XIV. Caring For Brother (2)

1.1K 135 43
                                    

I'M HOME

[ BoBoiBoy Taufan ]

14. Caring For Brother

Cheiro Estelle present.

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Happy reading!
______________________________________

Kurang lebih, Taufan ingat jika Blaze dan Solar digabungkan maka akan menghasilkan global warming yang sangat mengerikan.

Alias, rumah bisa kebakaran dalam sekejap mata.

Maksudnya hancur.

Maksudnya berantakan.

Ya, pokoknya seperti itu.

Sebenarnya, Solar bukan tipe yang suka membuat barang-barang berantakan. Dia anak yang teratur dan rapih. Masalah utamanya ada pada Blaze. Si bocah api itu kerap mengundang masalah pada Solar—yang mana dia tipe orang yang lebih suka melempar barang dari pada main tangan. Alhasil, itu menjelaskan kenapa rumah bisa berantakan. Beruntung Solar tidak melempar barang yang berbahan dasar kaca.

Tapi, bukan berarti Solar memiliki kesabaran yang tipis. Justru dia yang paling tahan menghadapi keenam sifat abang-kakaknya yang berbeda-beda. Dimanja jarang, justru yang paling terlihat lebih dewasa—kecuali jika dibandingkan dengan Gempa dan Halilintar. Ia baru menempel pada Taufan akhir-akhir ini, ketika kakaknya yang satu itu berjarak jauh darinya. Baru terasa, kalau rumah menjadi sedikit lebih sepi dengan ketidakhadiran si anak kedua yang ceria, ramah dan gemar membuat kukis sederhana itu.

Kembalinya sang kakak ke rumah membuatnya mendadak ingin berubah wujud menjadi anak berusia lima tahun yang akan selalu dimanja kakaknya.

Benar, Solar aslinya sangat manja.

“Kak,”

“Ya? Kenapa Sol?”

“...mau makan kukis buatan Kakak lagi.”

Taufan tertegun sejenak sebelum terkekeh dan memberikan cubitan gemas di pipi adik bungsunya yang kini terduduk dilantai, sementara ia duduk di sofa. Bocah berkacamata itu sempat meminta tiduran di pangkuannya sambil dielus rambutnya.

“Nanti Kakak buatin.”

“Banyakin rasa cokelatnya, loh.”

“Hahaha, iya, Solie.”

“Buatin susu kambing untukku juga.”

“Iya, adikku sayang! Ada lagi?”

“Makan bersamaku.”

“Oke, oke... Lalu?”

“...tetap bersamaku.”

Taufan terkekeh mendengar permintaan yang terakhir Solar sebutkan. Tangannya kembali mengusap puncak kepala adiknya tersebut dengan rasa gemas. Taufan berusaha sebaik mungkin untuk memanjakan adik bungsunya yang kesulitan bermanja meski pada Gempa sekalipun, apalagi Halilintar.

Karena dirinya begitu terbuka, atau masa bertemu mereka yang mulai jarang semenjak dia merantau ke pulau seberang membuat sang bungsu lebih menempel padanya.

Well, Taufan juga sangat rindu pada adik bungsunya ini.

Karena rasa rindunya, ia jadi berkeinginan besar untuk memanjakan para adik-adiknya, salah satunya Solar.

I'm Home [Taufan B.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang