KH BAB 19 : Positifely Pregrant

277 24 0
                                    

•••

Because at the end of the day, all love is deserving of the person who wants to lighten up your akhirah even more than your day.

•••

Anna masuk ke kamarnya, menyusul Adam yang terlebih dahulun masuk tadi.

Anna menghamburkan pelukannya pada punggung tegap Adam yang tengah sibuk membereskan barang-barang Anna yang mereka bawa tadi.

"Kang." rengek Anna manja.

"Kenapa Sayang?" tangan Adam mengelus tangan Anna yang memeluknya.

"Perut aku sakit." mendengar itu Adam langsung berbalik.

"Karena bakso tadi kan?" tuduh Adam. "Kan aku udah bilang jangan terlalu banyak sambelnya. Sekarang perutnya sakit kan?"

"Kok akunya malah dimarahin?" Anna cemberut.

"Abisnya istriku ini gak bisa kalo dibilangin. Sakit banget?" Anna mengangguk. "Aku beliin obat ke apotik ya?"

"Akang beliin testpack aja." mereka saling pandang sebentar sampai saat Anna ngibrit ke kamar mandi.

Adam yang hendak pergi membeli yang dipesan Anna terkejut mendengar teriakan Anna dari kamar mandi.

"Sayang! Kenapa?" Adam menggedor pintu kamar mandi. "Sayang!! Buka pintunya!" Adam begitu panik.

Anna membuka pintu dengan lemah, lesu.

"Kenapa? Hah? Kamu kenapa sayang?" bukannya menjawab, Anna langsung memeluk Adam sambil menangis.

"Kaangg!!"

"Kenapa sayang? Kamu kenapa nangis? Hm?" kepala Anna mendongkak.

"Aku dateng bulan." cicitnya lalu kembali menangis.

Adam bernafas lega. Ia kira Anna kenapa.

"Aku kira kamu kenapa." Adam mengelus kepala Anna yang masih pakai hijab itu.

"Bulan ini gagal. Maaf ya kang."

Gagal?

Ah tentang itu..

"Gak papa Sayang. Gak usah sedih ya. Kita bisa coba lagi nanti." Anna mengangguk.

"Akang tolong beliin pembalut aja sekarang."

•••

Setengah tahun sudah umur pernikahan Anna dan Adam. Masih seumur jagung memang, tapi untuk mereka menjalani hari-hari dari enam bulan terakhir itu terasa sangat lama.

Apalagi menunggu dua garis positif dari Anna belum kunjung datang.

"Udah malem, tidur sayang." Anna tengah fokus menatap laptopnya di meja yang Adam siapkan untuk Anna di ruang kerjanya.

"Iya bentar lagi. Akang pergi tidur duluan aja, ya. Jangan tunggu aku." Anna sedikit mendongkak dan kembali fokus.

Adam menghampiri dan mengelus kepala rambut Anna. "Yaudab kalo gitu aku tidur duluan ya." Anna mengangguk. "Jangan begadang."

Kekasih Halal [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now