9. Sindi

517 16 0
                                    

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ




Malam ini, Arana dan Pak Aldan bermalam di rumah Umi Aisyah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam ini, Arana dan Pak Aldan bermalam di rumah Umi Aisyah. Sebenernya mereka berniat pulang ke rumah mereka sendiri. Tapi harus di urungkan karena paksaan Umi yang meminta keduanya tidur di rumah ini.

Ngomong-ngomong soal rumah baru, itu merupakan pemberian Almarhum Ayah Arana.

Lihatlah seyakin apa pria yang telah tiada tersebut terhadap Pak Aldan. Bahkan rumah pun sudah sejak lama ia siapkan untuk mereka berdua.

Saat ini keduanya berada di kamar Pak Aldan. Arana rebahan dikasur, sedangkan Pak Aldan yang masih berkutat dengan laptop nya di meja kerja.

Melirik jam yang bertengger di dinding kamar, "kamu kenapa belum tidur? Udah hampir jam dua belas, loh," tegur Pak Aldan melihat Arana yang sedang mengeluarkan benda pipih dari saku bajunya.

"Belum ngantuk, Pak."

"Udah telat tapi, Ra." ucap Pak Aldan lebih lembut dari sebelumnya.

Menaruh handphone, Arana beralih menghampiri Pak Aldan yang sedari tadi memperhatikan dirinya. "Bapak lagi ngapain, sih? Perasaan dari tadi belum kelar-kelar." Ia memegang sandaran kursi dengan mata menatap layar laptop.

Pak Aldan ikut melihat arah pandang istrinya, "nyiapin soal kuis buat kalian."

Mata Arana sampai melebar mendengarnya. Ia wajib memanfaatkan kesempatan berharga ini. "Mwehehe, bagi bocoran dong, Pak." Alis gadis itu naik turun menatap Pak Aldan.

"Enak aja." Pak Aldan segera menutup layar laptopnya sebelum Arana melihat semua soal-soal tersebut.

"Yah, Pak. Masa sama istri sendiri pelit," rengek Arana yang kini malah berlutut dan bergelayut di lengan Pak Aldan.

"Ya nggak bisa gitu dong, Ra."

Arana menatap pria itu dari bawah, "Pak, apa gunanya saya punya suami dosen kalo soalan begini aja Bapak nggak mau bocorin."

Yup, besok Arana sudah diharuskan untuk kembali ke kampus. Dan liburan yang sudah di rancang terpaksa di batalkan. Karena bulan depan Arana sudah mulai menyusun skripsi dan KKN di semester yang sama. Cepat bukan? Yang lain masih sibuk-sibuknya mikirin tugas. Tapi liat Arana, DIA LEBIH SIBUK MIKIRIN DUA HAL INI.

Senja Yang AbadiWhere stories live. Discover now