32 - Jangan Tinggalkan Aku

68.9K 5K 603
                                    

"Siapa kamu?"

Tatapannya yang setajam bilah pedang dengan gurat dingin di wajah dan aura mencekam yang menusuk ke tulang, menggetarkan tubuh Puti Josephine yang kini buru-buru melepas putingnya dari mulut si bayi, lalu merapikan pakaiannya yang sempat dia buka kancingnya. Mata Elazein menghunus ke arah Puti, dirinya belum tahu jika gadis yang lancang menyusui bayinya itu memang bekerja di sini sebagai Ibu susu untuk anaknya.

"PERGI!" Seruan lantang Elazein mengagetkan bayinya hingga menangis juga Emerald yang terburu-buru naik ke lantai atas. Elazein tak mengizinkan seseorang yang sudah lancang itu untuk menggendong bayinya, dia merebut sang anak dari gendongan Puti, menatap Puti seakan siap menguliti hidup-hidup.

Tubuh Puti Josephine semakin bergetar hebat, kakinya sangat lemas, baru kali ini dia di bentak oleh orang semengerikan Elazein. "Zein? Astaga, ada apa ini?!" Emerald menatap terkejut Puti yang sudah menunduk dengan tubuh bergetar, bergantian menatap ke arah Elazein yang tengah menggendong si bayi, Emerald pun langsung paham. "Zein, Puti adalah Ibu susu untuk anak kamu dan Iris. Bayi kamu butuh ASI, Zein."

Rahang pria itu mengeras, "Tapi tidak seperti ini, Bu! Kalian bisa memberikan ASI itu pada anakku dengan botol susu bukan secara langsung! Aku tidak sudi, anakku di susui jalang seperti dirinya."

"Elazein!! Jaga ucapanmu! Puti adalah gadis baik!"

Pria satu anak itu tersenyum miring dengan raut tak bersahabat, "Aku tidak peduli. Yang boleh menyusui anakku hanyalah istriku!"

Emerald memijat pelipisnya yang berdenyut, "Zein. Jangan keras kepala dan hilangkan dulu sifat egoismu itu, anakmu butuh ASI, Zein. Dia masih terlalu kecil untuk mengerti, Puti tidak gratis di sini, Ibu membayarnya untuk menyusui anakmu selama istrimu koma. Setelah itu, Ibu akan memecatnya. Pikirkan masalah anakmu juga, Zein."

Pebisnis yang tak kenal lelah bekerja itu mulai terdiam, memandang wajah bayinya yang sudah kembali terlelap dengan nyenyak. Apa yang Ibunya sampaikan benar, bayinya butuh ASI selama Iris tidak sadarkan di rumah sakit. "Kamu fokus saja pada Iris, bayimu sudah ada Puti yang menjaganya, Ibu dan pengasuh lainnya juga beberapa perawat, pasti menjaga bayimu dengan baik, Zein. Jangan menaruh curiga pada Ibu, Ibu hanya ingin yang terbaik."

Helaan napas terdengar berat, Elazein mengecup lama kening putranya lalu bergantian pipinya. Bayinya memang masih butuh ASI, apalagi Ibunya tengah koma. "Baik, Bu. Kalau begitu, pecat dan usir dia setelah istriku terbangun dari koma. Aku tidak ingin istriku melihatnya dan merasa sedih,"

"Pasti, Zein. Ibu pasti akan memecatnya setelah istrimu bangun,"

Puti Josephine hanya menunduk, dirinya akan di pecat? Lalu dirinya harus mencari pekerjaan ke mana lagi? Hanya di sini dirinya bisa bekerja santai dengan gaji puluhan juta, Puti tidak mau keluarganya di desa hidup kekurangan kalau sampai dirinya di pecat.

***

Alam bawah sadar kembali memengaruhi Iris Clooper, membuat keningnya bercucuran keringat dingin dan detak jantungnya yang semakin cepat bak di kejar oleh kematian. Ketakutan tampak nyata hingga ke daratan dunia fana, Iris memejamkan mata semakin rapat dengan napas yang mulai terengah-engah.

Elazein baru datang, pria itu panik sekaligus ketakutan melihat kondisi istrinya. Dia berteriak memanggil Dokter agar bergegas memeriksa kondisi istrinya, bahkan Elazein menolak menunggu di luar, dia ingin melihat sendiri bagaimana Dokter-dokter yang katanya hebat itu menangani istrinya.

Melalui alam bawah sadar, Iris seperti sedang di tarik ke sana ke mari oleh sesuatu yang tidak bisa matanya tangkap dengan jelas. Tapi yang pasti, selalu ada kalimat-kalimat yang membuat Iris seperti tersihir mendengarnya. "Kamu itu penguasa sebenarnya, jangan takut di kuasai karena semua ini adalah daerah kekuasaanmu. Mereka hanya numpang, kamu bisa dengan mudah menyingkirkan mereka."

"Hidup pertama adalah pengalaman, tidak ada salahnya mencoba pengalaman baru yang penuh dramatis dan sekarang, hidup yang sebenarnya sudah tiba. Jangan jadikan pengalaman lagi, tapi jadikan pilihan mutlak untuk mengawetkan kebahagiaan sampai akhir hayat nanti. Sekarang, apa yang kau takutkan sampai begitu berat untuk membuka mata kembali?"

"Bangunlah, dengan kau yang terus begini, hanya akan memberi ruang lebih untuk kandidat-kandidat pelakor itu merebut suamimu."

"ELAZEIN!"

Mendapati istrinya berteriak dengan mata terbuka sempurna, Elazein langsung memeluknya sembari memencet tombol di dekat brankar Iris guna memanggil para pihak medis datang. "Sayang, jangan khawatir, di sini ada aku."

Matanya yang sendu, menatap ke arah Elazein. "Jangan tinggalkan aku, El."

"Tidak akan pernah!"

Dokter mengatakan jika kondisi Iris sudah jauh lebih baik, meski harus istirahat penuh di rumah sakit ini dalam beberapa Minggu ke depan. Elazein dengan telaten menyuapi istrinya bubur, pengorbanan Iris yang sangat berarti untuk hidupnya dan sang bayi, membuat Elazein sangat meratukan istrinya. Elazein bersumpah, dia tidak akan menyakiti istrinya dengan sikap dinginnya atau apa pun itu.

Elazein juga tidak akan memberi ampun bagi mereka yang berniat menyakiti istrinya, dunianya. Sepintas ingatan tentang bayinya, membuat Iris langsung menatap Elazein. "El, bayi kita .... Di mana bayi kita?"

"Bayi kita baik-baik saja, sayang. Sekarang, kamu harus fokus sembuh dulu baru setelah itu, kita pulang dan berpuas diri bersama dengan anak kita. Tapi untuk sekarang, anak kita tidak boleh di bawa ke luar sembarangan,"

Iris mengerti, dunia bisnis begitu licik dan kejam, Iris juga tidak mau egois dengan tetap memaksa ingin bertemu anaknya. Nyawa anaknya jauh lebih penting, jadi tidak masalah untuknya menahan rindu selama beberapa Minggu ke depan untuk fokus pada penyembuhan di kakinya yang cedera cukup parah karena tertimpa kayu panas. Luka bakar di kakinya juga harus hilang, jangan sampai menyisakan bekas yang hanya Iris anggap kecacatan.

Elazein masih ingat tabiat istrinya sebelum benar-benar berubah, tabiat yang sangat memuja kecantikan dan kesempurnaan bentuk tubuhnya. Maka Elazein sudah memerintahkan asisten Ludwig untuk mencarikan salep yang bisa menghilangkan bekas luka tanpa harus menunggu lama. Dan ya, asisten Ludwig sekarang sedang berusaha keras mencari apa yang Tuannya mau.

***

Puti Josephine melepas putingnya dari bibir mungil anak majikannya, Puti tersenyum. Elazein sudah bangun dari komanya, Puti merasa senang karena dia memiliki kesempatan untuk mendekati Elazein. Jahat kah Puti jika berharap bisa menjadi Nyonya J. Lund dan menyingkirkan posisi Ibu kandung si bayi di hati atau pun di hidup Elazein?

Di usapnya lembut pipi bulat bayi majikannya yang tampak sangat gemuk, Puti mengurus dan menyusui anak majikannya dengan sangat baik. Karena itu juga, Elazein yang awalnya menentang mulai luluh dengan membiarkan bayinya berada di tangan Puti, tentu dengan pengawasan ketat dari orang-orang kepercayaan Elazein.

Dan sejak Elazein terbangun dari koma, Elazein membawa anaknya beserta Puti ke kediaman Vestergaard. Di kediaman tua, akan sangat berbahaya untuk keselamatan bayinya, sebab masih begitu banyak orang-orang yang ingin menjatuhkan dirinya melalui bayinya bersama Iris. Di kediaman ini, kediaman yang tidak kalah megah dengan kediaman tua, membuat Puti betah dan semakin berat untuk pergi jika sewaktu-waktu dirinya di pecat.

"Bayi tampan, aku menginginkan posisi sebagai istri dari Ayahmu dan tentu saja Ibu sambung untukmu. Apa kau akan merestui hubungan kami?"

Bodoh, Puti Josephine yang bodoh malah bicara secara terang-terangan di kamar bayi Iris dan Elazein tanpa tahu jika di setiap sudut, ada telinga yang merekam jelas setiap penggal kalimatnya terucap.

***

Follow + Vote + Spam koment!

Perjuangan Dia Yang Terlahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang