Maaf,,,hanya kata itu yang bisa aku sampaikan. Maaf untuk segalanya. Seharusnya kamu nggak mendapatkan semua keburukan itu. Maaf. Aku menyesal atas semuanya. Diriku ini seperti tidak ada bedanya dengan ayah yang ku benci dulu, bahkan diriku berkali-kali lebih parah dari bajingan itu. Setidaknya dia hanya bersandiwara,bukan benar-benar,seperti ku. Aku tau rasa sakitnya,,,aku tau rasanya di perlakukan seperti itu,,,karena itu,maaf,atas semua kejahatanku terhubung kamu. Maaf karena menjadi bajingan seperti peran sandiwara yang di mainkan ayahku. Maaf maaf maaf. Dan sekali lagi,maaf atas semua luka yang aku gariskan pada dirimu. Dan sekarang izinkan aku mencoba memperbaiki semuanya.
Uzumaki Boruto
_________
Boruto membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Sedikit kaget karena melihat lampu rumah masih menyala terang. Lalu pandangannya beralih ke sofa. Di sana kedua mata itu bertubruk pandangan. Ada Sasi yang masih menunggunya pulang.
Boruto melengos. Melangkah tanpa memperdulikan gadis itu.
"Kamu!!"Sasi berdiri dari duduknya. Dia masih sedikit lupa dengan nama Laki-laki itu.
Langkah Boruto tetap tidak berhenti. Sasi mengejarnya dan menahan lengannya.
"Apaan lagi sih?!!!"Boruto menyentaknya dengan kasar. Sasi langsung mundur satu langkah dengan raut gugupnya.
"A-ada yang mau aku tun-tunjukin ke ka-kamu"bicaranya terbata-bata.
"Nggak perlu!!"ketus laki-laki itu. Dan kembali melangkah akan pergi.
"I-i-ini tentang Sarada sama,si-siapa itu,,,yang di rumah sakit!!!!iya gadis itu!!!"seruannya yang langsung membuat langkah Boruto berhenti di tengah-tengah tangga. Laki-laki itu berbalik dan menghampiri Sasi yang masih berdiri di tempat.
"Apaan??"
Mereka berdua berjalan dan duduk di sofa,dan tanpa berlama-lama Sasi langsung menunjukkan bukti-bukti yang di bawanya tadi.
Mereka fokus melihat satu-persatu dari video hingga screenshot room chat Kawaki dan Sumire.
YOU ARE READING
Uchiha Sarada
Teen FictionUchiha Sarada Sarada itu jadi antagonis di mata orang-orang. Banyak orang yang benci dia. Nakal, berkelahi, balapan,dan lain sebagainya. Itulah hari-harinya. Sarada itu terlihat angkuh dan sombong. Banyak orang yang nggak tau kehidupannya. Yang oran...