7

4.2K 440 6
                                    

Haechan dan jeno yang ditinggalkan berdua di ruang tamu, dilingkupi dengan suasana yang sangat awakaward sekali.

"Aku tak tau harus berbicara apa saat ini Haechan. Aku tak menyangka saat itu kau selamat di kecelakaan." Ucap jeno menatap haechan.

"Aku bahkan merasa bersalah padamu karena berbohong."batin Haechan.

"Tak masalah, lagian aku juga tak mengingatmu. Jadi tak perlu merasa bersalah. Kita bisa memulai semuanya dari awal lagi bukan? Jika perasaan tak sama lagi, maka kita bisa berakhir secara baik-baik agar keluarga kita tak merasa kecewa."

"Apa kau berniat berakhir denganku hyuckie?" Ucao jeno sembari menatap haechan, dan ntah kenapa tatapan itu sangat menyakitkan bagi Haechan. Bahkan dia teringat sebuah ingatan yang sangat samar.

"Duckie tidak akan meninggalkan nono kan?*

"Memangnya duckie akan kemana?"

"Nono takut duckie akan pergi jauh seperti injunie meninggalkan Nana."

"Ooo, tapi duckie kan sudah berjanji akan selalu bersama dengan Nono. Duckie pergi hanya sebentar, sama seperti injunie. Jabgan sedih ya."

"Tapi duckie harus berjanji akan kembali pada Nono."

"Hmm. Duckie janji."

"Kenapa kau diam saja?"

"Ne?"

"Apa kau berniat pergi dariku?"

"Aaa, apa kita bisa berkeliling, aku tak ingin tersesat nantinya di mansion ini." Ucap Haechan mengabaikan ingatannya yang tak jelas itu.

"Baiklah." Ucap jeno lalu beranjak diikuti oleh Haechan.

Saat jeno dan Haechan tengah berjalan mengelilingi mansion itu, haechanpun kaget karena melihat renjun tak sadarkan diri di gendongan jaemin lalu mendekat begitu pula dengan jeno.

"Apa yang terjadi dengan renjun?" Cemas Haechan.

"Apa sesuatu terjadi jaem?" Ucap jeno pada adik kembarnya itu.

"Aku juga tidak tau, dia tiba-tiba merasakan sakit di kepalanya dan pingsan seketika." Datar jaemin.

"Segera bawa kekamarnya, aku akan menghubungi dokter cha." Ucap jeno dan jaemin hanya mengangguk lalu pergi lebih dulu diikuti oleh Haechan dan jeno sembari menghubungi dokter keluarga mereka itu.






Di kamar tamu untuk renjun.

Jaemin meletakkannya secara perlahan walaupun dia masih sangat bingung karena renjun yang tau nama panggilan kecilnya itu, apa mungkin ayahnya mengatakan sampai sejauh itu? Sepertinya ini sangat keterlaluan sekali untuk sebuah rencana dan sandiwara yang dibuat oleh ayahnya itu.

Tak lama setelahnya dokter datang bersamaan dengan nohyuck. Lalu dokterpun langsung memeriksa renjun.

"Apa renjun baik-baik saja dok?" Cemas Haechan. Dokter itu lantas menuliskan resep dan memberikan pada jaemin.

"Sepertinya pasien mencoba mengingat kenangan yang dia lupakan. Hingga membuatnya merasakan kepalanya sangat sakit, sepertinya ini ingatan lama, tapi kalau dia memaksakan diri untuk mengingat semuanya maka akan buruk untuk kondisinya." Ucap dokter cha. Dan ketiganya sangat kaget bahkan Haechan saja tak tau menau soal itu sama sekali.

"Sebenarnya apa yang terjafi dengan mu njun? Kenangan lama apa yang kau coba ingat? Apa tak ada kaitannya dengan pertemuan kita di panti pertama kalinya?" Batin Haechan.

"Saya harap tuan muda tak mencoba memaksa ingatan lama pasien. Karena sangat berbahaya bagi kesehatannya nanti." Ucap dokter cha lalu diapun membungkuk dan pergi diantar oleh jeno. Jaemin menatap datar kearah renjun.

"Siapa kau sebenarnya?" Batin jaemin.





























{Tbc}

Conquere You (jaemren ft nohyuck)END✔Where stories live. Discover now