[14]

6.9K 712 25
                                    

Sakha sedang menonton televisi saat ini, tadinya ia duduk di antara Daniel dan kenan, tapi sakha tak betah maka dari itu ia memutuskan untuk pindah ke sisi lain di sebelah Daniel agar tak bersebelahan dengan kenan namun sialnya ia malah jadi berse...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakha sedang menonton televisi saat ini, tadinya ia duduk di antara Daniel dan kenan, tapi sakha tak betah maka dari itu ia memutuskan untuk pindah ke sisi lain di sebelah Daniel agar tak bersebelahan dengan kenan namun sialnya ia malah jadi bersebelahan dengan Reyga, sakha gelisah jadinya ia meletakkan boneka molang miliknya di antara dirinya dan Reyga.

Lalu Sakha memilih bersandar dengan Daniel sembari memainkan lengan milik adiknya itu, Daniel sangat senang melihat wajah mereka ketika kesal saat gegenya melekat pada dirinya, melihat wajah mereka yang terlihat sangat kesal Daniel pun menjadi congak ia bersombongria, Reyga menahan emosinya lalu menyodorkan setoples cookies yang di terima dengan senang hati oleh anak itu sebenarnya Reyga memberikan cookies itu hanya agar adiknya itu tak memainkan jemari milik daneil hal itu membuatnya kesal.

Sebab selama ini tak ada hal yang dapat ia sombongkan, pintar adik dan kakaknya itu juga sangat pintar, good looking mereka berdua juga good looking, tubuh mereka berdua juga memiliki gen keturunan denandra yang tentunya tak perlu di ragukan lagi.

Daniel menyelusupkan kepalanya pada ceruk leher milik Sakha lalu ia memeluk pinggang gegenya itu dengan pelan, Sakha yang sibuk menonton molang pun tak terganggu dengan apapun yang Daniel lakukan, ia malah mengusap pelan rambut Daniel sembari terus menyemili cookies yang di berikan reyga, jujur jika saat ini adalah mimpi maka Sakha Tak ingin terbangun untuk selamanya ia sudah terlanjur nyaman.

"Nie-uhuk..uhn" Sakha tersedak tadinya ia ingin berbicara pada Daniel, ia ingin meminta anak itu untuk melepaskan pelukannya namun sialnya ia malah tersedak.

Reyga, kenan dan juga Daniel di landa panik, mereka bergegas Daniel menepuk pelan punggung gegenya itu, Reyga yang menyodorkan segelas susu dan juga kenan yang bahkan sudah menyingkirkan cookies sialan yang sudah membuat gegenya itu tersedak.

Wajah mereka terlihat sedikit pucat, daniel masih mengusap pelan punggung sakha, wajah gegenya yang biasanya putih seputih porselen itu kini terlihat memerah, mata sayu itu bahkan sedikit berair akibat dari tersedak.

"Bodoh, lain kali hati-hati" sentak Reyga, pemuda itu bahkan hampir memecahkan gelas susu bekas Sakha yang berada di genggamannya itu, sakha yang mendengar bentakkan Reyga menjadi menunduk dalam walau sering di bentak ia tetap takut, anak itu masuk ke dalam dekapan Daniel.

Reyga menghela nafas berat hanya karena melihat adik sialannya ini tersedak sesudah membuat jantungnya hampir copot, ia tak pernah sepanik ini sebelumnya dan pertama kali di hidupnya Reyga merasakan kekhawatiran tak berdasar.

......

beberapa menit telah berlalu, sakha bahkan sudah tertidur di pelukan daniel dengan nyaman saat ini.

Tak tak..

Suara langkah kaki terdengar, Christ mendekat ke arah Daniel pria tua itu meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk di ruang kerja, Daniel dan yang lainnya mendengus pelan pasti pak tua itu ingin memonopoli sakha untuk dirinya sendiri.

Grep

Saat Christ ingin mengangkat Sakha anaknya itu malah menggenggam erat baju milik Daniel, mata sayu itu mengerjap pelan.

"Niell..?" Suara serak khas orang yang baru bangun terdengar pelan, Sakha ingin bangun tapi matanya sangat berat ia sangat mengantuk saat ini.

Daniel melepaskan genggaman gegenya itu dengan hati-hati, sejujurnya ia tak ingin menyerahkan sakha pada Christ tapi mau bagaimanapun ia tetap saja sedikit takut dengan Christ, ingat hanya sedikit.

Christ mengusap pelan punggung putranya itu, tubuh putranya terasa sangat ringan apakah putranya ini jarang makan atau seluruh makanan yang putranya konsumsi berlari ke pipi bulat itu.

Christ pergi menuju ke lantai dua, ke ruangannya dan melanjutkan pekerjaannya di sana,dengan Sakha yang berada di pangkuannya.

Pria itu mengerjakan pekerjaannya dengan cepat takut tubuh putranya akan pegal jika tidur dengan posisi duduk untuk waktu yang lama, Christ menunduk menelisik pipi bulat yang bersandar di dada bidangnya itu dengan nyaman.

Selesai dengan pekerjaannya Christ mengangkat tubuh ringkih itu dengan hati-hati, ia meletakkan Sakha pada ranjangnya lalu ikut terlelap di samping anak itu.

Sakha mendusel di dalam pelukan Christ mencari posisi nyaman.

Sorry guys, jujur aku lupa ngeup chapter ini, kirain udah aku up eh ternyata blm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry guys, jujur aku lupa ngeup chapter ini, kirain udah aku up eh ternyata blm.

Chapter ini juga pendek bgt, kalo hari ini aku ga sibuk aku double up deh, tpi ga pasti ya.

LOKA SAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang