[18]

6.4K 604 36
                                    

Sakha tertidur di pangkuan Daniel sedari tadi, mereka saat ini sedang di perjalanan pulang dengan Daniel yang menyetir dan gegenya itu tertidur pulas di pangkuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakha tertidur di pangkuan Daniel sedari tadi, mereka saat ini sedang di perjalanan pulang dengan Daniel yang menyetir dan gegenya itu tertidur pulas di pangkuannya.

Tadinya jafar dan juga teman-temannya yang lain ingin menahannya untuk pulang, Daniel tau jelas maksud dari tindakan mereka itu apa mereka ingin menahan gegenya ini agar berada di sana tapi sangat di sayangkan anak itu cepat sekali tertidur jadi mereka tak sempat bermain bersama mereka hanya bisa menyaksikan pipi bulat itu yang menempel di dada ketua mereka dengan tenang benar-benar lucu.

"ugh.." Sakha melenguh pelan tidurnya terganggu karena Daniel tak sengaja mengerem ketika melihat ada mobil yang berhenti di hadapannya saat ini, Daniel segera mengusap punggung gegenya itu pelan bermaksud agar gegenya itu kembali tertidur tapi tampaknya hal itu percuma ia lakukan.

Sakha sudah membuka kedua mata sayunya itu, lalu ia ingin mengusap matanya pelan tapi hal itu di tahan oleh adiknya jadi Sakha hanya diam ia melihat ke arah luar mobil terlihat pohon-pohon yang menjulang tinggi menutupi seluruh pinggir jalan seperti di tengah hutan, lampu jalanpun hanya sedikit Sakha bergidik melihat hal itu, ia memang  takut dengan hal-hal mistis jadi Sakha kembali masuk ke dalam dekapan adiknya itu terlalu takut melihat ke luar, terlalu gelap bukannya Sakha takut gelap tapi suasananya membuat ia tak nyaman Sakha suka gelap ia bahkan selalu membiarkan lampu di kamarnya mati ketika malam tapi ia akan sangat takut mengenai makhluk yang berada di kegelapan.

"ck " decakan Daniel membuatnya tersentak, apa adiknya itu tak suka ia peluk? Sakha melepaskan pelukannya lalu ingin pindah ke tempat duduk di sebelah pengemudi tapi pergerakannya keburu di tahan oleh daniel, pinggang kecil itu di tahan oleh daniel ia kembali mendudukkan gegenya itu ke pangkuannya lalu mengelus surai halus gegenya dengan pelan.

"niell??" cicit sakha pelan, bukannya adiknya itu marah padanya tapi kenapa ia di dudukan kembali, apa adiknya ini kerasukan hantu tempat mereka saat ini Sakha merinding memikirkan hal itu, ia kan tak bisa mengobati orang yang kerasukan Sakha bingung ia harus bagaimana saat ini, Sakha menggenggam erat jaket adiknya itu lalu merapalkan doa di dalam hatinya.

"pejamkan matamu ge, peluk aku" suara berat Daniel terdengar, tanpa ba-bi-bu Sakha langsung memejamkan matanya dan memeluk Daniel dengan erat, mengabaikan keadaan adiknya itu apakah kesusahan mengemudi atau tidak yang penting Sakha sudah mengikuti perkataan adiknya itu.

Daniel memundurkan mobilnya dengan cepat tapi pergerakannya  terhenti ada beberapa mobil di belakang mereka saat ini, giginya bergemelatuk menahan emosi Daniel dengan cepat menginjak gas mobilnya lalu menabrak orang-orang yang menghadang mobil mereka tadinya, mau mereka mati atau menyatu dengan aspal pun Daniel tak perduli ada gegenya saat ini ia tak mungkin membiarkan gegenya dalam bahaya.

mobil yang bergerak dengan sangat tidak beraturan membuat sakha takut apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia tetap mempertahankan matanya untuk tak terbuka mengabaikan rasa penasarannya yang menggebu-gebu itu.

Daniel tadinya berniat untuk pergi ke markas ayahnya tapi sepertinya hal itu malah membawa sial, untung saja ia dapat melarikan diri dari orang-orang berengsek itu ia akan meminta ayahnya untuk menyingkirkan para bajingan itu nanti yang terpenting saat ini adalah gegenya yang terlihat takut di pelukannya.

Ia tetap membawa mobil itu ke arah markas ayahnya terlanjur mau putar balik pun percuma pasti mereka masih ada di sana, daniel yakin mereka pasti mengira yang berada di dalam mobil saat ini adalah Christ bukannya ia ataupun yang lainnya karena Daniel saat ini sedang menggunakan salah satu mobil yang sering di gunakan ayahnya itu.

"tenanglah ge itu hanya beberapa rusa yang menghadangi jalan" ia mengecup pucuk rambut Sakha beberapa kali dengan tenang, tak ingin membuat gegenya menaruh curiga.

"niel menabrak rusa?" Sakha mendongak, bagaimana bisa adiknya ini membunuh rusa dengan teganya tau begitu ia tadi tak usah tutup mata dan meminta Daniel untuk meminggirkan mobil mereka agar rusa-rusa itu tak terluka.

"bukan anu iya sih tapi bukan maksudku begitu ge, mereka tiba-tiba saja berada di depan mobil aku tak siap" jawab Daniel gelagapan, andai saja sakha tau rusa seperti apa yang Daniel tabrak tadi.

"un gitu ya, jangan di ulangi lagi" peringat Sakha membunuh sesama makhluk itu bukanlah perbuatan terpuji ia tak ingin adiknya melakukan hal itu lagi kedepannya.

"iya"

......

mobil mereka berhenti ketika masuk ke dalam kawasan milik ayahnya.

Daniel turun tentunya Sakha lebih dulu turun sebelumnya, Daniel hanya terkekeh pelan melihat gegenya itu berlari mendekati kolam yang berada tepat di dekat mobil mereka, beberapa penjaga yang tak mengenali Sakha tadinya hampir menyingkirkan anak itu bahkan tanpa Sakha sadari tapi Daniel yang tentunya dengan kepekaan yang tinggi sadar akan hal itu ia langsung memberi tanda pada mereka lagi pula apa mereka idiot tak lihat gegenya itu tiba bersamanya ingatkan Daniel nanti untuk meminta ayahnya mengganti penjaga bodoh itu dengan yang baru.

Daniel menghentikan Sakha ketika anak itu ingin memasukkan lengannya ke dalam air, memang air mancur itu jernih dan terawat tapi tentunya masih ada bakteri di sana Daniel tak ingin gegenya kembali sakit jadi lebih baik mencegah daripada mengobati.

Sakha hanya mencebik sebal tak di perbolehkan menyentuh air yang tampaknya sangat segar itu, sakha tadi mengira saat ini sudah malam tapi dugaannya salah hari ini masilah sore terlihat dari langit yang berwarna jingga ternyata jalan yang mereka lewati tadi tertutup oleh pohon rimbun yang menyebabkan jalan itu terlihat gelap tak salah sih dari penglihatan Sakha tadi pohon-pohon itu sangat tinggi lagipula sekarang senja yang tentunya juga sedikit gelap, Sakha tak bisa membayangkan bagaimana suasana di jalan itu jika lewat di sana ketika malam hari.

Daniel membawanya masuk ke dalam rumah itu lumayan besar tapi tak sebesar masion ayahnya,  rumah siapa ini? fikirnya, Sakha celingak-celinguk melihat seisi rumah itu ternyata dalamnya tak sekecil kelihatannya di dalam lebih terlihat seperti bunker sedikit lembab dan gelap dan juga sangat luas hal ini membuat sakha kagum ia seperti sedang berada di film-film barat.

kini penglihatannya terpaku, di sana ayahnya berdiri berbincang dengan beberapa orang yang tak sakha kenali terlihat mereka sedang serius dan ada meja yang berada di antara orang-orang itu dan ayahnya, Sakha menarik lengan baju Daniel ia menunjuk Christ lalu mengkode daneil agar membawanya mendekati ayahnya itu.

Bukannya mereka tak sadar akan kehadiran sakha, semua orang sadar akan kehadiran wajah baru itu tapi mereka memiliki abai lebih tepatnya pura-pura abai di tambah lagi pemuda manis itu berdiri di sebelah tuan muda mereka.

Mereka berdua melangkah mendekati Christ, Daniel tak bersuara apalagi Sakha pemuda itu menajamkan matanya melihat apa yang ada di atas meja itu, terlihat seperti desain bangunan bioklimatik apa pekerjaan sampingan ayahnya ini adalah arsitektur, pantas saja ayahnya ini seringkali pulang malam dan jarang di rumah ternyata pekerjaan ayahnya begitu sulit seperti ini.

Mereka berdua melangkah mendekati Christ, Daniel tak bersuara apalagi Sakha pemuda itu menajamkan matanya melihat apa yang ada di atas meja itu, terlihat seperti desain bangunan bioklimatik apa pekerjaan sampingan ayahnya ini adalah arsitektur, pa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


kasian ya rusanya

aku lagi bener-bener ga mood buat update tapi udahlah kalo ga update kalian juga udah lama nungguin pastinya, jadi aku update segini dulu ya maaf bgt chapter ini pendek.

LOKA SAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang