III. In The Morning

1.7K 170 31
                                    

I'M HOME

[ BoBoiBoy Taufan ]

3. In The Morning

Cheiro Estelle present.

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Happy reading!
______________________________________

Tubuh Taufan benar-benar terasa lemas ketika abangnya, Halilintar membangunkannya di kamar Ice tepat pukul 4 pagi. Menitahnya dengan lembut agar segera bersiap-siap untuk melaksanakan sholat shubuh berjama'ah di masjid kompleks rumah mereka, dan memintanya sekalian agar membangunkan sang adik yang masih pulas di sebelahnya.

Balasan yang diberikan Taufan hanya berupa anggukan dalam keadaan mengantuk juga dehaman lirih. Sebelum benar-benar merasakan kehadiran abangnya tidak ada lagi di sana, ia bisa merasakan sebuah usapan lembut menyapa puncak kepala. Hanya beberapa detik, lalu usapan itu menghilang bersamaan dengan tertutupnya pintu.

Sayang sekali, Taufan tidak ingin ambil pusing siapa yang mengusap kepalanya. Yang ia lakukan sekarang hanyalah berfokus pada perintah sang abang tadi, tentang membangunkan adik birunya. Sebelum itu, dia sempat kebingungan untuk sejenak.

'Adik? Abang?' pikiran Taufan yang masih linglung bertanya-tanya. 'Perasaan aku tidur sendiri? Gak ada Aciel atau Ale yang-' ketika netra lazuardinya terbuka lebih lebar dari sebelumnya, dan menangkap sosok pemuda yang hampir sangat mirip dengannya tertidur pulas di sebelah, ia baru tersadar.

'Oh iya, ini 'kan di rumah...' Taufan menepuk kedua pipinya sedikit kencang menyadari kelupaannya. Lalu kembali fokus untuk melakukan perintah sang abang.

Kalau dahulu, yang Taufan ingat, membangunkan Ice adalah hal tersulit merempet pada level mustahil jika hanya mengguncang tubuhnya atau pun menepuk-nepuk bagian bahu dan pipinya. Alias, Ice sesusah itu untuk terbangun.

Biasanya Taufan akan melakukannya dengan aksi yang cukup ekstrem sampai sang ibunda murka padanya karena sudah membuat keributan. Bukan ia sendiri, bersama kedua adiknya yang banyak memiliki pikiran yang sama dengannya.

Tapi kali ini cukup mengejutkan. Taufan hanya perlu menepuk-nepuk kedua pipi tembam tersebut dan menjauhkan plushie berbentuk ikan itu dari pelukan sang adik, lalu Ice terbangun dengan mudah, diawali acara mengusak matanya yang sedikit kesulitan untuk terbuka.

"Eung, kak Fan?" Ice melenguh pelan, tubuhnya terangkat hingga posisinya berubah menjadi duduk. Taufan merasa gemas melihat tingkah sang adik.

"Ayo, bangun. Kita harus bersiap-siap untuk sholat."

"Oohh, iya kak." balasannya begitu, namun yang Ice lakukan adalah menyandarkan kepalanya pada bahu sang kakak. "Sebentar..."

"Ya ampun..." Taufan terkekeh. Ini masih fajar, dan Taufan sudah dibuat terkejut dua kali dengan sifat Ice yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Jujur saja, ini menggemaskan, tapi Taufan jadi dibuat merinding karena sang adik benar-benar terlalu berubah. Yang biasanya menolak bermanja padanya, hanya untuk sekadar bersandar kini bahkan bisa meminta lebih.

"Sudah yuk, kita siap-siap." baru saja Taufan hendak menjauhkan tubuh Ice darinya, tiba-tiba pintu kamar dibuka dengan kencang. Pelakunya adalah adiknya yang kedua.

BRAK!

"ICE! AYO SHOLAT SHUBUH BERJAMA—Eh? KAK FAN DI SINI?!"

•••

I'm Home [Taufan B.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang