dan sosok itu dapat melihat ekspresinya. Ia ingat malam tadi menelepon Nusa untuk membantunya belajar. Kesalahannya menghafal sambil tiduran membuat gadis itu tak sadar jika akhirnya ia terlelap tanpa lebih dulu menutup panggilan. Hingga pagi hari, ia mendapati panggilan mereka berakhir karena ponselnya mati. Praduganya, Nusa sudah terlelap lebih dulu sampai keduanya tak sempat memutus kontak.

Anda
Mama full krj 2 hari berturut-turut?

Tak peduli dengan sepasang mata Maya yang mengintainya, Pinka terus berkirim pesan dengan sang ibu. Ia tak yakin kapan terakhir kali dapat mengobrol cukup lama dengan ibunya karena kesibukan masing-masing. Mamanya yang bekerja sebagai perawat belakangan memiliki jadwal padat sedangkan Pinka terus disibukkan dengan kegiatan sekolah dan belajar.

Mama
Iya, Sayang. Temen Mama ada yang cuti hamil. Ada juga yang izin karena anaknya sakit. Mama gantiin sift-nya beliau karena emang lagi kekurangan orang.

Anda
Bisa gk, Mama, jgn baik-baik ke org. Aku sebel kl Mama ngalah trs.

"Pinka mau pakai selai apa, Sayang?" Maya bertanya setelah mengoleskan selai di atas roti untuk sang suami. Namun, tidak ada jawaban dari anak tirinya itu yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Pinka, Mama tanya kamu." Sigit turut melirik putrinya.

"Gimana?" Pinka sesaat mendongak sebelum kembali fokus ke ponselnya tatkala pesan dari ibu kandungnya kembali masuk, "oh, terserah," jawabnya.

Mama
It's okay, Sayang. Sudah terbiasa menjadi wonder woman.
Semalam telfonan sama siapa hayo sampai ketiduran?

"Pinka, letakkin dulu HP-nya!" titah Maya. Ia kesal sebab remaja itu tak sedikit pun menghargai keberadaan dirinya dan sang suami.

Tidak ada respons dari Pinka. Tak mengindahkan perintah Maya, gadis itu justru mengulum senyum sembari terus berbalas pesan.

Kesabaran Maya habis, wanita itu merebut ponsel Pinka. Tanpa tak ingin tahu apa yang tengah anak gadisnya itu lakukan, ia langsung menutup telepon genggam sang putri dan menyimpannya di atas meja.

"Tante apa-apaan, sih?" Pinka menatap tajam ibu tirinya itu. Ia hendak kembali mengambil ponselnya, tapi kali ini tangan Sigit yang menahan gerakannya.

"Makan dulu, Pinka!" tegas sang kepala keluarga.

Pinka mengamati roti selai yang telah Maya sajikan di depannya. Namun, bukannya memakan roti yang telah disiapkan Maya, ia justru mengambil roti tawar yang belum diolesi dan mencelupnya ke dalam gelas berisi susu. Ia mengunyah makanan itu dengan terburu-buru.

Maya menghela napas lelah mendapati perilaku Pinka yang mulai menjadi-jadi. "Kamu semalaman telfonan sama siapa sampai ketiduran gitu? Barusan juga main HP sambil senyum-senyum sendiri. Chatting-an sama siapa? Lusa juga kamu pulang malam dengan alasan ngantar temen ke rumah sakit. Kamu pikir Mama bakal percaya kalau kelakuan kamu makin kayak gitu?"

Nusa SagaraDove le storie prendono vita. Scoprilo ora