Dua

725 82 3
                                    

Ketukan pintu terdengar berkali-kali, namun tak ada jawaban dari sang punya kamar. Ayden mendesah kalut, tidak tahu bagaimana lagi cara untuk membujuk sang kekasih.

"Emangnya enak berantem. Wle." Ledek Willy sambil menjulurkan lidah ke Ayden setelah keluar dari kamar Katherine.

Ayden mengepalkan tangannya ingin memukul, walaupun hanya bercanda.

"Sayang, ayo dong maafin aku. Gabbie gak akan kenapa-kenapa. Alen gak seburuk itu kok." Bujuk Ayden dibalik pintu.

Pertengkaran dimulai saat Katherine memegang ponsel Ayden dan mendapati pesan dari Alen bahwa dia lebih memilih meminta hukuman dibanding menjauhi Gabbie. Pikiran Katherine sudah berburuk sangka saja rasanya. Dia sangat khawatir dengan Gabbie, kalau saja Katherine tidak ada jadwal, pasti dirinya sudah menyusul Gabbie dan meninju Alen. Walaupun Katherine sebenarnya tidak pandai berantem.

Setelah menjalin hubungan, Katherine juga baru tahu kalau Ayden ternyata punya kembaran. Sejak saat itu juga Ayden sering mengeluh tentang Alen karena sikapnya yang membangkang, semaunya sendiri, dan lain sebagainya. Bagaimana Katherine tidak khawatir kali ini? Dan yang lebih mengejutkan adalah Ayden baru bilang kalau sandi pintu kamar Alen dan Gabbie sama. Tahu begitu, Katherine akan menyewa unit apartemen lain saja dibanding harus melihat sahabatnya dekat dengan lelaki buruk seperti Alen.

Dan yang paling parah adalah Gabbie sama sekali tidak memberi tahu bagaimana kondisi dia di sana. Bagaimana kalau Gabbie diancam oleh Alen? Rasanya Katherine ingin menyusul Gabbie sekarang juga.

"Loh kak Ayden gak masuk?" Tanya Nadi yang tiba-tiba datang sambil membawa perlengkapan gambar ke kamar Katherine.

"Nadi ngapain kesini?" Jawab Ayden dengan pertanyaan.

Nadi sebenarnya sering bertemu dengan Katherine, namun biasanya setiap ada Katherine pasti ada Gabbie. Sebab, Nadi sendiri tidak ada keperluan penting untuk bertemu dengan Katherine.

"Gak tau disuruh Kak Katherine kesini, soalnya mau facetime sama Kak Gab." Balas Nadi.

Nadi mengetuk pintu kamar Katherine sambil melirik kearah Ayden.

"Nadi, di situ masih ada Ayden gak?" Teriak Katherine dari dalam kamar. Ayden menggelengkan kepala memberikan isyarat kepada Nadi, membuat Nadi tersenyum licik.

"Gue dikasih apa kak kalo bantuin lo?" Bisik Nadi.

"Apa aja." Balas Ayden tanpa suara. Nadi mengangguk paham.

"Ada di lantai bawah kak." Ucap Nadi berbohong.

Katherine langsung membukakan pintu, dilihatnya Nadi dan Ayden masuk ke dalam kamarnya. Ayden segera mengunci pintu kamar, takut kalau-kalau Katherine akan kabur darinya lagi.

"Sumpah ya aku masih marah sama kamu." Ucap Katherine geram ke Ayden yang seenaknya masuk ke kamarnya.

"Hehehe maaf ya Kak Kath, yaudah ayo facetime sama Kak Gabbie." Ucap Nadi mengajak Katherine. Nadi juga takut kalau mereka berdua berantem. Kemudian, Nadi mulai membuka MacBook-nya.

"Kamu diem disana!" Titah Katherine kepada Ayden. Ayden hanya mengangguk saja dan duduk dengan jarak empat hasta dari Katherine.

Katherine dan Nadi kini duduk di lantai dengan MacBook yang diletakan di kasur. Alasan Katherine mengajak Nadi ke sini karena Gabbie tak ingin diajak facetime dengan Katherine. Katherine sebenarnya agak kesal, namun Katherine tahu biasanya kalau sedang berlibur Gabbie tak ingin diganggu, tapi kalau masalah pekerjaannya Gabbie selalu menanggapi.

SESALWo Geschichten leben. Entdecke jetzt