"Sayang," Ayah mertua datang menghampiri Nyonya Lund dengan seorang wanita baya yang mengikutinya dari belakang. Iris kembali menebar senyum manis pada Ayah mertuanya itu. Iris tahu, hubungan Elazein dan Ayahnya sangat-sangat buruk dan selalu berperang dingin saat bertemu. Iris tahu itu, Elazein memang sangat membenci Ayahnya.
Jika tidak mengingat Ibunya yang sangat mencintai sang Ayah, sudah dari lama Elazein akan membunuhnya. Iris tahu rasa begah suaminya pada Ayah mertua, dia pun menyentuh punggung tangan Elazein yang ada di depan perut besarnya. "Ayah mertua, bagaimana kabarmu? Selalu baikkan?" Iris tersenyum manis lagi.
Ayah mertua tidak meninggalkan kesan jelek pada Iris, dia pun membalas senyum menantunya dengan senyum ramah. "Selalu baik, lalu bagaimana kabarmu, menantu? Apa Zein memperlakukanmu dengan baik selama ini?" Ayah mertua melirik sekilas Putranya yang tampak tak acuh, menganggap bahwa Ayah adalah wujud tak kasat mata.
Iris tahu bahwa Ayah mertua juga ingin menyapa Elazein, tapi sikap yang Elazein tunjukan, membuat Ayah mertua mengurungkan niat. "Aku pun baik, Ayah, dan untuk Zein, dia memperlakukanku dengan sangat baik seperti seorang ratu." Iris tertawa, Tuan Lund pun ikut tertawa melihat menantunya tertawa renyah.
Keduanya sangat akrab, Nyonya Lund menyukai pemandangan itu dan mulai berpikir bahwa Elazein menikahi gadis muda seperti Iris adalah keputusan yang tepat. "Bu, tinggallah bersamaku dan Iris. Apa kau tidak muak tinggal dengan seorang penjahat kelamin?" Elazein mengabaikan tatapan bengis Ayahnya juga Iris yang berusaha menghentikan omongan tajamnya.
Wanita baya di belakang Tuan Lund memelotot marah, "Hei anak muda! Jaga ucapanmu pada suamiku!" Elazein menatapnya seperti siap menguliti, begitu tajam mengalahkan ujung runcing anak panah. Dia pun mendengus, mengeraskan rahang dengan sorot yang kian menajam tiada batas.
"Diam, bitch!"
Tuan Lund menyentuh kepalanya yang berdenyut melihat perdebatan Putra dan istri keduanya. Ya, wanita baya yang sejak tadi mengikuti Tuan Lund seperti anak ayam adalah istri kedua, Ibu tiri Elazein. Elazein tak akan pernah menganggap wanita baya itu sebagai Ibu tirinya, dia terlalu tidak ada harganya di mata Elazein. Wanita baya itu, hanya pelacur menjijikkan bagi Elazein.
Dia kira, Eduardo Lund hanya membawa Emerald Jensine Lund yaitu Ibu kandung Elazein, ternyata pria tua itu juga membawa pelacurnya, Portia Sink. Tapi dugaannya semakin pelik saat dua wanita baya lain datang dengan wajah yang memasang raut berbeda-beda, Qistina dan Lysa. Elazein membenci fakta mengenai Ayahnya yang memiliki 4 orang istri, pria bajingan! Dia tak pantas hidup sebenarnya.
"Owh, lihatlah. Para pelacur Tuan Eduardo Lund datang semuanya," Elazein tersenyum miring melihat wajah Ayahnya yang semakin masam sedangkan ketiga wanita baya kecuali Ibunya, memasang wajah pias. Ucapan anak tiri mereka yang satu itu memang sangat menyebalkan dan menguji kesabaran sampai ke tulang.
Iris, wanita yang sejak tadi diam sebagai pengamat kini mengembuskan napasnya pelan. Ayah mertuanya, Eduardo menikahi Emerald karena perjodohan bisnis. Mereka memiliki 3 anak dan Elazein adalah anak kedua. Lalu setahun setelah Elazein lahir, Ayah mertua bertemu dengan cinta pertamanya di masa lalu, di mana hubungan keduanya terpaksa kandas karena Ayah mertua menikahi Ibu mertua.
Hati Ayah mertua masih mudah goyah hanya sedikit saja digoda cinta masa lalunya, Eduardo pun meminta izin pada Emerald untuk menikahi Portia. Emerald setuju? Jelas tidak! Tapi Ayah yang sudah gelap mata, tetap menikahi Portia tanpa peduli persetujuan istri sahnya. Dari pernikahan kedua, Ayah mertua punya 2 orang anak, anak pertamanya, Emma Lund.
Ya, dia bukan sepupu Elazein tapi dunia tahunya, Emma adalah sepupu Elazein agar skandal pernikahan Ayah yang seperti rantai makanan, tidak tercium media atau perusahaannya akan kehilangan banyak keuntungan. Lalu Ayah mertua menikahi Qistina sang sekretaris usai anak bungsunya dengan Portia lahir. Alasan? Benar-benar alasan yang sialan bagi Elazein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjuangan Dia Yang Terlahir Kembali
FantasyIris Clooper di kehidupan pertama, sangat membenci suaminya yang otoriter, impulsif, dan pasif. Bukankah sangat lengkap untuk menjadi kandidat dirinya benci? Apalagi, dia di buat hamil anak pria itu. Iris tidak menyukai kehamilan yang hanya akan me...