7. First Hug

610 22 1
                                    

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Assalamu'alaikum semuanya...
Alhamdulillah setelah sekian lama ngga up akhirnya sekarang saya up juga.
Selamat membaca guys, semoga terhibur dan bisa bermanfaat:>



Jantung Arana berdegup kencang akibat perkataan Pak Aldan beberapa saat lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jantung Arana berdegup kencang akibat perkataan Pak Aldan beberapa saat lalu. Bagaimana tidak, apa-apaan itu tadi? Mau minta sesuatu? Hei, Arana masih cukup normal untuk bisa mencerna arah pembicaraan Pak Aldan.

Deru nafasnya bahkan jadi tak beraturan. "Ntu manusia ciptaan Tuhan kenapa, dah. 'Mau sesuatu', itu arahnya ke sono, kan?"

"Huhh."

Menghiraukan pikirannya, gadis itu menghirup nafas dalam-dalam mencoba menetralkan detakan yang berasal dari balik dadanya. Sudah sekuat mungkin ia menyingkirkan pikiran itu, namun yang ada bukannya hilang, malah makin parah.

"Hihh! Nggak mau jebol duluu!" matanya yang memang terpejam, kini semakin merapat.

"Apanya yang jebol?"

"Eh!"

Arana terperanjat kaget saat tiba-tiba oknum yang membuatnya mendadak gila itu ada di depannya.

Pria yang mengenakan kaos hitam dengan trening abu-abu itu kini diam menunggu balasan Arana dengan wajah polosnya.

"Hah? I-itu, apa ya, oh itu itu! Tadi Bunda nelfon katanya sofa singgle yang ada di kamar saya udah hampir jebol. Jadi, dikarenakan itu sofa kesayangan saya, saya sedih, masa baru di beli dua tahun udah mau jebol aja," bohong Arana diselingi cengiran.

Pak Aldan menganggukkan kepala, padahal ia tahu Arana berbohong. Dari gelagatnya saja sudah bisa ditebak.

Lalu ia beralih duduk di samping Arana dengan jarak tidak terlalu dekat namun juga tidak terlalu jauh.

"Emm, soal permintaan saya tadi, saya mau minta sekarang."

Baru juga detak jantungnya netral, sekarang jantung Arana kembali mengaktifkan mode goyang dumang karena ujaran Pak Aldan.

Arana tiba-tiba menguap lebar dengan tangan menutupi rongga mulutnya, "duh, Pak. Saya ngantuk banget ni, besok aja, ya, ngajuin permintaannya." Setelahnya ia beranjak naik ke kasur, namun belum sempat berpindah tempat lengan bajunya sudah ditarik oleh Mas suami.

Senja Yang AbadiWhere stories live. Discover now