BAB SEPULUH

2.4K 554 48
                                    

Agreva Agnibrata, raja Ttagiantabiantara, ayah dari putri mahkota Adinia Cara Agnibrata menatap pria bernama Gael Zachariah dengan bingung dan kemarahan yang ditahannya. "Adinia, apa kamu mengenal pria ini? Apa benar apa yang ia katakan atau ia sedang menggunakanmu karena posisimu sebagai putri mahkota?"

Adinia, putrinya sama sekali tidak menatapnya dan Agreva dapat merasakan kegugupannya.

"Adinia?"

"Papa," jawab Adinia. "Papa, apa Papa bisa meninggalkanku dengan Gael sebentar?"

"Adinia, kalau pria ini mengancammu atau menggunakanmu, katakan kepadaku sekarang juga," balas Agreva dengan keras dan tegas.

"Apa karena saya orang biasa, Yang Mulia?" tanya Gael kepada Agreva. Ia melanjutkan dan memperjelas kata-katanya, "Apa karena saya bukan siapa-siapa, tidak memiliki darah biru, ataupun kaya, Anda berpikir saya menggunakan Adinia? Mengancamnya untuk menjadi pacar saya—apa itu, yang Anda pikirkan?"

"Ya," jawab Agreva dengan mudah. "Saya tidak pernah mengenal Anda dan satu-satunya kemungkinan Anda berada disini adalah karena Anda menginginkan sesuatu dari Adinia."

"Enough," Nicola, istri dan ratu Ttagiantabiantara berkata kepada suaminya. "Agreva, please, jangan lakukan ini sekarang. Tidak penting siapa pria ini, yang penting adalah Adinia baik-baik saja."

"Papa," Adinia kembali memanggil Agreva.

Agreva sama sekali tidak berpaling dan terus menatap Gael seolah-olah tatapannya dapat mematikan pria itu. "Papa, please, aku harus berbicara dengan Gael sekarang."

Agreva terdiam untuk sesaat sebelum ia memutuskan. "Aku akan memberikan waktu untuk dirimu dan pria ini—sepuluh menit. Tidak lebih, tidak kurang. Kamu mengerti Adinia? You are to be married to Teran, and if this is your idea of not marrying him, I suggest to you to stop this now. Tidak ada satupun sandiwara yang bisa kamu lakukan sekarang. Adinia, tidak ada waktu untukmu untuk berbohong dariku."

"Baik, Papa," jawab Adinia kepada ayahnya. Agreva dan Nicola Agnibrata meminta semua orang untuk keluar dari kamar dan meninggalkan Adinia bersama Gael. Lalu kedua orang tuanya keluar dari kamarnya dan menutup pintu dibelakangnya.

Sedetik kemudian Adinia menengadah dan mencari sosok Gael yang berdiri tidak jauh darinya. "Apa yang kamu pikir kamu sedang lakukan sekarang? Menipu ayahku? Apa kamu tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan ayahku? Kamu tidak akan bisa bersandiwara untuk menjadi pacarku. Aku tetap akan menikah dengan Teran."

Gael mengangguk, "Kamu membutuhkanku karena kamu tidak ingin menikah dengan Teran, Adinia. I know that you don't want that. You told me yourself—you want to travel the world, read books, Verona. Where's that woman that I know? That dare to dream."

Adinia tertawa dengan sinis, "Aku sakit."

"Aku tahu," kata Gael dengan pahit.

"Apa kamu tahu seberapa parah sakitku?" tanya Gael kepada Adinia. "Jantungku yang lemah ini... tidak akan bertahan lama, Gael. Like today, it could be my last, aku tidak ingin hari terakhirku menjadi hari aku membohongi ayahku."

"So, don't," kata Gael. "Jangan berbohong kepada ayahmu."

Adinia tertawa dan dengan sinis ia berkata, "What is it that you want, Gael? Menjadi pacarku tanpa sandiwara? Aku akan mati!"

"Ya, aku akan menjadi pacarmu sampai kamu mati—kalau itu yang kamu ingin dengar dariku," jawab Gael.

"Or my money—you want my money," kata Adinia.

Be Careful, It's My Heart | Red Series no. 2Where stories live. Discover now