VI. Ain't Regret

1.5K 162 72
                                    

I'M HOME

[ BoBoiBoy Taufan ]

6. Ain't Regret

Cheiro Estelle present.

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Happy reading!
______________________________________

Taufan baru tahu jika tiramisu bisa jadi semanis dan seenak itu.

Sensasi kopinya tidak begitu terasa, lidahnya hanya mengecap rasa manis dari whipped cream yang sangat lembut. Pun rasa manisnya tidak pudar meski Taufan telah berkumur dengan air teh manis yang disediakan oleh Gempa dalam gelas wine.

Makan bersama dengan saudaranya, benar-benar membuat hatinya lega nan membahagiakan.

Sampai-sampai Taufan tidak dapat berhenti tersenyum barang sedetik. Pemandangan di depannya terlalu manis, seperti whipped cream tiramisu yang tersisa di lidahnya.

Dua saudara yang (dahulu) begitu dekat dengannya—Blaze dan Thorn, berdebat kecil namun cukup sengit, demi memperebutkan kesempatan yang bisa datang berkali-kali; sendok pertama Taufan suapkan ke dalam mulutnya. Mereka begitu bersemangat ingin menjadi orang yang pertamakali menyuapi Taufan.

Perdebatan itu tidak juga berhenti meski Gempa telah menegur, justru semakin berisik dengan Thorn yang mulai mengadu dan Blaze membalasnya tidak terima. Seketika adik pertama Taufan pun nampak memijat pangkal hidungnya, pusing sendiri. Suara kedua saudaranya yang paling aktif benar-benar memekakkan telinga. Beberapa dari mereka mengeluh tidak nyaman, namun Thorn dan Blaze tidak ada yang ingin mengalah.

Ini hiburan sendiri bagi Taufan yang telah lama tidak lagi melihat hal seperti ini. Ia rindu melihat pertengkaran kecil saudaranya, kecuali kalau sudah merembet ke yang lebih besar.

Ayolah, Taufan datang jauh-jauh kemari bukannya ingin melihat pertengkaran hebat yang berujung perang dingin, membuat atmosfer penuh kecanggungan di dalam keluarganya. Itu bukan impiannya sama sekali.

Di saat Blaze dan Thorn masih sibuk berdebat, dengan Gempa yang berusaha menengahi, tiba-tiba sebuah sendok datang pada Taufan, berhenti tepat di depan mulutnya. Entah dari siapa, tangan siapa yang memegang sendok itu, Taufan hanya terlalu fokus melihat tiramisu yang disodorkan padanya, pun reflek membuka mulut. Kudapan manis itu menyeruak di dalam rongga mulut Taufan.

Mata Taufan berbinar-binar, bagai diterpa oleh jutaan bintang. Rasa manis yang sangat bersahabat dan amat disukai oleh Taufan menyebar cepat pada indera perasanya. Kue dengan sensasi kopi terasa begitu lembut menyentuh gigi, hingga ia merasa tidak perlu mengunyah lagi untuk memakan kue ini. Ia menjerit tertahan, sengaja menahan di ujung lidahnya, tidak ingin membuat suasana semakin ribut.

Taufan sendiri tidak sadar jika suasana saat ini sepi beberapa saat, kelima saudara yang lain terkejut melihat siapa yang menyerobot kesempatan menyuapi Taufan.

Sang pelaku menoleh ke arah mereka dengan wajah datarnya. “Tinggal dimakan saja ribet banget.” komentarnya sebelum menyeruput teh manis di gelasnya.

“ABANG ALIN?!” Blaze dan Thorn langsung berseru tidak terima usai acara terkejut mereka yang memakan waktu semenit untuk memproses segalanya.

Blaze berdecak, “Abang nyerobot!”

I'm Home [Taufan B.]Where stories live. Discover now