🍁 Chapter 20

42 12 5
                                    

Tidak pernah terjadi serangan mahluk dari gerbang gelap selama hampir lima ratus tahun belakangan. Itu bukan hanya bualan semata. Sejak waktu penyerangan kembali yang mana juga dibuka dengan penyerangan elang hantu dan gagak merah—dua mahluk dari gerbang gelap—tidak pernah sekalipun mahluk-mahluk itu datang lagi.

Kini, untuk pertama kalinya sejak hari itu semua orang melihat sendiri datangnya mahluk-mahluk mengerikan itu. Jika pada waktu penyerangan kembali yang datang menyerang adalah elang hantu dan gagak merah, kini yang datang hanya elang hantu. Ukuran elang hantu itu besar sekali dan berjumlah sangat banyak. Semua penghuni akademi tentu saja tercengang saat mahluk-mahluk itu terbang di atas langit akademi.

“Seumur hidupku, ini pertama kalinya aku melihat elang hantu.”

Changbin tidak dapat menahan diri untuk memberikan komentar itu setelah ia keluar lagi ke halaman setelah memberi kabar pada kepala akademi tentang serangan itu. Di dekatnya, Changmin—yang memang bersama dengannya sejak awal serangan itu—terlihat mendengus. Sedang tangannya sibuk bergerak untuk melempar senjata dari kekuatannya pada elang hantu di atas langit sana. Changbin menyusul memberikan balasan serangan sesaat setelahnya.

“Sejak kapan kau suka bicara omong kosong, Seo? Tidak ada yang pernah melihat mahluk ini sebelumnya karena mereka memang tidak pernah keluar dari gerbang gelap.” Changmin membalas cepat. Tangannya masih tetap bergerak untuk menyerang salah satu elang hantu dan mahluk itu jatuh ke halaman akademi. “Itu terjadi karena sejak penyerangan kembali, axeldian sendiri yang menyegel gerbang gelap dengan kekuatannya. Jika sudah seperti ini, pasti ada yang merusak segel gerbang gelap.”

Walaupun sibuk membalas serangan elang hantu di atas sana, Changbin tetap fokus mendengar semua yang dikatakan kerabatnya itu. “Kau salah, Ji!” Lalu, ia baru menanggapi setelah ia berhasil menjatuhkan dua elang hantu yang berakhir mengantung di beringin dekat taman botani. “Segel yang dibuat axeldian untuk mengunci gerbang gelap sangat kuat dan tidak bisa dirusak atau dihancurkan oleh siapapun sekalipun penyihir hitam.”

“Lalu, apa yang mau kau simpulkan jika ini sudah terjadi?”

“Kekuatan axeldian melemah?”

“Jangan bercanda! Kau sendiri yang menyebut jika segel itu sangat kuat. Bahkan kita semua tahu jika kekuatan Minho tidak sempurna sejak awal tapi segelnya masih baik-baik saja.”

“Apa itu berarti axeldian.... sudah mati?”

“AWAS, SEO!”

Changbin tidak tahu apa yang sudah ia lakukan. Semua terjadi begitu cepat. Ketika satu pemikiran tentang kemungkinan terburuk yang menyebabkan mahluk dari gerbang gelap lepas dan menyerang, Changbin memang langsung terdiam—seakan ia tidak bisa menerima itu dengan baik. Ia menjadi lengah, lupa jika keadaan kini tengah darurat. Lalu, pekikan Changmin tadi terdengar bersama dengan munculnya sebuah gelombang air besar dari depan tempatnya berdiri untuk menghalau sebuah serangan dari satu elang hantu di atas sana. Membuat peri dwenrodian itu segera tersadar.

“Hati-hati, kawan!”

Changbin melempar tatap pada sumber suara. Ada Chris yang berdiri sekitar lima langkah darinya ke arah bangunan laboratorium. Di tangan penyihir aqausera itu ada sebuah tongkat es yang kristal-kristal es yang jatuh dari ujungnya. Dapat peri dwonrodian itu tebak jika gelombang tadi adalah hasil dari kekuatan Chris. Sepertinya penyihir itu memang sudah lebih baik setelah kesakitannya yang luar biasa.

“Ayo cepat! Jangan berdiam!”

Seakan mendengar alarm bahaya, baik Chris maupun Changbin—juga Changmin—kembali fokus untuk membalas serangan elang-elang hantu yang terbang di atas sana. Sudah banyak juga mahluk itu yang jatuh dan memenuhi halaman akademi. Semua penyihir dan peri—baik pelajar maupun pengajar—hadir di situ untuk menghadapi elang hantu ini.








DOMINUS AXELDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang