X.

684 48 2
                                    

Musim semi memang selalu identik dengan hal baru. Menelusuri bumi di bagian selatan, dimana sekolah-sekolah sudah menerima pendaftaran siswa baru. Ibu-ibu mulai mengantarkan anaknya bersekolah, juga para ayah yang mulai berangkat ke kantor. Sementara itu para wisatawan asing memilih berjalan-jalan menikmati cerahnya matahari. Bunga-bunga sekitar bermekaran menjadikan taman adalah tujuan untama untuk sekedar melepas penat.

Jepang selalu menjadi negara tersibuk. Pun banyak warga lokal yang memilih bekerja di banding menikmati cuaca yang secerah ini. Sebuah negara dengan mobilitas tertinggi dimana para penduduknya akan sibuk dengan dirinya sendiri tanpa ada waktu untuk mengurusi hidup orang lain. Atas dasar itu Jungwoo memilihnya sebagai tempat tinggal sementara juga sembilan bulan yang akan datang.

Menyewa sebuah apartemen sederhana di pusat kota. Seseorang baru saja membantunya berberes juga mengurus kepindahannya. Pakaian resminya berganti menggunakan pakaian santai. Bermandikan keringat atas pekerjaan berat yang baru saja ia lakukan.

"Sembilan jam lagi sepupuku kemari. Kau bisa mandi dan bersiap kembali ke hotel." Ucap Jungwoo menghampiri sembari memberikan minuman. Ia hargai kinerja mantan bos nya hari ini yang ikut membantunya menata perabotan.

"Mengapa tidak menyewa perawat saja?" Menerima minumannya dan berdiri tegak. Ia melihat seisi ruang apartemen, dari kosong menjadi terisi dan berpenghuni.

"Sepupuku seorang dokter, Mark."

Bertambah satu lagi kelegaan hatinya ketika seseorang di depannya dijaga oleh orang yang tepat. Jungwoo mengikutinya duduk di sisinya. Tidak ada hal intim yang biasa mereka lakukan. Hanya ada dua pribadi yang saling menjaga baik fisik atau perasaan masing-masing.

Usia kandungan Jungwoo dua bulan. Tepat ketika Mark berusaha menerima dengan hati besar bahwa itu adalah darah dagingnya. Begitu pun Jungwoo yang menerima apapun keputusan Mark.

Bagi Mark yang tidak mau menyakiti istrinya, meminta agar Jungwoo merahasiakan kabar kehamilannya. Sekejam itu perbuatannya hingga memilih memecat dan memindahkannya keluar negeri agar perbuatannya itu tertutupi. Nyatanya Jungwoo justru menyetujui tanpa protes.

"Kau juga tak perlu khawatir dengan anak ini karena Lucas sudah menerimanya dengan baik."

"Kau sudah bicara dengannya?"

Jungwoo mengangguk. Kemarin sebelum berpindah ke Jepang dia sudah berkali-kali mengunjungi Lucas di ruang rehabilitasinya. Mengaku dengan jujur bahwa dia sedang mengandung bayi dari orang lain. Tanpa menyebut nama Mark di dalamnya.

Awalnya berakhir Lucas yang mengamuk seperti orang kesetanan. Berkali-kali mencoba menyerang Jungwoo dan ditahan oleh petugas sipir. Mungkin karena besi dalam sel terasa dingin bagi suaminya hingga membuatnya berubah pikiran. Memaafkan dan menerima Jungwoo adalah keputusan akhirnya. Lucas menerima kehamilannya. Berdalih bahwa dalam rumah tangga siapapun bisa berbuat salah.

Baik Jungwoo dan Lucas sama-sama telah berbuat salah. Lucas dengan narkotika dan Jungwoo dengan penghianatan. Tapi keduanya memilih menerima masing-masing kekurangan itu dari pada menukar sepuluh tahun mereka.

"Aku minta maaf." Terus menyesal, Mark tak henti-hentinya meminta maaf. Hati baik didikan Ibunya tidak sampai hati melakukan hal seperti ini. Tapi sadarlah ini semua demi Jaemin. Istri yang sangat disayanginya.

"It's okay Mark, aku juga tidak akan menuntutmu jika saja Lucas tidak mau menerima maafku." Guraunya. Menyadari tiba-tiba wajah murung Mark yang tidak seperti biasanya.

"Kau ada masalah dengan Jaemin?" Tebaknya.

"Entahlah aku tidak yakin." Mark menggelengkan kepala. "Mungkin alasannya sama dengan apa yang pertama kali membuatku berkencan denganmu."

MARRIAGE VOYAGE (NOMIN- MARKMIN) REPUBLISHWhere stories live. Discover now