Lima

487 68 0
                                    

tw cw // blood, kidnapping

***

Aroma makanan menyeruak menjadi satu, membuat perut Gabbie keroncongan. Tersaji rapi pindang ikan, ayam asam manis, ebi tempura, serta capcay dihadapannya. Semua ini bukan Gabbie yang memesannya, melainkan Ibu Haru yang memasak.

Gabbie biasa bermain ke rumah Haru beberapa kali dalam sebulan, bahkan saat kedua orangtuanya tiada dengan tangan terbuka Ibu dan Ayah Haru mengizinkan Gabbie untuk tinggal. Namun Gabbie memilih tinggal sendiri di apartemen sang ibu saat lajang dulu.

"Makan yang banyak ya sayang, kamu kalau sakit harusnya nginep di sini aja." Ucap Ibu Haru sambil mengelus rambut Gabbie, mengingat sepulang dari Singapura Gabbie beberapa hari sempat jatuh sakit.

"Iya mah, makasih ya." Balas Gabbie memanggil ibu Haru sama seperti Haru memanggil ibunya.

"Kak Gab mending ke sini setiap hari deh." Ucap Haru menyindir sang ibu, karena setiap Gabbie datang selalu saja ada banyak hidangan diatas meja. Gabbie hanya tertawa mendengarnya.

Maksud dan tujuan Gabbie selain rindu masakan rumah yakni meminta tolong kepada Haru. Haru si anak yang sering main ke rental ps dan ke warnet saat kecil itu kini sudah bekerja. Terlebih pekerjaannya berkaitan dengan keamanan dan pengembangan teknologi di perusahaan oma.

"Kak jadi siapa cowo yang lo pilih?" Tanya Haru di tengah keasyikan dia bermain playstation di kamarnya.

Gabbie berpikir sebentar, dari banyak biodata laki-laki yang dia baca itu, tak ada yang menurutnya cocok untuknya.

"Menurut lo siapa?"

"Lo yang mau nikah, gue yang ditanya." Balasnya.

Gabbie menyenderkan kepalanya dikasur. Posisi mereka memang sedang bersandar di kasur Haru sembari bermain playstation, tapi Gabbie hanya main tiga kali dan berhenti bermain karena ketiga-tiganya kalah.

"Minimal lo udah screening, kan?

"Kating gue aja, anak basket. Gak kaya kaya banget sih tapi gak se-redflag yang oma kasih."

"Buset, anak basket mah udah pasti redflag." Balas Gabbie. Haru menoleh kearah Gabbie seolah tak suka, kebetulan juga permainannya telah selesai.

"Terus gue? Redflag gitu?" Tanyanya kesal. Gabbie tertawa kecil sambil mengelus rambut Haru yang kian panjang.

"Hahaha, gak gitu. Lo suka php-in cewe ya."

"Apaan php? Mereka aja yang ke-geer-an. Udah tau gue punya gebetan."

Gabbie menegakkan kepalanya sambil menatap Haru.

"Masih gebetan yang lama? Siapa tuh namanya Lolipop?"

"Moly kak, ishhh. Jauh banget Lolipop." Balasnya ngambek.

"Hahaha iya Moly, lagian lo tuh ada aja suka sama campus queenbee."

"Ya mau gimana lagi namanya juga jatuh cinta."

"Dih bulol."

"Yaudah sih mending bahas cowo lo yang masih burem itu."

"Gue gak enak dah kalo sama temen lo, takut dia sakit hati. Gue kan full senin sampe minggu, gak ada waktu pacaran."

"Ya emang kalo sama yang dijodohin oma bisa pacaran? kan sama aja."

"Nah itu poinnya, biar dia muak terus nolak perjodohan gitu."

"Sama aja sih kalo dia nolak, pasti oma kasih pilihan lain. Kayak lingkaran setan gitu sebelum lo bener-bener nikah sih kak."

Gabbie mengembuskan napasnya gusar, di satu sisi dia tak ingin menikah dan menikmati profesinya setiap waktu. Namun di sisi lain, dia tak ingin oma dan opa nya khawatir atas dirinya.

SESALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang