XII. It's Okay, Lil' Bro!

1.3K 151 82
                                    

I'M HOME

[ BoBoiBoy Taufan ]

12. It's Okay, Lil' Bro!

Ps. Siapkan guling atau bantal untuk merendam suara—selamat bagi yang bisa nahannya.

Karena aku enggak :")

Cheiro Estelle present.

BoBoiBoy © Animonsta Studio

Happy reading!
______________________________________

Taufan sampai di rumah pada tepat pukul setengah empat sore. Dia langsung disambut dengan Solar yang berlari meminta perlindungan dari sosok Halilintar yang terus mengejarnya sejak tadi, pekikan riang dari Blaze, wajah kesal Halilintar, Gempa yang menuruni tangga, Ice ada mengikutinya di belakang sibuk memeluk plushienya—kali ini lumba-lumba—dan menguap sepertinya baru saja bangun tidur.

"Hey, hey, kamu main kejar-kejaran sama bang Alin, Sol?" Taufan iseng bertanya meski sudah tahu arti dari wajah Halilintar saat ini.

Suara Solar hampir pecah. "Yang ada aku mau dibunuh, kak!"

"Hahaha, sini, sini!"

"Kak Taufaaaaan!"

Halilintar menggeram. "Solar! Curang kau!"

"Yang penting aku hidup!"

Beruntungnya Taufan benar-benar bisa diandalkan untuk perlindungan. Solar selamat dari amukan Halilintar dengan menjadikan Taufan sebagai tameng, Halilintar menjadi jauh lebih tenang setelah kedua pipinya ditepuk-tepuk penuh kasih sayang.

"Ih, kok, bisa langsung jinak begitu sih?" ini celetukan dari Solar yang mengerutkan dahinya tidak percaya, saat memperhatikan raut wajah Halilintar menjadi lebih rileks dalam tangkupan kakak keduanya.

Sungguh, Solar bertanya-tanya, sejak kapan sang saudara tertua bisa begitu lembut terhadap Taufan?

Dan saat ini, Taufan sudah dalam keadaan yang lebih segar dengan pakaian rumahannya. Dia baru saja membersihkan dirinya dengan air dingin dari bak kamar mandi Halilintar. Surai hitamnya masih setengah basah, ia biarkan begitu saja sampai Gempa datang dengan wajah gemas dan sehelai handuk kecil.

"Yang benar keringin rambutnya, kak." tegur yang lebih muda, dibalas dengan cengiran tidak berdosa dari Taufan.

"Keringkan dong, Gem!" pintanya manja. Gempa mendesah pendek, merasa gemas dengan tingkah kakaknya tapi tetap menuruti. Dia menarik saudara yang lebih tua agar duduk di sofa ruang keluarga, membiarkan dirinya berdiri di belakang sofa, siap untuk mengeringkan rambut Taufan ala-ala spa salon sana.

"Gempa memang terbaik!" seru Taufan riang. Kedua mata birunya memejam, menikmati servis yang diberikan oleh saudaranya, berupa usapan disertai pijitan-pijitan kecil.

"Hahaha, apa sih... Biasa aja, kak." balas Gempa mencoba tidak salah tingkah meski pipinya dihiasi dengan roba merah.

"Kamu memang suka seperti ini kalau keringin rambut orang, Gem?"

"Nggak ah. Cuman buat kakak doang."

Kedua mata Taufan berkedip. "A-apa?"

"Cuman buat kakak dan hanya kakak."

I'm Home [Taufan B.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang