CHAPTER 30

79 3 0
                                    

JEALOUS

"Wajar jika kamu merasa cemburu. Itu bertanda kamu menyukainya."

✿✿✿

Dering bel menggema di penjuru ruang saat waktu menunjukkan pukul 07.10. Suara itu menjangkau seluruh tempat yang ada di sekolah, termasuk di toilet dan kantin. Semua siswa yang semula berada di luar berangsur masuk ke dalam kelasnya. Eksistensi dering bel itu menandakan jam pelajaran pertama akan segera dimulai.

Seorang wanita berseragam rapi baru saja keluar dari kantor guru. Wanita itu berjalan merangkul ranselnya di punggung, juga sebuah laptop di tangannya. Ia berjalan melintasi koridor yang akan membawanya menuju kelas sepuluh.

Ia tidak berjalan seorang diri. Ada seseorang yang menemaninya di belakang. Seorang siswa berpostur tubuh tinggi ideal dengan wajah sempurna mengikuti setiap satu langkahnya. Saat siswa itu berjalan semua pandangan mata tertuju padanya. Bagaimana tidak, ia memiliki wajah campuran ras Indonesia dan Eropa yang menarik pandangan mata semua orang, terkhususnya para siswi.

"Eh, siapa tuh cowok ganteng."

"Siswa baru, ya?"

"Ganteng banget mana mukanya bule."

"Bismillah jodoh gue."

Rambut dengan potongan front puff berwarna cokelat, selaras dengan warna mata cokelat mengikuti garis keturunan ibu yang berdarah Belanda. Memiliki hidung mancung serta bibir yang tipis. Pikiran seluruh siswa saat ini relatif sama, tentang Tuhan yang menciptakannya secara tidak adil. Memiliki wajah rupawan dengan postur tubuh tinggi 187 cm, membuat ia menjadi pusat perhatian seluruh sekolah.

Saat ia melihat sejumlah siswi melambaikan tangan padanya, ia membalas mereka dengan hal serupa. Ia pun menambahkan dengan senyuman. Saat ia menampilkan senyum, beberapa siswi itu menjerit histeris seperti mendapat sapa dari selebriti.

"Dia senyum sama gue!"

"Dia senyum!"

"Itu tandanya dia suka sama gue."

"Bangun, jangan kebanyakan halu. Jelas-jelas dia senyum cuma buat gue."

"Lo yang halu. Dia aja nggak noleh ke lo sama sekali."

Trisnawati menetapkan tujuannya menuju kelas IPA-1. Padahal dalam jadwal mengajarnya ia tidak mengajar di jam pertama. Namun, tentu saja ia memiliki maksud dan tujuan mendatangi kelas itu.

Trisnawati berdiri menghadap semua penghuni kelas bersama seorang siswa yang sedari tadi membuntutinya. Puluhan pasang mata menjatuhkan pandangan pada sosok siswa di sebelah Trisnawati.

"Siswa baru, ya?"

"Ganteng banget ciptaan Tuhan."

"Anak aktris kali ya cakep banget."

"Bakal jadi incaran ciwi satu sekolah sih ini pasti."

"Bismillah jodoh gue."

"Mimpi lo."

Trisnawati mengerutkan kening mendengar keributan dari para siswi di kelasnya. "Harap tenang dulu. Biarkan siswa baru ini memperkenalkan dirinya."

She's Dating a Cold BoyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora