BAB DUA

3.7K 750 51
                                    

Adinia menyesal mengatakan kata-kata yang baru ia ucapkan kepada pria asing tampan dan seksi itu. Adinia kamu seharusnya menahan kata-katamu! Lihat apa yang kamu lakukan sekarang! Pria dihadapannya ingin mencium dan bercinta denganmu karena kasihan Adinia!

"Errr, aku berarti harus membayarmu?" tanya Adinia.

"Why don't you give it a try and if you like it, you can pay me later," kata Gael kepadanya.

Gael melangkah maju menutup jarak di antaranya sementara Adinia melangkah mundur karena ia begitu gugup. "Aku tidak pernah dicium sebelumnya."

"Tapi kamu bisa membayangkan apa itu ciuman, bukan?"

Adinia membenarkan kacamatanya tapi ia menghindari tatapan Gael. "Tentu saja, aku tahu apa itu ciuman."

"Ciumanku tidak akan berarti apa-apa, Adinia."

"Bagaimana kamu tahu?"

"Karena berciuman dengan orang asing yang kamu tidak akan kenal dan besok tidak akan bertemu denganmu lagi akan menjadi pengalaman yang terlupakan seiringnya waktu. Tidak ada obsesi atau keinginan untuk lebih, percaya kepadaku," kata Gael yang sekarang mengambil satu langkah maju lagi.

Kali ini Adinia bergeming ditempatnya. Ia berhenti melangkah mundur selagi ia melihat gerakan langkah pria itu seperti binatang liar yang akan memangsanya. "Apa kamu mengatakan kepada semua klienmu hal itu mengenai ciuman?"

"I don't talk about my other clients."

"Sorry, aku hanya penasaran," kata Adinia.

"Tell me again, bagaimana kamu bisa mengenalku? Temanmu—katamu?" tanya Gael yang sekarang menutup jarak diantara mereka. Ia bisa merasakan betapa gugup dan tegang wanita itu, ia tersenyum. "Relax, I'm not going to eat you yet."

"A-Apa? Eat what?"

"You."

"Tunggu, aku tidak mengerti. Jangan memakan aku," kata Adinia dengan naifnya.

Gael tertawa dan suara tawanya yang renyah, dalam, dan seksi itu membuat perut Adinia tergelitik seakan-akan ada kupu-kupu yang sedang terbang mengelilinginya. "I mean eating you not in a literal sense, Adinia. Aku akan membuka kedua pahamu dan wajahku akan berada ditengah-tengahnya, lalu aku akan menjadikanmu wanita yang paling bahagia. Ketika kamu sangat basah dibawah sana, aku akan mencumbumu sampai kamu meneriakkan namaku."

"Oh," Adinia tidak berkedip ketika mendengarkan kata-kata pria itu dan napasnya menjadi sedikit terengah-engah. "Baiklah, ba-bagaimana dengan ciuman yang tadi kamu tawarkan?"

"We can definitely start with that," kata Gael kepada Adinia. "Kamu menginginkannya?"

"..."

"..."

"Tatap aku dan jawab pertanyaanku Adinia. Apa kamu ingin aku cium?" perintah Gael dan ia mendongak untuk menatap mata cokelat itu dengan baik. Mungkin sekarang ia sudah lupa caranya bernapas. "Aku ingin mencobanya."

"Baiklah," kata Gael. "Aku akan memegang pinggangmu sekarang dan menarikmu, Adinia. Okay?" tanya Gael. Pria itu begitu sopan ketika meminta izin kepadanya dan memastikan semuanya datang dari keinginan Adinia sendiri.

"Okay," bisik Adinia. Pria itu menariknya dan ketika tangan pria itu menyentuh sweater bagian perutnya, Adinia menegang dan menggigit bibir bawahnya. "Relax," Gael berkata dengan suara parau.

"Aku... apa aku bodoh?"

"Aku tidak tahu, kita belum berciuman Adinia," Gael memainkan rambutnya dan sekarang jari-jari pria itu beralih ke dagunya. "Tatap aku."

Adinia mendongak dan menatapnya. Pria itu sangat tampan. Sangat seksi. Sangat mendominasi. Jari-jari pria itu membuat bagian kulit yang disentuhnya menjadi panas dan Adinia tidak bias berpikir ketika Gael menyentuh bibirnya. Jari-jari Gael di bibirnya membuat Adinia tanpa ia sadari membuka mulutnya. "You're ready for me?"

Adinia mengangguk. "Ciuman pertamaku."

"Aku akan menciummu sekarang," kata Gael yang menunduk. Napas pria itu tercium olehnya, hawa panas dari tubuh pria itu dirasakan oleh Adinia sekarang, dan terlebih lagi harum tubuhnya yang bersih dengan sedikit rempah membuatnya mabuk. Gael Zachariah adalah racun yang tidak bisa ia tolak.

"Buka mulutmu, Adinia," dan Gael mencium bibirnya. Ketika bibir mereka bersentuhan pada awalnya Gael akan berpikir ciuman dengan wanita ini akan menjadi sangat kaku dan pengalaman paling aneh yang akan ia ingat besok hari. Tapi wanita itu mengejutkannya.

Tubuh wanita itu memang kurus dan pucat, tapi wangi tubuhnya—mawar liar—membuatnya sangat memabukkan. Sungguh ketika Gael menyentuh bibir wanita itu pada mulanya ia akan melepaskannya begitu saja dengan cepat. Tapi entah kenapa ia melakukan hal yang sebaliknya, ia memperdalam ciumannya membuat suara erangan dari wanita itu keluar. Memabukkan. Sangat, pikir Gael.

Ia memasukkan lidahnya ke dalam mulut wanita itu. Hal tersebut membuat Adinia terkejut tapi wanita itu sangat pintar dan cepat belajar. Ketika lidahnya bertemu dengan lidah wanita itu, sekali lagi Gael memperdalam ciumannya. Menuntutnya.

Baru kali pertama dalam karirnya sebagai pria malam bayaran ia tidak ingin berhenti mencium kliennya sendiri. Ada apa dengan dirinya malam ini?

Be Careful, It's My Heart | Red Series no. 2Where stories live. Discover now