KH BAB 17 : Perfect husband

330 24 0
                                    

•••

When Allah wants two hearts to meet, He will move both of them, not just one.

•••

Pemandangan pagi favorite Adam setelah menikah dua minggu dengan Anna adalah melihat punggung Anna yang sedang sibuk memasak di dapur.

Begitu seriusnya setiap pagi Anna selalu tak sadar jika Adam selalu memperhatikannya. Awal-awal Adam penasaran, apa yang istrinya itu masak sehingga seserius itu?

Saat ia coba mendekat dan melihat, ternyata Anna sedang memasak telor dadar, di hari kedua ia masak telor ceplok, di hari ketiga ada kemajuan, ia memasak nasi goreng keasinan yang sangat spesial bagi Adam. Spesial karena itu buatan suaminya. Dan seterusnya, hari demi hari masakan Anna memang semakin meningkat. Menunya. Tapi rasanya selalu sama.

Yaitu keasinan.

Adam sama sekali tak mempermasalahkan itu. Dengan adanya kemauan Anna untuk belajar memasak saja sudah ia hargai dan ia apresiasi.

Ditengah kesibukannya menyiapan skripsi dan lain-lain, istrinya itu masih memikirkannya.

"Masak apa hari ini?" Adam memperhatikan pergerakan tangan Anna dengan memeluknya dari belakang.

"Tumis tauge tahu." dan yah. Seminggu terakhir ini dasar menunya selalu sama. Sayur tauge, tumis tauge, oseng tauge dan bermacam-macam jenis masakan tauge lainnya.

"Kayaknya kamu suka banget tauge ya?" tanya Adam.

"Nggak juga sih Kang. Justru aku gak suka karena baunya."

"Terus, kenapa kamu masak sayur taoge setiap hari kalo gak suka?" Adam menumpukan dagunya di pundak kanan Anna.

"Mamah sama Mami bilang, sayur tauge itu bagus untuk kesuburan Kang." jelas Anna lalu berjalan kearah meja, menata nasi dan lauk-lauk sarapan mereka.

Adam melepaskan pelukannya dan menyernyit.

"Tapi kayaknya kita gak pergi itu juga pasti subur Sayang."

"Siapa yang tau? Ini kan cuma berikhtiar. Syukur-syukur kalo memang kita subur, dan segera ada dedek di perut aku." Anna tersenyum sambil mengelus perutnha yang rata.

Adam dan Anna memang tak menunda untuk punya anak. Anna sendiri tak masalah walaupun ia masih kuliah, ia bersedia untuk segera hamil.

Tentang keluarganya. Tentu saja mereka sangat bahagia dan mendukung mereka akan hal itu. Mereka tak sabar menimang cucu pertama mereka. Mau itu dari pihak Anna taupaun Adam.

Adam tersenyum. Hatinya menghangat membayangkan Anna dengan peruf buncitnya yang berisi buah hati mereka.

"Yuk makan. Jangan begong aja." Adam menghampiri Anna lalu duduk di seberang meja tempat Anna duduk.

"Biar aku aja yang ambil. Kamu duduk." Adam hendak membawa centong nasi yang dipegang Anna.

"Mana bisa gitu. Biar aku aja Kang, aku kan istri Akang. Selama ada aku Akang diem aja, Aku akan layanin Akang. Hm?" Anna berdiri lalu mengisi piring Adam dengan nasi.

"Aku gak setuju sama asumsi kamu itu." Anna mematung.

"Apa Kang?"

Kekasih Halal [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now