6

4.4K 484 15
                                    

Hari ini haechan dan renjun akan melakukan sandiwara mereka sampai 6 bulan kedepan, sekarang keduanya telah berperan sebagai tunangan dari anak pimpinan mereka, dan berada di bandara untuk di jemput oleh istri dari sang pimpinan itu.

Keduanya melihat tiga orang berjalan kearag mereka lalu keduanya pun membungkuk sedikit.

"Siapa mereka mom?" Ucap salah satunya sedangkan yang satunya hanya menatap datar renhyuck.

"Jeno, jaemin, apa kalian lupa? Mereka adalah Nakamoto Renjun tunanganmu jaemin, dan dia adalah Seo Haechan tunanganmu jeno." Jaemin hanya menatap datar keduanya karena dia sudah tahu kalau ini hanya rekayasa jaehyun tapi tidak dengan kembarannya itu. Dia tak tau sama sekali soal ini.

"Bukannya mereka telah tiada mom?" Ucap jeno menatap sang ibu tak percaya dan itu membuat renjun semakin merasa bersalah saat ini.

"Tidak jeno, Paman Seo dan Paman Nakamoto membawa mereka untuk melakukan pengobatan diluar negeri dan mereka hanya mengalami amnesia makanya mereka kemari untuk mengetahui siapa tunangan mereka, lagian kalian sudah lama tak bertemu bukan?"

Jeno hanya menatap Haechan dengan tatapan yang sangat sulit untuk diartikan.

"Selamat datang sayang." Ucap taeyong memulai sandiwara lalu memeluk renjun dan Haechan secara bergantian. Hal itu membuat renjun semakin merasa bersalah. Bahkan dia tak sanggup menatap mata dari ketiga orang itu.

"Ayo kita segera kembali, bicaranya di rumah saja. Ucap taeyong lalu diapun menggandeng keduanya dan membiarkan jaemin juga jeno membawa koper milik renhyuck.

"Apa kau percaya semua ini jaem?" Ucap jeno dan jaemin hanya diam saja karena dia tak bisa mengatakan yang sebenarnya sampai dia tau sendiri maksud keduanya berbohong dan membantu ayahnya itu. Walaupun dia merasa sangat marah karena orang itu menggantikan seseorang yang berharga baginya.

"Jaemin? Kenapa kau diam saja?"

"Aku juga tak tau." Datar jaemin.



















At. Mansion Jung.

Mereke berlima sampai dan para maid langsung membawa koper renhyuck masuk kedalam kamar mereka yang berada dihadapan kamar sih kembar itu. Sekarang kelimanya tengah duduk di ruangan tengah.

"Kalian berdua semakin cantik. Cincinnya juga cocok ya?"

"Iya tan—ah maksudku mommy." Ucap Haechan.

"Bagaimana rasanya berada di Thailand?"

"Menyenangkan mommy."

"Renjun? Apa kau baik-baik saja? Kau sedari tadi banyak diam." Cemas taeyong.

"Tidak masalah mommy, aku hanya bingung harus berbicara apa, di tambah aku bukanlah tunangan jaemin dan bagian keluarga ini." Lanjut renjun dalam batinnya.

"Aaa, kau santai saja sayang. Oh iya jaemin, jeno ini adalah cincin kalian karena cincin yang dulu pasti sudah kecil, jadi ini milik kalian." Ucap taeyong memverikan cincin pada anak kembarnya. keduanya hanya menerima cincin itu dan memakainya pada jari manis tangan kiri mereka masing-masing.

"Yasudah, kalau begitu kalian habiskan saja waktu, mommy akan ke dapur dulu." Ucap taeyong lalu pergi meninggalkan keempatnya.

"Apa kita akan diam saja?" Ucap Haechan merasa sangat risih karena jeno menatapnya sejak tadi. Sedangkan renjun hanya menundukkan kepalanya.

"Ikut aku." Ucao jaemin berduri tiba-tiba membuat ketiganya menatap jaemin bingung.

"Ikut aku." Ucap jaemin menatap renjun dan diapun betjalan lebih dulu diikuti oleh renjun hingga menyisakan jeno dan Haechan berdua.






Renjun terus mengikuti jaemin dengan kepala yang menunduk hingga dia tak sadar kalau jaemin berhenti dan menabrak punggung lebar itu. Jaemin terdiam karena ingatan ini sama dengan ingatannya bersama sang tunangan. Lalu diapun berbalik dan melihat renjun mengusap keningnya.

"Maafkan saya jaemin." Ucap renjun lalu diapun mengangkat kepalanya dan sedikit kaget karena jaemin menatapnya dengan tatapan yang ntah apa artinya itu.

Jaemin terus menatapnya dan ingatan mengenai dia dan tunangannya terus berputar didalam kepalanya. Renjun bahkan juga merasa ada ingatan yang tak bisa dengan jelas dia ingat saat ini.

"Akh!"

"Kau baik-baik saja injunie?"

"Nana! Kenapa tak bilang jika kau akan berhenti."

"Maafkan aku, mana yang sakit sini aku tiup."

"Sakit tau."

"Mianhe."

Renjun merasakan kepalanya sangat sakit hingga dia hampir terjatuh tapi tangan jaemin dengan cepat menahan pinggang ramping itu hingga mereka saling bertatapan.

"Kepalaku sangat sakit Nana." Ucap renjun tanpa sadar sembari menutup matanya dan menumpuhkan berat badannya pada jaemin. Jaemin membulatkan matanya karena mendengar perkataan itu hingga dia tak melakukan apapun dan membiarkan renjun bersandar padanya dengan tangannya berada di pinggang ramping itu agar renjun gak jatuh.


































{Tbc}

Conquere You (jaemren ft nohyuck)END✔Where stories live. Discover now