[22]

5.7K 589 36
                                    

"jangan terlalu banyak" Nataniel menghentikan tangan Sakha ketika pemuda itu mengambil permen lagi, lihat saja bahkan tangan satunya itu sudah penuh dengan makanan manis dan masih ingin mengambil permen pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jangan terlalu banyak" Nataniel menghentikan tangan Sakha ketika pemuda itu mengambil permen lagi, lihat saja bahkan tangan satunya itu sudah penuh dengan makanan manis dan masih ingin mengambil permen pula.

"satu saja xiee" Sakha menatap nata dengan tatapan memelas andalannya, nata yang tau jika ia bersitatap dengan mata itu ia pasti akan kalah jadi pemuda itu mengalihkan pandangannya.

"please xiee" Sakha tak menyerah lihat saja permen yang menggoda itu ia benar-benar ingin mencoba permen itu, apa lagi permen itu rasa matcha rasa yang paling Sakha sukai setelah peach.

"Xieee" oke nata menyerah ia mengangguk dengan terpaksa, melihat hal itu Sakha berseru senang, bilangnya sih satu ya memang satu sih, satu bungkus.

"jangan salahkan aku jika gigimu sakit nantinya" ucap nata tegas, bocah kesayangannya ini memang jarang sakit gigi tapi jika sudah sakit rewelnya minta ampun bukannya nata tak suka tapi ia hanya tak tega melihat wajah Sakha ketika sakit, hati kecilnya ikut sakit.

"un, sudah ayo" Sakha mengangguk lalu menyeret nata ke kasir, mereka sudah pulang sekolah bahkan sudah sejak tadi, Sakha sudah ikut kumpul dengan teman-teman nata tadinya dan sekarang sudah menjelang sore, jika sudah bertemu dengan nata Sakha memang suka lupa waktu anak itu bahkan tak sadar handphonenya sudah di penuhi dengan notifikasi dari adik-adiknya yang menunggu dengan cemas di mansion, Sakha belum terbiasa apa lagi dulu keluarganya tak pernah perduli mau ia pulang ataupun tidak.

Sampai di depan supermarket tiba-tiba saja ada yang berlari ke arah sakha, nata yang membawa banyak belanjaan masih berada di belakang sakha.

Grep

Sakha hampir jantungan untung saja ia tak jatuh, Sakha menunduk terkekeh pelan ketika melihat siapa yang memeluknya dengan sangat antusias, Emmanuel bocah yang sudah ia anggap adiknya itu ternyata yang memeluknya saat ini.

Sakha menggendong Emmanuel aka Amy dengan hati-hati sedangkan nata pemuda itu melangkah dengan cepat ketika melihat Sakha menggendong seseorang yang tak ia kenal.

"kak aka amy Lindu cekali hic akak temana caja??" ucap Amy dengan tangisan yang menurut Sakha sangat menggemaskan, terlihat mommy dari Emmanuel berada di hadapannya wanita yang sudah berumur itu mendekat dengan senyuman lembut mengkode Sakha meminta maaf atas kelakuan anaknya yang sangat ooc itu, bahkan Amy tak pernah semanja itu padanya tapi wanita itu tak marah karena ia suka interaksi anak bungsunya itu.

"ututu sayangku, maaf ya kakak sibuk akhir-akhir ini" ucap Sakha sembari mengecup pipi bulat milik Amy dengan gemas, di anggukkan oleh Amy anak itu pun membalas kecupan Sakha sedangkan nata yang melihat hal itu mendengus kesal.

Sakha menurunkan amy dengan perlahan ia mengusap surai halus milik Amy dengan hati-hati, menangkup pipi bulat itu dan berjongkok agar tingginya sejajar dengan anak itu.

Nata tak bersuara ia hanya memandangi kejadian di hadapannya dalam diam, lagi pula sahabatnya itu nanti pasti akan bercerita.

"Amy sayang maaf ya, kakak harus pulang, besok kakak hubungi kita main bersama lagi ya?" Sakha berucap dengan lembut ia harus pulang karena hari sudah hampir gelap, mendengar perkataan Sakha Emmanuel kembali menangis, anak itu merasa beruntung bertemu dengan Sakha secara tak sengaja di supermarket ini dan sekarang tak sampai sepuluh menit kakaknya itu sudah mau pergi, enak saja ia kan mau bermanja-manja dahulu.

LOKA SAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang