IF(15)

40.8K 3.4K 65
                                    

💍Happy Reading💍

Acara api unggun di mulai malam ini, sekarang Naina tengah duduk sambil menggosokkan telapak tangannya.

"Suruh geo hangatin lo gih." ucap Marlina terdengar ambigu bagi Naina.

Naina menarik resleting jaket nya lebih ke atas. "Kata-kata lo ambigu tau."

"Gak tuh, apa lo aja yang mikir anu-anu ya?" goda Marlina.

"Naina mikirin adegan plus-plus cuy." lanjut Sena terkekeh.

Naina tertawa paksa. "Ya enggak lah, kalian diem deh."

"Halah bohong." ucap Marlina sambil mencolek lengan Naina.

"Hai, pada ngobrolin apa?"

Naina, Marlina dan Sena menoleh ke arah David yang datang menghampiri mereka.

"Kepo lo." jawab Marlina memeletkan lidah nya.

David memutar bola matanya malas lalu menunjuk kursi kosong di samping Naina. "Boleh gue duduk di sini?"

"Gak!"

David mengumpat dalam hati menyumpahi Allegeo yang menjawab pertanyaan nya bukan Naina.

Allegeo menatap tajam David. "Lo masih berani deketin pacar gue?!"

David berdecak kesal, kenapa selalu ada Allegeo saat ia ingin mendekati Naina.

Allegeo pun berjalan menghampiri Naina dengan menyenggol keras pundak David.

David menahan amarahnya kemudian pergi daripada dipermalukan lebih oleh Allegeo.

Allegeo berdecih sedangkan Naina mengelus tangan Allegeo berusaha menenangkan amarah cowok itu.

Allegeo menggenggam tangan Naina erat lalu berbisik di telinga Naina.

"Hukuman lo menanti."

Naina melotot, hukuman? kan dirinya hanya diam saja tidak menjawab David.

Naina pun mencubit perut Allegeo menggunakan tangan kanan nya dan Allegeo tidak merasa sakit, cubitan gadis itu tidak terasa sama sekali.

"Lontong dong kasihan yang jomblo." ucap Marlina sambil menepuk nyamuk di dahi nya.

Naina menyengir. "Sorry nyamuk."

Marlina memperlihatkan ke Naina nyamuk yang sudah mati di telapak tangannya. "Nih nyamuk ada dua."

"Prik sekali bestie." ucap Naina terkekeh geli.

Obrolan keduanya terhenti saat Varo dan yang lainnya datang.

"Gak bilang-bilang bos kalo mau ke bu bos." ucap Varo seraya duduk di kursi sebelah Allegeo.

Hanya Varo, Dev dan Ken yang datang kemari sedangkan Nathan dan Niko tidak tahu entah kemana.

"Namanya juga pejuang cinta saat SMA." lanjut Dev dramatis lalu duduk di samping Marlina.

"Cakep." sambung Ken.

Dev mengambil tangan Marlina untuk ia genggam karena dia merasa dingin sedangkan Marlina sudah merona malu. "Bukan pantun."

Ken menyengir. "Kirain pantun."

"Btw kanan kiri nih pegangan tangan semua. Tangan gue gak ada yang mau genggam?" tanya Varo dengan mengulurkan tangannya ke atas.

"Lo mau genggam setan?" jawab Dev dibalas tendangan kecil di kaki nya dari Varo.

"Setan gak cocok sama cowok ganteng kayak gue." ucap Varo percaya diri.

"Yang ada setan mau sama lo karena sama-sama setun." gurau Dev dengan sedikit tertawa.

Varo mendengus kesal. "Ngadi-ngadi lo, tolong baim Tuhan sadarkan Dev kembaran Devi di upin-ipin ini."

Dev melotot dan Marlina tertawa dengan menggeplak pundak Dev dan membuat Dev sedikit oleng, kenapa perempuan jika tertawa harus memukul seperti ini.

Begitu juga Ken yang terkekeh kecil sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua teman nya itu.

Sedangkan Naina sudah tertawa karena guyonan konyol Varo.

Allegeo tersenyum melihat Naina yang tertawa, ia mengacak rambut Naina merasa gemas.

Naina meredakan tawanya lalu memanyunkan bibirnya. "Jadi berantakan tau."

Allegeo mendekatkan wajahnya ke hadapan Naina dan menatap bibir Naina.

Naina mengedipkan mata berkali-kali dan juga bisa merasakan deru nafas Allegeo menerpa wajahnya.

Allegeo menjilat bibirnya yang masih menatap bibir Naina lalu meneguk ludahnya.

Pipi Naina sudah memerah karena tatapan intens Allegeo yang menatap nya, ia meremat tangannya yang di genggam Allegeo.

"Ekhm."

Suara batuk jaim ala Varo membuat Allegeo menjauhkan wajahnya dengan Naina.

Varo tersenyum tengil. "Mohon maaf nih, masih ada human disini yang masih jomblo."

Naina menunduk malu dan Marlina menjahili Naina dengan mencolek pipi Naina.

Sedangkan Dev dan Ken terkekeh melihat Allegeo yang tidak pernah tahu tempat jika ingin bucin.

Allegeo memalingkan wajahnya lalu mengelus leher nya dengan tangan kirinya.

💍💍💍

Kini game tadi kembali di mulai pada jam 19.30 dan sekarang Naina dan anggota kelompoknya mulai mencari dengan menggunakan senter untuk membantu pencarian.

Terdapat Sarah, Aya, Shinta dan Bian di sini dan mengenai Allegeo, cowok itu pergi karena dua kakaknya ada keperluan dengan Allegeo dan akan segera kembali sebentar lagi.

"Kalau gini susah, pencar aja?" saran Shinta kepada mereka.

"Setuju." jawab Aya.

"Gue juga setuju." ujar Sarah.

"Kalau kalian gimana?" tanya Shinta.

Naina berpikir sejenak, ia sedikit ragu untuk berpencar apalagi Allegeo tidak bersama nya. "Tunggu al bentar gimana?"

"Gak usah deh gue capek, cepeten pencar biar cepet selesai nih game." perintah Shinta ketus.

"Naina, aturan lo sama Geo tapi dia gak ada disini jadi lo sendiri bisa?!" lanjut Shinta lalu menarik tangan Aya dan pergi.

Sedangkan Bian, ia mengirim pesan dahulu kepada Allegeo. Bian adalah salah satu teman dari Allegeo.

"Okay gue juga duluan ya." ucap Sarah tersenyum dibalas anggukan oleh Naina.

Sarah dan Bian beranjak dari tempatnya walau jarak keduanya tidak berjauhan dengan Naina.

Naina sudah mencari kartu sedari tadi tetapi tidak menemukan satupun kartu.

"Kalau nyarinya gak ikhlas ya kayak gini." gumam Naina pelan.

Naina pun mulai mencari-cari lagi lalu memekik senang saat melihat kartu emas berada di atas dedaunan di dekat kayu.

Tetapi Naina menjadi merinding saat suara langkah kaki terdengar, ia meremat senter kemudian mengambil kartu itu.

Naina yang hendak berlari seketika menegang saat tubuhnya sudah di tarik ke belakang dan menubruk tubuh orang itu.

💍💍💍


Vote dan komen ya don't forget.

Masih ada yang nungguin cerita ini gak?

Okay, see you next chapter. 👋🏻

Istri Figuran Where stories live. Discover now