57 - Pesona Mematikan

32.8K 2.1K 24
                                    

Di gelarnya acara malam ini, di sambut dengan pertunjukan musik yang memanjakan telinga. Satu persatu Borjuis datang bersama keluarga kecil mereka, di susul Elazein dan keluarga yang datang paling terakhir. Elazein adalah Elazein, wajahnya tetap dingin tanpa senyuman, untung ada Iris dan Everett yang suka sekali berbaur pada sekitar.

Everett duduk terpisah bersama mereka yang juga anak-anak dari para teman Elazein. Mereka sengaja di pisahkan supaya bisa bebas bercengkrama dan tidak mual mendengar pembahasan tentang bisnis. Para istri juga di tempatkan di tempat berbeda, agar ajang pamer tetap berjalan semestinya tanpa di tatap aneh sama suami mereka masing-masing.

Duduk di samping Aeleen, Everett menyengir. "Cie yang punya Ayah baru, cie!" Altalune memutar bola matanya malas, meladeni Everett dan Aeleen hanya akan membuang energinya. Dia hanya diam sembari memotong steak dan memakannya dengan anggun. Everett mendengus, Alta selalu cuek jika dirinya ingin menjahili dan melihat bagaimana kemarahan gadis itu.

"Le, aku tuh mau deh beli barang-barang yang siapa tuh namanya, aku lupa, pokoknya dia jual sesuatu gitu. Katanya bagus! Aku jadi tergiur!" Jika para gadis sudah di satukan, pasti mereka akan sibuk bergosip, berbeda dengan Alta yang asik makan. Sampai pada akhirnya, kedatangan seorang pria yang mungkin lebih tua dari Koa beberapa tahun, tampak berjalan dengan wajah datar dan tatapan dingin.

"Apakah dia Daddy dan Kakak kedua di muka bumi?" Everett menatap sosok jangkung itu tak berkedip, begitu pula dengan para anak Borjuis yang lainnya, terkecuali Alta yang benar-benar tidak peduli pada apa pun di sekitarnya. Mungkin, meski ada bom yang meledak 3 langkah di belakang, Alta akan tetap cuek dan tidak peduli.

"Sepertinya iya, Ev. Dia sangat tampan tapi memiliki aura yang mematikan, aku terpesona, Ev." Everett turut mengangguk, "Le. Apakah kita akan bersaing setelah ini? Bersaing untuk mendapatkannya?"

Tak!

Alta memukul kening Everett dan Aeleen dengan garpunya, "Kalian halu terus! Belum tentu dia melirik kalian," ucapan pedas Alta membuat Everett cemberut dan Aeleen memasang wajah masam. "Lidahmu selalu saja tajam saat bicara, Ta. Haruskah aku minta Paman untuk mengoperasi pita suara mu sekalian saja?"

"Diam lah bawel!"

Everett dan Aeleen frustasi bukan main, mood keduanya langsung anjlok jika Alta telah membuka suara dengan kalimat penuh potongan cabainya itu.

Sementara di bagian pria dan wanita yang telah dipersatukan, mereka duduk sejajar dengan sekutu masing-masing dan di dampingi pasangan masing-masing. Tapi ada yang aneh, Iris menatap wanita yang datang bersama Elzio─Sepupu Elazein─ tapi wanita yang di sisinya, bukanlah Ayyana. Tunggu .... Sekelebat ingatan masa lalu dari kehidupan pertama melintas begitu saja di kepalanya.

Ada skandal yang mengatakan jika Elzio memiliki hubungan rahasia dengan wanita selain Ayyana, apakah itu benar terjadi dan wanita simpanan itu adalah wanita yang saat ini ada di samping Elzio? Iris mengerutkan kening, "Elzio, di manakah Ayyana? Apakah aku kelewatan beberapa berita penting di antara keluarga Jensine?"

Elzio menatap istri dari sepupunya, bahkan semua pasang mata menatap ke arah Iris. Apakah Iris baru keluar dari goa? Begitu pemikiran mereka semua, "Aku sudah bercerai dengannya."

Mata Iris terbelalak kaget, dia ingin buka suara kembali sebelum Elazein menggenggam jemarinya lalu berbisik, "Aku akan jelaskan saat kita sudah di rumah, jangan tanyakan masalah pribadi di tempat seperti ini. Kita sama saja seperti mempermalukan Elzio,"

***

Di dalam kamar, Iris langsung menanyakan kembali mengapa Elzio bisa bercerai dengan Ayyana. Ini memang bukan urusan Iris, tapi ikatan batinnya dengan Exiora seakan memaksa Iris untuk tahu semuanya. Iris membayangkan, betapa sedihnya Ayyana dan Exiora saat Elzio benar-benar ketahuan memiliki simpanan dan lebih memilih simpanannya.

Elazein mengusap bahu istrinya supaya lebih tenang, "Benar, sayang. Elzio dan Ayyana sudah lama bercerai," Iris menatap tidak percaya pada Elazein. "Kenapa aku tidak tahu?!"

"Itu karena mereka bercerai di saat kita sedang menghadapi masalah pelik, kita berdua sama-sama masuk rumah sakit, mana sempat mengurus perceraian orang lain? Aku juga tahu setelah aku kembali bekerja ke perusahaan, Ludwig yang mengatakan semuanya padaku." Elazein tidak berbohong, masalah ricuh antara Elzio dan Ayyana tertutupi masalah pelik Elazein dan Iris yang kala itu koma di rumah sakit.

"Lalu .... Bagaimana kabar Ayyana? Exiora? Mereka pasti sangat terpukul! Aku membenci sepupumu, El! Bahkan tidak sudi aku menyebut namanya!!" Napas Iris memburu, seakan emosi Ayyana di lampiaskan pada dirinya. Iris adalah wanita yang tidak suka di khianati, jika berada di posisi Ayyana, Iris akan langsung mencincang tubuh pelakor itu! Enak saja dia main serobot suami orang!

"Ayyana dan Exiora bahagia dengan pilihan mereka, sayang. Kalau kamu mau bertemu mereka, besok akan aku antar ke tempat Ayyana berada."

Keesokan harinya, Iris benar-benar meminta di antar ke kediaman Ayyana yang ternyata, Ayyana pulang ke rumah orang tuanya. Iris menyapa kedua orang tua Ayyana yang menyambutnya dengan sangat ramah, Iris juga di boyong agar duduk sejenak di ruang keluarga sembari menunggu Ayyana pulang karena Ayyana sedang pergi dengan Adiknya ke pusat perbelanjaan.

"Siapa namamu, Nak? Oh ya, perkenalkan, nama Tante Ariana dan ini suami Tante namanya Arthur." Iris tersenyum, wanita itu menunduk sopan ke arah Arthur, "Salam kenal, Tante dan Om. Perkenalkan, saya Iris J. Lund, teman Ayyana."

"Haha, baiklah. Kamu tidak perlu canggung, Nak. Sebentar lagi Ayyana akan kembali,"

Sekembalinya Ayyana, Ayyana membawa Iris ke kamarnya. Wanita itu menatap Iris, "Iris? Ada apa? Tumben kamu ke sini tanpa mengabari aku? Di mana Elazein?" Ayyana menatap ke belakang, "Tadi suamiku pamit ke proyeknya yang memang ada di sekitar sini. Dan maksud kedatanganku ke sini, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu, Ayyana."

"Beberapa hal? Apa itu?"

Iris menghela napas, dia menyuarakan pertanyaan tentang kenapa Ayyana dan Elzio bercerai, lalu bagaimana nasib Exiora jika orang tuanya bercerai. Ayyana tersenyum sekilas, "Kami memang sudah lama bercerai, Iris. Karena memang keputusan aku sudah bulat untuk berpisah dengannya,"

"Apa karena kehadiran orang ketiga? Ayyana, cerita saja padaku, aku akan selalu mendukungmu." Iris mengusap bahu Ayyana, membuat Ayyana tertawa. "Iris, semua itu sudah sangat lama berlalu, aku sudah mulai biasa saja. Aku tidak peduli pada apa yang terjadi di masa lalu, semua itu hanya akan membangkitkan luka lama, jadi lebih baik, aku melupakan segalanya tentang masa lalu."

Iris tidak memaksa, dirinya akan terkesan hanya penasaran padahal sangat ingin mencakar wajah pelakor itu. Tapi apalah daya jika Ayyana sendiri enggan mengulas tentang masa lalunya.

***

HEYOO! Di bawah adalah nomor bisniskuu! Kalian boleh simpan, karena nanti jika ada promosi tentang PDF, pembaruan bab, atau semacamnya, aku akan publikasikan di sana.

(Sa - 085863302854)

Please don't misuse it! Tapi sangat di anjurkan untuk menambah relasi pertemanan, silahturahmi, yang terpenting, memenuhi kontak di hpku, HAHAHA.

Author yang satu ini memang agak beda dari yang lain, aku menyadarinya kok. Tapi bukankah sangat seru jika beda dari yang lain?

Btw juga, aku lebih bucin di wa bisnis dari pada wa biasa, karena di wa biasa, khusus keluarga dan teman sekolah, mereka agak rempong, huhu

DAH! SEMANGAT SPAM AKU DI WA!! HAHAHAHAHAHA

Perjuangan Dia Yang Terlahir KembaliWhere stories live. Discover now