II.

784 61 1
                                    

Pernakah kalian berpikir semakin cantik penampilan seseorang semakin ingin pula menelanjanginya.

Mark mungkin memiliki kelebihan hormon di atas rata-rata pria seumuruannya, tapi percayalah semuanya pun akan bertingkah seperti ini jika mempunyai istri secantik Na Jaemin.

Bagaimana sosok itu keluar dari kamar disertai wangi semerbak juga penampilan luar biasa. Jaemin tidak kalah dalam hal pesta. Dia bisa berdandan, memakai make up, dan menyesuaikan penampilannya agar pas di samping suaminya yang notabennya direktur eksekutif. Dia hanya tidak suka pesta itu saja.

"Sepertinya keputusan yang bagus jika selama ini aku membiarkanmu di rumah, sayang?" Ucapnya mendekat memeluk pinggang istri cantiknya. Bagaimana Jaemin bisa semenawan ini dan sudah seharusnya dia menyimpannya untuk dirinya sendiri di rumah.

"Apa?"

Mark lupa bahwasahnya istrinya itu tidak suka basa basi. Seromantis apapun kalimat yang dilontarkannya akan tetap seperti biasa di telinganya. "Maksudku kau cantik."

"Terima kasih?" Jaemin tersenyum, "jika aku tidak cantik mana mau kau menikahiku?"

"Tidak, bukan hanya itu." Mark tak membantah dengan kalimat sakartik itu. "Kau sexy." Sambungnya seduktif.

"Mark jangan memulai."

Bukannya melepas, Mark justru semakin mengeratkan pelukannya. Menghirup dalam aroma manis istrinya. "Tidak keberatan bermain sebentar?"

"Aku tidak mau." Tolak Jaemin langsung. Menghempas langsung tangan Mark sebelum itu bisa merusak penampilan rapinya malam ini.

"Na, pestanya masih dua jam." Mark bersikeras.

"Kalau begitu tuntaskan sendiri di kamar mandi."

Begitu teganya Jaemin karena dengan beraninya menolak Mark,salah satu orang penting di industri negara ini. Ayolah andai dia tahu berapa orang yang mengantri untuk mendapatkan secuil sentuhan dari suaminya.

"Sial Na, kau selalu membuatku frustasi secara seksual." Meremas rambutnya kasar. Hormon Mark memang sulit dibendung hanya karena melihat kecantikan istrinya. Padahal ada ratusan sosok cantik yang ia kenal di seluruh dunia, anehnya Mark hanya bisa bereaksi dengan Jaemin seorang.

"Salahmu sendiri tidak bisa mengendalikannya." Jaemin hanya menaikkan pundak. Tertawa dengan melihat aksi Mark yang bersungut-sungut masuk ke dalam kamar mandi.

Dasar kelebihan hormon. Dia benar-benar melakukannya di dalam, sampai membiarkan istrinya menunggu selama beberapa menit.

"Sudah selesai?" Tanyanya melihat Mark yang baru saja keluar. Kedua tangannya basah dan dia baru saja mengusapnya dengan tissue.

Tanpa memperdulikan ucapan Jaemin, tiba-tiba saja dia sudah menarik tubuh istrinya itu dalam dekapan dan menahan tangannya. 

"Mark apa yang kau lakukan... Markkk... Akhhkk...?"

Sebuah pembalasan, saat Mark berusaha menyerang leher jenjang istrinya dan memberi hisapan kuat disana. Seperti seorang vampir yang haus akan darah, jika dia memang makhluk mitos tersebut, Mark toh ingin membabas habis tubuh istrinya karena terlalu menawan itu.

"Setidaknya dengan begitu orang tau kau milikku." Ucapnya sebelum mendapat tatapan mematikan dari sorot mata Jaemin.

------------------------------

"Kau mengadakan pesta tanpa persetujuanku?" Pertanyaan itu meninggi. Jeno tidak habis pikir bagaimana istrinya tidak memberitahukan acara ini jauh-jauh hari, yang justru ia beri tahu secara tiba-tiba seakan Jeno tak ada waktu untuk menolak.

MARRIAGE VOYAGE (NOMIN- MARKMIN) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang