✿¤-CHAPTER 07-¤✿

1.6K 276 40
                                    

Masih di hari yang sama namun beda waktu. Malam telah tiba dan seluruh murid kini sedang menikmati makan malam mereka dalam keheningan setelah kejadian cukup aneh—bisa di katakan Begitu—terjadi tanpa mendapatkan penjelasan yang lebih rinci.



Pakaian masih sama, yakni seragam di tutupi dengan jubah hitam. Mendiang Hyunsuk telah di pulangkan tepat dua jam setelah kejadian Renjun di panggung gereja. Hingga kini, remaja itu tak lagi terlihat, mungkin memang benar apa yang di katakan Guru Choi, bahwa Renjun sedang di obati dalam ruang kesehatan bersama dokter khusus Sekolah.



Mereka tak ada yang menyangka bahwa kejadian ini akan terjadi, apalagi Mendengar bahwa jasad Hyunsuk di temukan begitu mengenaskan beberapa jam yang lalu, masih belum di ketahui apa alasan atas kematian teman mereka itu, bahkan para Senior juga tak mengetahui apapun, yang padahal para senior adalah murid yang lebih dulu bersekolah di sana.



Mungkin, ada yang sudah tahu, namun mereka merahasiakannya.



“Apakah Renjun sudah makan?”



Yang lain terdiam mendengar gumaman Kim Minjeong, seorang murid yang sekelas dengan Ryujin. “Pasti dia sudah makan, sudahlah, jika para guru dan staff tau kau berbicara saat makan, kau akan di berikan sangsi.” Ryujin menegur Minjeong dengan suara yang pelan bahkan tak menatap Minjeong sedikitpun, membuat gadis tomboy itu mendengus dan memakan makan malamnya dengan pelan.



Selang beberapa menit setelahnya, satu persatu para murid mulai berjalan keluar dari ruang makan, meninggalkan piring dan alat makan begitu saja karena akan ada staff sekolah yang akan membersihkannya, tugas mereka kini kembali ke aula tengah sekolah untuk memberikan doa kepada Hyunsuk, yang tentunya atas perintah Taeyeon.



Sepucuk bunga Higanbana dengan sebatang lilin telah para murid terima dari uluran para Staff, dengan wajah datar masing-masing semuanya masuk ke aula tengah dan berdiri menghadap ke panggung, yang satu persatu guru telah berada di atas panggung, tinggal menunggu Taeyeon saja, maka acaranya akan segera di mulai.



“Kita akan melakukan apa? Aku tak mendengar perkataan Ibu Kim tadi.” tanya Hanji mendekatkan wajah ke arah Jungwon, “Mendoakan Hyunsuk.” jawab remaja Yang itu cepat.



“Aku.. masih tak menyangka bahwa Hyunsuk sudah pergi lebih dulu.”



“Iya, me too.” sahut seseorang dari arah belakang, hembusan nafas yang terasa berat pada tengkuk leher membuat Hanji menoleh ke belakang, menemukan seorang remaja yang kini menutupi wajahnya dengan tudung jubah.



“Siapa?” Hanji bertanya sembari berusaha menjauhkan diri dari sosok aneh itu. “Kim Junkyu, kejuruan bahasa dan Sejarah, teman masa kecilnya Hyunsuk.” jawab remaja itu, yang tanpa Hanji ketahui, Junkyu sedang tersenyum tipis saat menyebut nama Hyunsuk.



“Kau temannya? Tapi Hyunsuk tak pernah membicarakan tentang kau kepada kami.” imbuh Seungmin, di angguki oleh Hanji dan mendapatkan tatapan penasaran dari Jungwon juga Sunoo.



Junkyu terdiam, ia hanya menghela nafas dan menyuruh Mereka untuk terdiam dengan tenang hingga acara selesai, sebab kini Taeyeon sudah tiba dan mengucapkan kata demi kata untuk Hyunsuk, di susul kalimat doa dari masing-masing jiwa dengan kepercayaan masing-masing, meminta keberkahan dan pengampunan serta tempat yang terbaik untuk teman mereka yang kini sudah melangkah sangat jauh hingga tak tertapak.



Tak membutuhkan waktu yang lama mengingat hari semakin larut. Hari yang seharusnya di jalani sebagai hari pertama kegiatan belajar-mengajar terjadi, kini tergantikan dengan duka yang datang secara tiba-tiba.



THE IMPOSTOR || RENJUN HAREMМесто, где живут истории. Откройте их для себя