10

4.5K 422 14
                                    


Keesokan paginya, jaeyong terlihat berada di meja makan dengan jeno dan jaemin, lalu mereka berempat melihat renjun dan Haechan yang mendekat dengan koper milik mereka masing-masing. Membuat jaeyong menatap kaget keduanya tapi tidak dengan jeno dan jaemin yang hanya menatap datar keduanya.

"Kalian mau kemana nak?" Ucap taeyong.

"Kami—"

"Kami ingin berhenti tuan Jung Jaehyun." Ucap Haechan melanjutkan perkataan renjun. Jaehyun benar-benar sangat kaget sekali.

"Maafkan kami tuan, tapi ini membuat kami merasa sangat buruk." Ucap renjun.

"Setidaknya dia sadar diri, dan Daddy harus sadar karena sudah melakukan kesalahan. Dan jangan pakai kelemahan ku dan jeno sama sekali " datar jaemin.

"Anak tuan benar, ini bukanlah hal benar. Dan jaemin-ssi, mianhe." Ucap renjun dan begitu pula Haechan yang minta maaf pada jeno. Lalu keduanya membungkuk dan pergi begitu saja.

Ceklek.

Mereka berdua kaget melihat kedatangan 4 orang berbeda usia, bahkan keempatnya juga sama. Yuwin bahkan merasa sangat kaget. Dejun juga merasakan sesuatu yang sangat familiar hanya karena melihat salah satunya.

"Kalian siapa?" Ucap taro karena menyadari orangtua dan gegenya terdiam.

"Kami hanya pekerja di mansion ini, dan kami mengundurkan diri, kami pamit." Ucap renjun lalu mereka berduapun melewati keempatnya tapi renjun terhenti karena winwin menahan tangannya dan diapun menatap winwin. Winwin merasakan dia sangat merindukannya. Ntah kenapa dia merasa kalau itu adalah anaknya yang dinyatakan meninggal. Anak yang dia yakini masih hidup sampai saat ini.

Saat winwin masih memegang tangan renjun, merekapun dikagetkan dengan kedatangan tiga orang lainnya dan Haechan merasa sedikit kaget karena dia telah bertemu dengan satu orang diantara ketiganya.

"Mommy, Daddy, lebih baik melihat sekarang juga. Aku tak mau orang itu mengotori nama adikku. Adikku tak bisa dijelek-jelekkan sama sekali diatas sana." Ucap dery kesal. Lalu diapun berhenti karena melihat keluarga Nakamoto begitu pula dengan orangtuanya.

"Winwin, yuta Hyung?" Ucap ten kaget.

"Dejun?" Ucap Dery.

"Maaf semuanya, kami akan pergi." Ucap renjun melepaskan tangan winwin dan diapun menggandeng Haechan untuk pergi, semuanya melihat kearah dua orang itu, renjun merasakan jantungnya berdetak dan itu sangat menyakitkan menurutnya, bahkan kepalanya berputar seketika begitu pula dengan pandangannya yang membyram dan semuanya gelap seketika.

"Renjun!" Kaget Haechan lalu mencoba menyadarkan renjun, winwin langsung berlari mendekat dan membawa kepala anak itu ke pahanya.

"Nak bangunlah. Kumohon bangun." Ucap winwin cemas.

"Hyung, panggil dokter." Ucap winwin melihat suaminya dan yuta langsung menghubungi dokter tapi ditahan oleh dejun.

"Aku ada." Ucap dejun.

Jaeyong, jeno dan jaemin keluar karena sangat ribut dan kaget melihat kedatangan kedua keluarga itu. Lalu merekapun menyuruh masuk bahkan yuta menggendong renjun dengan Haechan yang mencemaskan keadaan renjun.

Yuta meletakkan diatas sofa dan winwin yang berada disebelahnya sembari memberikan kehangatan lewat tangannya karena tangan renjun sangat dingin.

"Hyung, aku minta selimut." Ucap winwin menatap taeyong dan taeyongpun langsung mengambilkannya lalu memberikan pada winwin yang terlihat sangat cemas dan takut sekali.

"Cepat periksa dejun." Ucap yuta. Ssat dejun akan mendekat taropun jatuh ke sofa dan mengeluh sembari memegang dadanya.

"Akh! Sakit sekali " Ucap taro merasakan sakit tanpa sebab.

"Taro? Kenapa?" Ucap dejun panik dan taeyongpun memutuskan untuk memanggil dokter keluarga Na segera dan menyuruhnya membawa alat untuk test dna karena sekarang semuanya terlihat lebih meyakinkan. Dia sangat yakin dengan pikirannya.

Beberaoa menit kemudian dokter cha datang dan diapun langsung memeriksa taro.

"Kenapa dok?"

"Dia tak sakit apapun, dia sepertinya hanya merasakan kesakitan yang lainnya." Ucap dokter cha.

"Tolong periksa renjun dok." Ucao haechan dan dokter itu langsung memeriksa renjun walaupun ada rasa kaget karena baru saja kemarin dia memeriksanya.

Dokter cha memeriksanya dan matanya yang sipit itu seketika melotot karena merasakan detak jantungnya semakin pelan.

"Kita harus membawanya kerumah sakit. Sesegera mungkin atau nyawanya adalah taruhannya.' Ucap dokter cha dan yuwin langsung membawanya bahkan Haechan langsung ikut dengan mobil yuwin.

"Dimana orang yang mengaku sebagai adikku samchun?" Ucap Dery.

"Dia pergi bersama yuta Hyung." Ucap jaehyun.

"Ayo mom, dad." Ucap Dery lalu diapun berlari membuat kedua orangtuanya langsung mengikuti anak mereka satu-satunya itu karena mereka tak ingin kehilangan anak lagi.

"Kita harus ikut jae." Ucap taeyong.

"Hmm." Angguk jaehyun lalu mengambil kunci mobilnya.

"Kalian berdua. Harus ikut." Ucap taeyong menatap anak kembarnya.

"Tidak mom, sudah cukup sandiwara kalian. Kami masih kecewa." Ucap jaemin datar dan jeno yang menganggukkan kepalanya karena setuju dengan kembarannya.

"Kalian akan menyesal. Ikut sekarang." Ucao taeyong memaksa keduanya dan mereka berempat pergi. Jeno dan jaemin terpaksa ikut karena tak ingin membuat keributan lagi. Apalagi menghadapi ayah mereka.









At. Samsung hospital.

Renjun langsung ditangani oleh dokter cha, sedangkan yuwin, dejun, taro yang masih merasakan sakit di dadanya tanpa sebab juga haechan menunggu diluar dengan sangat cemas.

"Kenapa sakitnya tak berhenti ma, otusan. Gege berikan aku sesuatu." Ucap taro menahan rasa sakitnya.

"Gege tak tau harus memberikan apa taro. Kau tak pernah seperti ini sebelumnya." Ucap dejun bingung. Lalu johnten dan derypun datang dan mereka bertiga langsung mendekat.

"Apa kau yang berpura-pura menjadi adikku, duckie?" Ucap Dery seketika saat berdiri didepan Haechan. Haechan lantas menatap Dery dengan airmata yang berlinangan.

"Ya, tapi aku mohon. Aku akan menjawab apapun pertanyaan kalian. Tapi, biarkan aku tenang dulu. Aku sangat takut terjadi sesuatu pada renjun karena hanya dia keluarga yang aku punya selama ini." Ucap Haechan dan itu membuat dery merasa sangat buruk lalu diapun duduk ditempat yang kosong begitu pula dengan johnten tapi keduanya tetap menatap kearah Haechan, ntah kenapa rasanya sangat familiar dan rasa rindu yang membuncah saat melihat Haechan. Seperti melihat dong hyuck kecil mereka. Tapi mereka menepis semua itu karena mereka harus berdamai dengan masa lalu.






Tak lama setelah itu jaeyong sampai mereka turut menungguz sedangkan jaemin dan jeno tetap berada di dalam mobil, bahkan jaemin saja bisa dibilang tidur kalau jeno hanya menatap langit yang bahkan mendung saat ini.

"INJUNIE!" Teriak Jaemin seketika bahkan dia langsung membuka matanya dan airmata mengalir begitu saja. Jeno langsung kaget melihat adiknya itu.

"Kenapa jaem? Kau mimpi tentang injun?" Jaemin tak menjawab dan diapun langsung turun, mau tidak mau jeno juga mengikuti adik kembarnya itu, karena dia tak mau jaemin berbuat keonaran di rumah sakit dan akan ada berita yang menjelek-jelekkan keluarga mereka nantinya.






















{Tbc}

Conquere You (jaemren ft nohyuck)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang