XIII. Caring For Brother

1.2K 148 30
                                    

I'M HOME

[ BoBoiBoy Taufan ]

13. Caring For Brother

Cheiro Estelle present.

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Happy reading!
______________________________________

“A-aku yang akan tanggung jawab... Ngerawat Kakak, nganterin makan Kakak, gantiin perban Kakak, beliin apa yang Kakak mau, atau apapun...”

•••

Sesuai perkataannya kemarin hari, Solar yang akan bertanggung jawab merawat Taufan selama seharian penuh—kata ibunda kalau bisa sampai bayi anginnya benar-benar sembuh, karena di sana ada keterlibatan Blaze jadi tepatnya mereka berdua yang akan merawat. Kemarin, sang ibunda begitu berapi-api—semangat mengomeli(?)—ketika beliau baru saja membuka pintu rumah, lantas menyerukan nama Taufan dengan histeris.

Begitu mengetahui kalau Taufan terluka, wanita tersebut mempercepat waktu prakteknya, yang mana biasanya akan berjalan hingga pukul setengah 9 malam menjadi sampai pukul tujuh saja, dan langsung menuju rumah untuk memeriksa putra kesayangannya. Keenam putranya yang lain dia ajak melakukan rapat dadakan di ruang keluarga, sementara Taufan tertidur usai diobati dengan cara yang lebih benar.

Selama ini rapat dengan sang ibunda selalu berjalan menyenangkan—walaupun lebih membosankan. Biasanya diisi berbagai macam petuah soal do it and don't do that selama mereka dinas ke luar kota maupun ke luar negeri, itu salah satunya, tapi kali ini pembahasan mereka bukan hanya do it and don't do that saja.

Ada Taufan, bayi anginnya yang terluka.

Suasana mencekam memenuhi ruang keluarga sampai ke sudut-sudut tersembunyi. Aura sang wanita yang terduduk di sofa panjang seorang diri tampak gelap dan berefek kabut, berhasil membuat keenam putra kembarnya yang duduk berlutut di atas lantai meneguk ludah dengan susah payah, keringat dingin pun berlomba-lomba berjatuhan dari dahi mereka. Bahkan Halilintar yang paling tua, atau Ice yang paling tidak menaruh peduli, atau Gempa yang biasanya paling tenang berhasil dibuat gelisah. Mereka tidak ikut campur apapun soal Taufan yang terluka kecuali bagian mengobatinya, tapi entah kenapa rasanya dosa yang mereka emban justru lebih besar dari si pelaku asli.

Lihatlah, bagaimana sepasang hazel sang wanita melayangkan tatapan menuding pada mereka berenam.

Batin mereka menjerit, tolong!

“Jadi,” suara lembut nan halus terdengar mengerikan dalam satu tarikan napas. “Apa yang kalian lakukan sampai bisa kecolongan membiarkan beling itu menusuk kaki indah bayiku?” tanyanya, lalu sang bibir melengkungkan senyum iblis.

‘Seram!’ jerit batin keenam BoBoiBoy serentak.

Pemilik manik perak melirik sekitar, memperhatikan satu-satu raut para saudaranya yang tidak jauh berbeda darinya. Bahkan Halilintar yang tak bereaksi banyak tampak terbebani. “B-Bunda—”

“Bunda tidak menerima basa-basi, Solie.”

“Bukan, anu—”

“Apa kamu berniat menjelaskan semuanya? Ini ada hubungannya denganmu?”

“...um, bi-bisa dibilang begitu.”

Bulu kuduk Solar meremang, perhatian sang ibunda kini seluruhnya tertuju padanya. Mulai dari sepasang mata hazel itu sampai posisi tubuh yang menghadap ke arahnya, kedua tangan dilipat silang di depan dada menambah kesan 'aku sedang marah!' lebih jelas. Rasanya-rasanya ia baru saja dijerat oleh rantai agar tidak kabur selama masa intimidasi berjalan.

I'm Home [Taufan B.]Onde histórias criam vida. Descubra agora