BAB DELAPAN

3K 619 36
                                    

Kata-kata itu terngiang di pikiran Gael selama ia menyetir ke rumah sakit mengantar wanita yang tidak dikenalnya itu. Jantungku, aku sakit jantung.

Semuanya mengingatkannya kepada malam itu. Malam ketika ia menemukan kakaknya....

Adinia tidak boleh mati di tangannya. Tidak malam ini. Gael menyetir dengan cepat menuju rumah sakit terdekat sementara Adinia terbaring di kursi belakang mobilnya. Wanita itu tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Tolong, tidak malam ini....

Ketika ia sampai di rumah sakit, hal pertama yang Gael lakukan adalah memarkirkan mobilnya dengan sembarangan di depan unit gawat darurat dan mengeluarkan Adinia yang masih memakai gaun malam berwarna kuningnya. Ia menggendong wanita itu yang terlihat semakin pucat dan membawanya masuk tidak memedulikan apa ia sudah mematikan mesin mobil atau menguncinya.

"Tolong!" kata Gael kepada siapapun yang mendengarnya. "Tolong!" ulangnya, sebelum perawat dan dokter jaga berjalan mendekatinya.

"Pak, kenapa dengan wanita ini?" tanya seorang perawat kepada Gael.

"Serang jantung, atau jantungnya bermasalah, saya tidak yakin. Anda harus memeriksanya."

"Anda kenal dengan wanita ini?"

"Apa penting Anda menanyakan hal itu kepada saya sekarang? Suster, Anda harus memeriksanya sekarang!"

"Pak, tenangkan diri Anda. Saya akan memeriksa wanita ini tapi kalau Anda keluarga, saya ingin menanyakan beberapa hal sebelum...."

"Saya pacarnya, tapi kami belum berpacaran lama," jawab Gael. Bagus Gael, perjelas saja informasi tidak penting ini kepada perawat menyebalkan dihadapanmu! Gael ingin memukul dirinya sendiri tapi ia tidak yakin itu adalah solusi yang tepat untuk kebodohannya.

"Baiklah," kata perawat dan mereka menidurkan Adinia dengan cepat di ranjang rumah sakit. Dokter jaga sedang memeriksa wanita itu, sementara Gael melihat dari kejauhan semua staf medis yang sedang bekerja untuk menyelamatkan Adinia.

"Pak, saya harus meminta Anda untuk menunggu di ruang tunggu sekarang," kata seorang perawat kepada Gael. "Ada beberapa hal yang harus kami periksa dan kami membutuhkan waktu." Gael terdiam ditempatnya dan ia bertanya, "Apa Adinia akan baik-baik saja?"

"Kami belum tahu," kata perawat tersebut. "Saya sarankan Anda untuk menenangkan diri di ruang tunggu."

Gael sama sekali tidak menyerah dan berkata, "Ia adalah putri mahkota Ttagiantabiantara, kalau sesuatu terjadi—"

"Kami tahu," jawab perawat yang terdengar lebih tenang daripadanya sekarang. "Kamu tahu kalau putri mahkota Ttagiantabiantara adalah pasien kami. Jadi kami sarankan Anda untuk menunggu kami di ruang tunggu. Biarkan kami bekerja dengan baik untuk menyelamatkan nyawanya."

"..."

"..."

"Baiklah," kata Gael. Tidak ada gunanya ia berdiri disini dan membuat semua staf medis lebih panik daripada seharusnya. Ketika ia sudah berada di ruang tunggu, ia membuka jas tuksedonya, melipat lengan kemejanya, dan membuat dua kancing teratas—menyampirkan dasi pitanya dengan sembarang di seputar lehernya.

Ia menunggu. Satu jam, tidak ada kabar. Jam berikutnya, ia tetap menunggu. Enam jam kemudian, hari sudah pagi. Dimana orang tua Adinia? Dimana keluarganya? Semua pikirannya terarah kepada wanita itu. "Pak," kata seorang dokter yang terlihat senior dan berwibawa mendekatinya.

Gael berdiri dengan cepat dan bertanya, "Bagaimana dengan keadaan Adinia?"

"Raden Ayu baik-baik saja, ia hanya kelelahan."

"Kelelahan? Jantung bagaimana?" tanya Gael. Ya, Gael, pertanyaanmu terdengar seperti kamu adalah suaminya, tenangkan dirimu!

"Anda pacar Raden Ayu—nama Anda...."

"Gael. Jantungnya, Dokter?"

"Jantungnya baik-baik saja. Kami lama memeriksa keadaan Raden Ayu untuk memastikan satu hal—jantungnya. Kelelahannya tidak dipicu karena kondisi jantungnya yang lemah. Kami bisa memastikan hal itu."

Gael mengangguk dengan kaku. Wanita itu baik-baik saja.

"Ia akan baik-baik saja, Pak Gael," Dokter itu melanjutkan.

"Apa saya boleh melihatnya sekarang?" tanya Gael.

"Tentu saja," balas sangat Dokter. "Adinia memanggil nama Anda ketika terbangun tadi."

"She did?" tanya Gael terkejut. "Ia memanggilku?"

"Ya, Pak Gael. Hanya Anda yang dicari Raden Ayu."

"Oh," kata Gael. Oh, Gael, tenangkan jantungmu! Ia hanya memanggil namamu, bukan melamarmu!

Be Careful, It's My Heart | Red Series no. 2Där berättelser lever. Upptäck nu