✿¤-CHAPTER 10-¤✿

1.5K 213 19
                                    

Derap langkah kaki yang saling bertaut ribut ditengah sunyinya ruangan menyebabkan suara larian dari seorang murid lelaki terdengar begitu besar menggema dalam koridor. Sesekali kepalanya menoleh dengan air muka penuh akan ketakutan, seakan memang ia berlari untuk menghindari seseorang yang tengah mengejar dirinya.









Koridor panjang nan luas dengan nuansa hitam merah elegant dengan hiasan barang kuno terlihat begitu antik namun juga berharga sangat tinggi apabila dijual kembali. Namun bukan barang itu yang menjadi titik fokusnya, melainkan pada sebuah objek bayangan berjubah yang terlihat memantul pada tembok, cahaya rembulan yang entah mengapa bersinar terang menembus tebalnya kabut seakan mendukung suasana menyeramkan seseorang yang berusaha berlari menghindari sang pengejar. Hingga sampailah ia dalam dekapan tubuhnya sendiri kala kaki kirinya tanpa sengaja tersandung oleh kaki kanannya sendiri.









Terdengar desisan, melihat pada lengan kanannya yang mengalami luka lecet akibat tergores lancipnya sudut meja yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Kedua kakinya ia tarik, menyeret tubuhnya pada sebuah lemari untuk bersembunyi, menutup mulutnya agar tak mengeluarkan sebuah suara, sepasang manik kembarnya menatap penuh waspada pada objek bayangan yang semakin besar dengan suara langkah kaki yang semakin nyaring terdengar, seiring jarak yang semakin menipis ke arahnya.









“Anybody in here? Excuse me,” kini, suara yang terdengar begitu menyeramkan semakin membunuh keberanian yang sempat datang untuk menyelamatkan diri. Suara yang terdengar rendah dan mengancam, ia tak berani untuk membuka suara, tak berani bertindak apabila ia tertangkap. Matanya terpejam kala melihat sepasang kaki berbalut jubah yang menjuntai pada lantai, berada tepat di depannya.









“Kau tau, aku tak suka membuang waktu—”









“—Yang Jungwon.”









—THË ÏMPÖSTÖR—








“Aku masih tak menyangka bahwa Jungwon memilih jalan ini untuk keluar dari masalahnya, hhh...” Seungmin menatap sendu pada Taeyeon yang sedang memberikan sebuah berita akan kematian salah satu murid Miryang, Yang Jungwon, yang ditemukan tak bernyawa pada salah satu pohon besar yang tak lagi hidup namun masih bertahan tanpa daun. Tergantung dengan seikat tali besar yang menjadi alat tercabutnya jiwa dari raga Jungwon.








Sekitar pukul enam pagi tadi, salah seorang staff sekolah tanpa sengaja menemukan mayat Jungwon saat hendak membersihkan halaman itu. Sontak, staff itu langsung memberikan kabar mengenai penemuan mayat yang setelah di data ternyata adalah Jungwon, pemuda manis bermilik lesung pipi. Tersebarnya berita kematian Jungwon membuat para murid yang mengenalnya terkejut tak percaya, bahkan kini Junkyu dan Sunoo sudah menangis dalam dekapan satu sama lain, sesekali Hanji akan mengelus punggung keduanya.








Berbeda dengan para sahabatnya, Renjun justru terdiam dengan netra yang fokus menghadap ke depan. Bukan pada apa yang Taeyeon sampaikan, melainkan pada sang penyampai berita yang berdiri dengan pakaian serba hitam, lagi, bunga higanbana itu selalu ada pada dada kiri wanita Kim itu.








Fokus menatap Taeyeon dengan tajam, hingga netra Taeyeon bertemu dengan netra rubah miliknya. Renjun tertegun sesaat, bukan karena mereka yang bertemu pandang, melainkan pada senyuman miring dan juga pada manik wanita yang berubah warna dalam waktu cepat, Renjun menangkap dengan jelas bagaimana manik hitam pekat berubah menjadi merah darah dalam waktu kurang dari satu detik.








THE IMPOSTOR || RENJUN HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang