BAB 11

27 17 5
                                    

Happy reading!
Jangan lupa vote & comen ya!

*****

"Tetep semangat ya,ga boleh nyerah.Kita masih muda perjalanan kita masih panjang."

*****

Jika di hitung-hitung sudah satu minggu Rafa menjadi guru dadakan untuk Naila.
Rafa pikir mengajari Naila akan sulit tapi tidak.Naila memang dasarnya tidak bodoh dia hanya belum diajarkan saja.
Buktinya hanya dengan belajar satu minggu saja,Naila sudah lancar membaca dan juga sudah hafal perkalian.

Rafa tersenyum bangga saat Naila menyelesaikan presentasi perkalian nya.
Anak itu sudah hafal perkalian dasar satu sampai sepuluh.

Luar biasa!

"Na,kamu udah lulus soal perkalian."

Rafa mengatakannya dengan tersenyum bangga.

"Wahh....aku hebat kak!."Pekik Naila girang.

Dua hari yang lalu Naila sudah bisa membaca dengan fasih.
Dan hari ini dia sudah pandai soal perkalian.
Naila bangga dengan diri nya sendiri.Usahanya tidak sia-sia untuk menghafal soal perkalian.

"Iya.Kamu hebat Na."Ucap Rafa sambil menatap netra kecoklatan yang terlihat sangat teduh itu.

"Hehehe...makasih ya kak!"Kata Naila.

"Tapi kak Rafa lebih hebat tau!"Lanjutnya dengan senyuman lebar sehingga membuat mata bulat itu terlihat seperti bulan sabit.

Rafa kembali merasakan perasaan hangat di hatinya kala melihat mata indah itu melengkung indah membentuk bulan sabit.
Sangat cantik dan juga memenangkan.

"Na."

"Iya kak."

"Besok,belajarnya libur dulu ya.Ada urusan."Kata Rafa.

Rafa bisa melihat ada gurat penasaran di wajah gadis itu.
Kening nya mengkerut tanda gadis di depannya itu tengah penasaran.

"Urusan apa kak?"Ucap Naila.

"Urusan pribadi."balas Rafa.

"Oh.Ya udah deh."

Sebenarnya Naila cukup sedih karena besok dia tidak bisa belajar seperti biasanya,tapi dia juga tidak boleh melarang laki-laki itu.
Sebab Naila mengerti kalau Rafa juga punya kesibukannya sendiri.

"Kamu tetep belajar."Ucap Rafa kemudian.

Ucapan Rafa membuat Naila bingung.
Gadis itu memiringkan kepalanya berpikir.

"Aku bakal kasih PR buat kamu." Lanjutnya.

PR.

Dua huruf yang membuat Naila kembali tersenyum dengan lebarnya.
Rafa bingung,kenapa Naila harus sesenang itu saat mendengarkan kata PR.

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang