🍁 Chapter 27

38 9 0
                                    

Minho tidak tahu sudah berapa lama Chris tidak sadarkan diri atau tertidur di dalam salah satu kamar yang ada di rumah nyonya Kang itu. Yang jelas, Juyeon dan Hyunjae sudah cukup lama pulang kembali ke akademi dan matahari terlihat sudah akan berarak untuk terbit. Minho sendiri belum masuk lagi ke kamar itu untuk memeriksa keadaan Chris. Ia masih duduk diam di tempat yang sama saat berbicara dengan Juyeon dan Hyunjae tadi. Ia menghabiskan waktu dengan memikirkan semua yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi nantinya.

Setelah puas dengan semua yang ia pikirkan juga menyadari jika sudah cukup lama ia hanya berdiam di situ, Minho akhirnya menoleh dan melempar tatap pada pintu kamar yang ditempati Chris. Ia lalu menghela napas panjang begitu saja. Sesaat setelahnya, pemilik manik keemasan itu mengalihkan tatapannya dari pintu kamar itu ke arah meja di depannya. Tangannya lalu terulur untuk meraih sebuah apel dari keranjang sebelum beranjak dari duduknya.

Minho mulai melangkah meninggalkan tempat duduknya. Axeldian itu pergi ke pintu kamar tadi. Ia harus memeriksa keadaan Chris sebelum meminta sahabat Hyunjae itu untuk kembali ke akademi. Ia tidak bisa mengulur waktu karena tidak tahu apa yang akan terjadi saat ia masih berleha-leha.

Mengulurkan tangannya untuk meraih knop pintu, Minho menekannya sebelum mendorong pintu untuk terbuka. Hal pertama yang ditangkap maniknya setelah pintu kayu itu terbuka adalah pemadangan Chris yang sudah bangun dan kini duduk di sisi ranjang. Minho tidak tersenyum, tapi perasaannya tidak dapat menyangkal jika ia lega melihat penyihir aquasera itu sudah sadar dan nampak baik-baik saja.

Membuka pintu kamar lebih lebar, Minho dapat melihat bagaimana Chris menatapnya dengan tatapan tak percaya. Tapi, ia tetap melangkah masuk dan mendekati sahabat Hyunjae itu. Axeldian itu baru berhenti ketika ia sudah berdiri di depan Chris. Tatapan Chris masih mengarah padanya, tapi Minho masih belum bersuara. Ia hanya bergerak untuk meletakan buah apel yang sudah dibawanya dari luar tadi ke atas nakas di sisi ranjang. Setelahnya, ia mengambil satu langkah mundur sebelum menumpuhkan seluruh tatapannya pada Chris.

“Bagaimana keadaanmu?” Setelah diam cukup lama, Minho akhirnya membuka suara. Ia mengajukan pertanyaan itu dengan pelan. Sedang Chris masih diam dengan manik yang tak bergerak sama sekali. Manik berwarna abu-abu itu seperti menemukan magnet dalam manik keemasan Minho sehingga tidak bergerak sedikitpun.

Minho yang tahu Chris mungkin tak akan menjawab pertanyaannya hingga beberapa saat ke depan memilih berdehem pelan. Tangan kanannya lalu bergerak untuk mengibas di depan wajah Chris—berusaha mengalihkan perhatian penyihir aquasera itu pada apa yang ia ucapkan.

“Chris?”

Chris mengerjap dua kali. Entah apa yang ada dipikirannya, tapi apa yang keluar dari mulut Minho kali ini sukses membuat pemilik manik abu-abu itu beranjak dari duduknya. Tatapan Chris masih belum berpindah.

“Aku...” Itu adala kata pertama yang terujar dari mulut Chris. “Apa aku sudah mati?”

Lalu, saat pertanyaan itu didengar Minho, axeldian itu tidak dapat menahan diri untuk mendelik kecil padanya. Apa-apaan pertanyaan itu? Susah payah Minho menyelamatkannya bahkan sampai harus menunjukan pada Juyeon bahwa ia masih hidup, gampang sekali penyihir di depannya itu mempertanyakan apa ia masih hidup atau tidak. Minho rasanya ingin sekali memukul kepala Chris.

“Ya, kau sudah mati jika aku tidak datang semalam.”

Menjawab malas, Minho berbalik begitu saja. Kakinya melangkah ke arah jendela, membiarkan Chris dengan apa saja yang ia pikirkan sendirian. Malas sekali meladeni pertanyaan bodoh semacam itu.

“Apa?”

Minho mendengus, lantas menoleh dan kembali melempar tatapnya pada Chris. “Kau masih hidup, Christopher. Memangnya jawaban macam apa lagi yang ingin kau dengar?” Ucap Minho begitu saja.

DOMINUS AXELDIANWhere stories live. Discover now