XI.

891 57 0
                                    

Festival Film Cannes merupakan festival yang paling ditunggu-tunggu bagi seluruh pekerja seni di seluruh dunia. Tidak sembarang orang
turut hadir menginjakkan kaki di red carpet menjadi sorotan media internasional. Sebuah apresiasi tertinggi adalah tujuannya. Selain dari pada itu karya yang terpilih beserta pemain dan sutradaranya akan mendapat pamor besar terlepas dari menang atau kalah.

Meski bukan pertama kalinya bagi pria berhidung bangir itu mendapat undangan eksekutif, karena dalam dua tahun sebelumnya dirinya terpaksa mangkir akibat kontroversi film yang dibuatnya. Dengan begini dipastikan bahwa inilah tongkak balik karirnya di dunia seni peran. Ketika film yang baru saja digarapnya meraih satu juta penonton di hari perdana penayangan. Sebuah marketing yang tepat ketika mengakusisi ide dari sebuah novel best seller ternama, lalu aktor berbakat yang mumpuni di bidangnya, ditambah seorang sutradara yang berpengalaman di kanca perfilman Hollywood. Maka tak diragukan lagi bahwa film ini telah meraih banyak penghargaan hingga masuk di nominasi bergengsi internasional.

Jeno bukannya seorang yang kapitalis dalam sebuah pekerjaan. Alih-alih mengumpulkan pundi-pundi uang untuk keuntungan dia sendiri, dia justru berencana mengajak kru serta pemainnya untuk berangkat ke Cannes bersama-sama. Sebuah liburan yang sudah direncanakan secara matang. Sayangnya dalam hal ini pemain mereka tidak dapat ikut serta, karena di hari yang sama Park Jisung dan Zhong Chenle juga sedang melaksanakan pesta pertunangan yang sangat mewah yakni di Maldives.

Sempat dilema antara mengikuti Sutradara mereka ke Paris atau menghadiri acara pertunangan Sang aktor di Maldives yang dimana kedua-duanya sama-sama menggiurkan. Kebanyakan dari para kru memilih Maldives karena faktor pengalaman yang sering melakukan syuting di Eropa terutama Paris. Maka dengan melakukan voting, sebanyak 98% kru memilih bertandang ke Maldives terutama hanya satu orang yang memilih Cannes.

Jaemin belum pernah ke Eropa, atas alasan itu dia memilih mengikuti Jeno. Lagi pula dia juga sangat penasaran dengan festival film Cannes, dimana dia dengan langsung melihat artis-artis sekelas Hollywood disana. Juga jarak antara Cannes dengan Ibu kota yang terpaut 8 jam perjalanan memungkinkan Jaemin bisa berjalan-jalan ke kota Paris lebih dulu. Mengunjungi Museum Louvre bahkan kalau perlu naik ke Puncak Menara Eiffel.

Bukankah ini seperti semesta merestui hubungan mereka?

Terlebih saat Mark sendiri dikejar kesibukan atas urusan kantornya dan Jeno bukan tipe orang yang mengajak istrinya dalam hal pekerjaan. Dengan begitu berangkatlah mereka berdua dengan persetujuan pasangan masing-masing dan tentu saja disertai rencana yang matang.

"Aku tidak apa-apa Mark. Lagi pula ini hanya tiga hari."

Duduk dikursi pesawat, ia gunakan kesempatan sebelum berangkat untuk melakukan vidio call dengan suaminya. Mark sudah memakai pakaian rapi. Bersiap meeting dan agaknya menyesal tidak dapat mengantar istri kesayangannya bertandang ke Bandara.

"Harusnya kau bilang dari dulu jika ingin ke Paris sayang, dengan begitu kita bisa merencanakannya sebaik mungkin."

"Aku baru menemukan minatku akhir-akhir ini." Belanya.

Jaemin tidak pernah ke luar negeri sebelumnya. Walau mendapat suami sempurna kaya raya tidak membuatnya cukup atraktif menghabiskan uangnya. Dia justru lebih menyukai wisata dalam negeri yang tidak menguras waktu maupun biaya.

Ketika Jaemin meminta izinnya, tentu saja membuat Mark kocar-kacir. Waktu keberangkatannya sama dengan dia menandatangani konfrensi penting perusahaan. Sehingga terpaksa dia tidak bisa menemani.

"Kau duduk dengan siapa?" Melihat kursi samping Jaemin yang belum terisi. Penerbangan akan dilakukan 15 menit lagi.

"Mungkin kursinya kosong."

MARRIAGE VOYAGE (NOMIN- MARKMIN) REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang