8. Mau apa, hm?

588 20 2
                                    

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم



"Assalamu'alaikum," ucap Pak Aldan dan Arana serentak saat memasukan pintu utama rumah Bunda Naya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Assalamu'alaikum," ucap Pak Aldan dan Arana serentak saat memasukan pintu utama rumah Bunda Naya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah." Kebetulan sekali Bunda Naya sedang duduk santai di ruang tamu bersama Raya dan suaminya.

Begitu masuk keduanya langsung mengalami Bunda Naya.

"Duduk dulu nak, Aldan." Dengan senyum merekah wanita paruh baya itu mempersilahkan Pak Aldan untuk singgah.

Senyum Pak Aldan pun mengembang mendapat perhatian khusus dari ibu mertua. "Makasih, Bun. Nanti saya duduk sama, Bunda. Sekarang saya harus ke kampus bentar."

"Ohh, begitu. Mau langsung pergi sekarang? Nggak mau sarapan disini dulu?"

"Gapapa, Bun. Alhamdulillah tadi udah sarapan di hotel sama, Rara." Senyuman manis itu tak pernah luntur dari bibir Pak Aldan sebagai bentuk rasa hormatnya pada ibu dari istrinya itu.

Bunda Naya hanya bisa mengangguk serta tersenyum simpul mendengar jawaban menantunya.

"Bunda mau nitip apa? Biar saya beliin."

"Ngga ada, nak. Bunda lagi ngga pengen apa-apa," balas Bunda Naya di akhiri kekehan.

"Mbak Raya sama bang Aldi gimana?" Pak Aldan melempar pandangannya kepada dua orang dewasa dengan satu bocil di tengah-tengah mereka.

"Nggak usah repot-repot, Al. Aman kok," sahut Aldi mengangkat jempolnya.

Tapi di sampingnya Raya sudah menyikut lengan Aldi, "mas, pengen martabak," bisik Raya sangat kecil.

"Nanti aja, Mas yang beliin," jawab Aldi ikut berbisik.

"Ngidam, Mas. Pengen yang Aldan beliin."

Aldi menoleh pada Raya. "Janganlah, nanti Mas aja yang beliin ya, Mas beli tiga." tawar Aldi memperlihatkan tiga jarinya agar Raya diam.

Pak Aldan dan yang lain hanya memperhatikan interaksi antar keduanya tanpa tau apa yang mereka bicarakan. Arana bahkan hanya bisa diam, biasanya dia sudah koar-koar karena tidak sabaran.

"Nggak mau!" rajuk Raya.

"Om, katanya Mama pengen martabak," cerocos Zeyan tiba-tiba.

Sontak hal itu membuat Aldi serasa ingin menghilang dari muka bumi.

"Iya? Mau rasa apa Mbak?"

"Blueberry," sorak Raya begitu semangat.

"Nggak perlu repot-repot loh, Al. Nanti biar Abang aja yang beliin," kilah Aldi merasa tak enak.

Senja Yang AbadiWhere stories live. Discover now