II. Why Not?

2.1K 208 51
                                    

I'M HOME

[ BoBoiBoy Taufan ]

2. Why Not?

Cheiro Estelle present.

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Happy reading!
______________________________________

4 jam kemudian, di hari yang sama.

Langit sore beranjak ke malam, menjadi gelap gulita dengan titik-titik jutaan bintang serta bulan sabit yang menghiasinya. Lampu-lampu jalanan dinyalakan untuk menerangi para pejalan kaki yang rata-rata adalah orang-orang yang baru saja pulang dari pekerjaan mereka menuju rumah masing-masing. Usai sudah kesibukan hari ini, masih ada hari esok yang harus mereka lalui.

Kembali kepada Taufan yang saat ini sedang terduduk manis di salah satu bangku yang ada di ruang makan. Ia tidak sendirian, keenam saudara lainnya masih setia ingin menempelinya sampai jam waktu tidur mendatang. Apalagi sosok adik yang memiliki kesamaan warna dengannya, biru. Sambil memeluk sebuah plushie raksasa berbentuk ikan paus, dia duduk di sebelah Taufan dan menyandarkan kepalanya pada bahu yang lebih tua. Taufan sendiri tampak tidak mempermasalahkannya, hanya terdiam saja sembari beberapa kali memutuskan untuk memberi usapan pada sang adik.

"Kalian besok masih masuk?" pertanyaan itu terlontar dengan nada terkejut, usai mendengar pembicaraan dari saudaranya yang lain sedang mengobrol tepat di hadapannya. "Bukannya ujian sudah selesai?" tanya Taufan lagi, ia berusaha merubah posisi Ice agar nyaman bersandar padanya.

"Sudah, kok. Kami masih tersisa class meeting sama selesaiin utang tugas ke guru, terus mungkin ada yang bakal kena remedial kalau nilai ujian kemarin kurang." jawab Gempa detail. Taufan menganggukkan kepalanya merasa paham. Ia baru saja teringat tentang class meeting itu, bagaimana dengan sekolahnya di sana ya? Seharusnya sih ada class meeting juga, tapi karena Taufan pulang lebih awal, jadi ia harus melewati yang kali ini. Beruntung bagian tugas dan nilai, miliknya sudah dapat dikatakan aman.

Dia tersenyum miring. "Bagaimana ujian kalian?"

"Aman dong!" Blaze paling semangat menjawab. "Kak Fan tahu gak? Kalau kemarin rekorku tercapai! Harusnya aku dapat hadiah dari bang Alin setelah ini. Apalagi kalau peringkatku naik!" dia mengusap hidungnya bangga, dadanya membusung.

"Pencapaian apa, Blaze?"

"Tidak menyontek!"

"Pfft-" Ice yang sedang memejamkan matanya dengan tenang, tiba-tiba terdengar hampir saja terbahak. Buru-buru dia menenggelamkan wajahnya pada boneka raksasanya yang berbulu lembut, tampak tidak ingin ketahuan oleh Blaze walaupun tatapan tajam telah melayang padanya.

"Ice!"

Taufan terkekeh geli, buru-buru membalas ucapan Blaze. "Baiklah-baiklah, itu bagus sekali, Blaze! Ujian kali ini kau pantang menyontek?"

"Benar! Aku jujur! Bang Alin saksinya!" balas Blaze, menunjuk ke arah saudara yang paling tua yang tengah sibuk berkecimpung dalam dunia ponselnya. Merasa dipanggil namanya, dia mengalihkan perhatian sebentar dengan melirik Blaze lalu pada Taufan yang tampak memperhatikannya balik.

"Apa?" sahutnya bingung.

"Tidaaak!" balas Taufan cepat. Dia kembali menatap adik jingganya dengan sorot pandang yang amat bangga. "Blaze, karena sudah hebat gak mencontek lagi. Mau hadiah dariku juga gak?"

I'm Home [Taufan B.]Where stories live. Discover now